Berapa nilai waktu seseorang tergantung dari apa yang dilakukan dengan
atau di dalam waktu tersebut. Satu menit waktu kita sebenarnya nilainya
tidak terhingga, sebab waktu itu berjalan dan tidak penah bisa kembali.
Kalau isi kegiatan di dalam waktu tersebut untuk sesuatu yang bernilai
kekal dari Allah, maka waktu menjadi berharga, tetapi kalau diisi
kegiatan yang tidak menghasilkan kekayaan kekal, maka waktu menjadi
tidak berharga sama sekali. Jadi, berapa nilai waktu seseorang
tergantung dari masing-masing individu. Mengapa Tuhan mengatakan agar
kita menggunakan waktu yang ada? Sebab hari-hari ini adalah jahat (Ef.
5:16). Kata waktu di sini adalah “kairos” (καιρός). Kata ini juga dapat
diterjemahkan sebagai opportunity yang menunjuk pada suatu momentum atau
suatu kesempatan. Mahalnya waktu hidup kita adalah adanya kesempatan
yang Allah sediakan bagi kita untuk melakukan suatu tindakan guna
mengenal Allah Bapa dan kehendak-Nya. Setiap kesempatan memiliki nilai
sendiri yang tidak bisa terulang. Pada kenyataannya banyak hal yang
dianggap lebih berharga sehingga mengorbankan kesempatan untuk menemukan
Tuhan. Seperti misalnya, duduk-duduk di depan layar kaca berjam-jam,
jalan ke mall tanpa tujuan, ngobrol dengan teman yang tidak memberi
pengaruh yang baik di cafe dan lain sebagainya. Betapa berartinya kalau
waktu itu digunakan untuk mendengar Firman Tuhan, membaca buku atau
majalah rohani yang baik, berdoa, bersekutu dengan orang-orang yang
takut akan Allah akan memberi pengaruh rohani yang baik, datang ke
pendalaman Alkitab dan lain sebagainya.
Ingatkah saudara, (khusus bagi yang pernah belajar rajin), betapa mahal waktu yang tersedia untuk belajar guna mencapai suatu nilai yang baik di sekolah. Anak-anak lain bisa bermain-main dengan cerianya, tetapi ada anak-anak yang masuk kamarnya untuk menekuni pelajaran-pelajaran sekolah. Ketika hari kenaikan sekolah, nampaklah wajah ceria anak yang mendapat predikat yang baik dalam prestasi belajarnya, sedangkan yang tidak belajar, menangis tersedu-sedu karena tidak naik kelas. Ini sama dengan yang digambarkan Tuhan Yesus di Lukas 16:19-31, seorang kaya yang setiap hari hidup dalam kemewahaan, pesta pora dan orang yang sibuk dengan berbagai urusan tetapi tidak kaya di hadapan Tuhan (Luk. 12:16-21). Pada akhirnya mereka terbuang ke dalam kesengsaraan yang hanya dapat digambarkan sebagai ratap tangis dan kertak gigi. Penyesalan seperti ini sudah tidak ada artinya, sebab tidak dapat mengubah keadaan. Kalau penyesalan dialami ketika seseorang masih hidup, maka pasti ada langkah-langkah untuk memperbaiki diri.
Berapa nilai waktu seseorang tergantung dari apa yang dilakukan dengan atau di dalam waktu tersebut.
Ingatkah saudara, (khusus bagi yang pernah belajar rajin), betapa mahal waktu yang tersedia untuk belajar guna mencapai suatu nilai yang baik di sekolah. Anak-anak lain bisa bermain-main dengan cerianya, tetapi ada anak-anak yang masuk kamarnya untuk menekuni pelajaran-pelajaran sekolah. Ketika hari kenaikan sekolah, nampaklah wajah ceria anak yang mendapat predikat yang baik dalam prestasi belajarnya, sedangkan yang tidak belajar, menangis tersedu-sedu karena tidak naik kelas. Ini sama dengan yang digambarkan Tuhan Yesus di Lukas 16:19-31, seorang kaya yang setiap hari hidup dalam kemewahaan, pesta pora dan orang yang sibuk dengan berbagai urusan tetapi tidak kaya di hadapan Tuhan (Luk. 12:16-21). Pada akhirnya mereka terbuang ke dalam kesengsaraan yang hanya dapat digambarkan sebagai ratap tangis dan kertak gigi. Penyesalan seperti ini sudah tidak ada artinya, sebab tidak dapat mengubah keadaan. Kalau penyesalan dialami ketika seseorang masih hidup, maka pasti ada langkah-langkah untuk memperbaiki diri.
Berapa nilai waktu seseorang tergantung dari apa yang dilakukan dengan atau di dalam waktu tersebut.
No comments:
Post a Comment