Thursday 8 November 2012

Ketika Harus Memilih

Jarang orang sungguh-sungguh menyadari betapa hebat kekuatan atau kuasa sebuah pilihan (the power of choice). Ketika Adam dan Hawa memilih makan buah yang dilarang di tengah taman Eden, mereka membinasakan dirinya dan seluruh anak cucunya. Suatu dampak yang pahit dari sebuah pilihan yang keliru. Ketika Kain mengambil keputusan untuk membunuh Habel, ia membunuh seperempat penduduk dunia (Kej. 4:1-12). Dilihat dari prosentasi suatu jumlah yang sangat besar, lebih besar dari jumlah korban perang dunia. Hal tersebut juga mengakibatkan Kain menjadi seorang yang terkutuk. Sebaliknya betapa beruntungnya ketika Nuh memilih untuk mentaati Tuhan untuk membuat bahtera, Abraham keluar dari Urkasdim walau ia harus mempertaruhkan masa depannya. Kekuatan sebuah pilihan menentukan masa depan dan kehidupan masing-masing individu. Nasib bukan di tangan siapa-siapa tetapi di tangan manusia itu sendiri. Dalam hal ini kehidupan menjadi luar biasa. Tetapi kalau manusia dipahami sebagai hidup di bawah penentuan takdir, maka hidup menjadi fatalistis, tidak menarik dan tanpa tantangan. Justru yang membuat hidup menjadi indah adalah kebebasan manusia menentukan nasibnya. Tentu kebebasan disini bukan kebebasan tanpa batas, sebab setiap kita pasti sudah dikurung dalam suatu sangkar tertentu. Misalnya anda seorang pria Manado lahir dari sebuah keluarga di kota Tomohon. Itu adalah sangkar yang tidak bisa dihindari. Tetapi apakah ia akhirnya menjadi orang Manado yang terberkati atau terkutuk? Tergantung diri sendiri.

Tuhan dalam integritas-Nya yang tidak berubah mengawal hukum-Nya dengan kokoh dan tidak bergeser. Kekuatan pilihan akan berakibat baik menyangkut seluruh keberadaan anda di muka bumi ini atau di kekekalan. Anda menjadi orang yang membebani atau orang yang memberkati orang lain tergantung pilihan anda sendiri. Salah satu penyesatan yang sangat kuat berdampak adalah ketika seseorang menunda untuk mengambil keputusan atau berpikir bahwa seluruh keberadaannya sudah ditentukan oleh takdir. Sebuah contoh kekuatan sebuah pilihan adalah kehidupan banyak tokoh-tokoh Alkitab, seperti Abraham, Yusuf, Musa, Daud, Daniel, Sadrach, Mesach, Abednego, Yeremia, murid-murid Tuhan Yesus, Paulus, Timotius dan banyak tokoh lain yang hikayat hidupnya bisa dibaca di dalam Alkitab. Mereka adalah orang-orang yang telah memilih keputusan yang tepat sehingga mereka termasuk orang-orang yang sukses dalam kehidupan. Kalau pada waktu itu mereka salah mengambil keputusan, maka hikayat hidup mereka tidak pernah terukir dengan tinta emas yang menjadi suri-teladan bagi banyak orang.

Kekuatan pilihan akan berakibat baik menyangkut seluruh keberadaan kita di muka bumi ini atau di kekekalan.

No comments:

Post a Comment