Sunday 11 November 2012

Ia Tidak Pernah Membuang

Menyoroti Yohanes 9:37-39, terdapat dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, kalimat “dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang”. Kata membuang di sini dalam teks aslinya adalah “ekballo” yang dapat diterjemahkan to eject (menyemburkan, mengusir); cast out (membuang). Dalam Alkitab terjemahan lama diterjemahkan, “sekali-kali tiada Aku akan menolak dia”. Teks ini berarti bahwa Tuhan tidak akan menolak orang yang datang kepada-Nya. Kalimat ini harus dilihat dari subyek atau sudut Tuhan, bahwa Tuhan tidak akan membuang atau menolak orang yang datang kepada-Nya. Kalimat kedua adalah “supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang”. Kata hilang dalam teks ini adalah “apollumi” yang artinya destroy (menghancurkan) atau lose (hilang). Kalimat ini juga harus dilihat dari subyek atau sudut Tuhan, bahwa Tuhan tidak akan membuat terhilang atau membinasakan orang yang datang kepada-Nya. Jika dua kalimat diatas dilihat dari sudut manusia, maka kesan yang ditimbulkan bisa berbeda. Dari pihak Tuhan, pasti Tuhan tidak akan membuang, menolak atau membinasakan orang yang datang kepada-Nya, tetapi kalau manusianya sendiri tidak mau datang dan “tetap tinggal” di dalam Tuhan, maka Tuhan pun tidak bisa memaksa (Luk. 22:28; 2 Yoh. 1:9). Dalam Lukas 22:28 Tuhan Yesus menunjukkan bahwa tidak semua setia sampai akhir. Kalimat “tetap tinggal” dalam teks aslinya adalah “diameno” (διαμένω) yang artinya to stay constantly (tetap tinggal terus menerus). Tuhan Yesus berkata: Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (Mat. 24:13). Kata “bertahan” dalam teks aslinya “hupomeinas” yang artinya abide, endure (tetap menetap dan bertahan). Hal ini menunjukkan kesetiaan.

Di kitab Wahyu berulang-ulang Firman Tuhan menganjurkan agar orang percaya setia sampai mati (Why. 2:10; 17:14). Kalau orang tidak setia, maka Tuhan tidak bisa menyelamatkannya. Dalam hal ini Tuhan tidak memaksa seseorang untuk setia. Memaksa seseorang untuk setia berarti Tuhan tidak menciptakan kesetiaan yang sejati. Kesetiaan harus berangkat dari individu. Memaksa bukanlah tindakan Tuhan atau bukan hakekat Tuhan (Mat. 11;28-29; Yoh. 1:12). Di dalam Matius 11:28-29, Tuhan Yesus mendeklarasikan diri sebagai lemah lembut. Tidak sulit untuk mengartikan kelemah lembutan, yaitu pribadi yang tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Bapa menghendaki semua yang diberikan kepada Tuhan Yesus tidak ada yang hilang, tetapi Tuhan sudah memberi kehendak untuk memilih bebas. Pilihan bebas manusia membawa masing-masing kepada hasil akhir keputusannya, selamat atau binasa (2 Ptr. 3:9).

Tuhan tidak pernah membuang seseorang tetapi Tuhan juga tidak memaksa seseorang untuk setia.

No comments:

Post a Comment