Tuesday 13 November 2012

Huntara

Penduduk Yerusalem bisa menjadi gambaran kehidupan orang Kristen hari ini yang tidak mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteranya. Dari kemasan luarnya adalah umat pilihan (seperti bangsa Israel), tetapi cara berpikirnya seperti anak-anak dunia yang bukan umat pilihan. Bagi anak-anak dunia yang perlu untuk damai sejahtera mereka adalah dunia ini dengan segala kesenangannya. Itulah sebabnya pikiran mereka tertuju kepada perkara-perkara dunia. Tetapi anak-anak Tuhan haruslah sangat berbeda. Anak-anak Tuhan harus menganggap dunia adalah huntara (hunian sementara), bukan huntap (hunian tetap). Istilah ini sebenarnya diambil dari peristiwa korban gunung Merapi. Mereka yang menjadi korban erupsi gunung Merapi di tempatkan pemerintah di huntara sebab sekitar gunung Merapi tidak lagi dapat menjadi tempat yang aman untuk dihuni atau tidak bisa menjadi huntap. Sumbatan yang menutupi mulut gunung Merapi sudah terkoyak ketika erupsi, sementara gunung itu masih aktif sampai sekarang. Ini seperti keadaan dunia ini, sejak meterai dibuka oleh Anak Domba Allah (Why. 6-8), maka tidak ada lagi yang bisa menghalangi terjadinya berbagai pergerakan-pergerakan yang akan semakin mengubah sejarah dunia ini (Luk. 10:34).

Sebelum Tuhan Yesus datang, kerajaan dunia dikuasai dan dimiliki oleh iblis (Lusifer yang jatuh). Kedatangan Tuhan Yesus untuk mengakhiri sejarah Lusifer yang jatuh dan dunia ini. Dunia akan dibawa kepada keadaan yang terus bergolak sebelum jaman baru (Mat. 24:8), akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Dalam teks aslinya kata “permulaan penderitaan menjelang zaman baru” terjemahan dari “arkhe odinon” (ἀρχὴὠδίνων). Hal ini menunjuk penderitaan sebelum seorang ibu melahirkan anak (Ing. the pain of childbirth). Tidak akan ada jaman baru sebelum ada goncangan-goncangan. Kedatangan

Tuhan Yesus melegalisir atau mensahkan adanya goncangan tersebut. Betapa konyolnya kalau seorang Kristen berpikir bahwa kedatangan-Nya ke dunia untuk memberi damai sejahtera di bumi menurut cara anak-anak dunia (Luk. 12:49-56). Bumi akan terus digoncang dengan berbagai goncangan yang membuat bumi tidak lagi menjadi hunian yang aman. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak Tuhan mengerti bahwa maksud kedatangan Tuhan Yesus semata-mata hanya untuk mempersiapkan mereka masuk Kerajaan-Nya. Jika seseorang tidak mau mengerti hal ini, berarti menolak keselamatan yang disediakan Tuhan. Hal ini sama seperti istri Lot yang menolak untuk memiliki langkah-langkah penyelamatan sesuai dengan kehendak-Nya.

Bumi ini hanya hunian sementara untuk mempersiapkan hunian tetap kita di kekekalan.

No comments:

Post a Comment