Thursday 29 November 2012

Menyerah Kepada KehendakNya

Tidaklah salah untuk meyakini sesuatu pasti akan tercapai atau terkabul, asal saja keyakinan tersebut berasal dari “kehendak-Nya”. Segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya, pasti mendatangkan kemuliaan Tuhan. Untuk menemukan kehendak Allah seseorang harus memahami prinsip-prinsip kebenaran Injil, sehingga mengerti kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. Berbicara mengenai iman, sering orang mendasarkan pandangannya pada Ibrani 11:1 yang berbunyi: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sesuatu yang termuat di ayat ini sering diisi dengan bermacam-macam isian. Sesuatu itu bisa diartikan sebagai kesembuhan, jalan keluar dari problem ekonomi, sukses dalam karir atau studi, jodoh dan lain sebagainya. Pada hal yang dimaksud dengan sesuatu tersebut adalah “kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri”. Jadi kalau seseorang memiliki iman yang benar, maka ia akan menujukan pikiran-Nya kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya. Obyek iman adalah sesuatu yang rohani, yaitu Tuhan sendiri, bukan pemenuhan kebutuhan jasmani. Iman yang sejati adalah iman yang bertumpu pada keyakinan bahwa semua yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan dan dialami atau yang Tuhan kerjakan adalah yang terbaik. Jadi seorang yang memiliki iman sejati tidak akan bersungut-sungut dalam segala keadaan, dan tidak memaksakan kehendaknya kepada Tuhan. Ia akan tetap mempercayai pribadi Allah, walaupun keadaannya tidak memuaskan hatinya. Ia tetap mempercayai Tuhan sekalipun doanya tidak dikabulkan Tuhan.

Iman yang sejati ditunjukkan Tuhan Yesus melalui pergumulan-Nya di taman Getsemani dengan pengakuan: Bukan kehendak-Ku yang jadi tetapi kehendak -Mu lah yang jadi (Mat. 26:39-44). Di sini Tuhan Yesus menunjukkan ketaatan-Nya sebagai seorang Anak. Tuhan Yesus dapat memuaskan hati Bapa oleh kataatan-Nya tersebut. Itulah sebabnya dikatakan, bahwa Ia yang akan membawa iman kita kepada kesempurnaan. Kehidupan seperti inilah yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita agar iman kita menuju kesempurnaan (Ibr. 12:1-3). Hendaknya, beriman kepada Tuhan tidaklah berdasarkan atas apa yang telah Allah kerjakan menurut selera atau kesukaan kita, tetapi menyerah total kepada apapun yang Tuhan kehendaki harus kita lakukan. Percaya kepada pribadi Allah berarti percaya kepada apa yang diajarkan Alkitab mengenai Dia. Oleh karenanya ajaran yang diterima orang percaya haruslah Injil yang benar bukan Injil yang lain, haruslah Yesus yang benar bukan Yesus yang lain (2 Kor. 11:2-3).

Beriman kepada Tuhan berarti menyerah total kepada apapun yang Tuhan kehendaki harus kita lakukan.

No comments:

Post a Comment