Sunday 25 November 2012

Yang Penting Sumbernya

Berkenaan dengan penggunaan lidah yang perlu ditegaskan dan dipersoalkan bukan hanya sumbu tetapi minyak dan sumber apinya. Kalau hati diisi dengan kebenaran Firman yang murni, maka lidah akan memainkan apa yang ada di dalam hati tersebut. Oleh sebab itu hendaknya kita tidak berpikir secara sempit, seakan-akan dengan lidah bisa dikendalikan atau diatur, maka berarti itu suatu nilai yang tinggi. Yang diatur dan dikendalikan sesungguhnya bukan lidah itu sendiri tetapi hati yang harus dikuduskan oleh Firman Tuhan. Oleh sebab itu kecerobohan bukan terletak pada mengatur lidah atau managemen lidah, tetapi managemen hatinya. Dalam Yakobus 3:4 kemudi yang kecil bisa mengarahkan kapal yang besar. Betapa hebat peran kemudi yang kecil tersebut. Kalau seorang pengajar mengajarkan sesuatu yang tidak berasal dari Allah tetapi dari api neraka, maka hal itu akan mengarahkan sejumlah besar orang ke arah yang salah. Hal ini sejajar dengan api kecil bisa membakar sebuah hutan yang luas (Yak. 3:5). Pengajaran yang salah yang diucapkan oleh lidah yang kecil bisa merusak suatu wilayah yang luas. Dalam Yakobus 3:7-8, tertulis: “Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan”.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa tidak ada orang yang bisa menjinakkan lidah. Dalam hal ini membutuhkan intervensi Tuhan melalui kebenaran Firman yang menguduskan hati (Yoh. 17:17). Dengan demikian jelaslah bahwa kalau hanya bisa mengelola lidah secara umum, orang yang berbakat diplomatis bisa melakukannya. Dengan demikian jelaslah bahwa mengendalikan lidah ini berbicara mengenai membersihkan hati dan pikiran. Selanjutnya dalam Yakobus 3:12-18, Yakobus meneruskan pembahasan mengenai lidah dengan menghubungkan dengan sikap hati. Sikap hati disini menyangkut kebijaksanaan, kelemah lembutan, perasaan iri hati, mementingkan diri sendiri, kesombongan, dusta dengan melawan kebenaran. Semua itu berbicara mengenai kualitas inner man atau manusia batiniah. Ada hikmat dari atas tetapi juga yang datang dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Dalam hal ini jelaslah bahwa Tuhan menghendaki kita mengisi pikiran dengan kebenaran agar tidak memberi kesempatan iblis mengendalikan hidup ini terutama lidah kita. Pikiran adalah sumbernya. Kalau pikiran diisi dengan berbagai filosofi yang tidak berasal dari kebenaran Firman berarti lidah dikendalikan oleh api neraka.

Pikiran yang diisi oleh kebenaran yang murni akan dapat menguasai lidah.

No comments:

Post a Comment