Dewasa ini semakin banyak pembicara-pembicara yang berbicara dalam
orientasi mengenai mengelola batin. Hal ini sejajar dengan usaha
pengembangan kepribadian, aktualisasi diri dan lain sebagainya. Ini
menunjukkan adanya kesadaran terhadap manusia batiniah yang harus
digarap dengan serius. Tentu saja kalau mereka melakukannya dengan baik
akan membuat mereka menjadi pribadi-pribadi yang bermoral baik, santun
dan mulia di mata masyarakat. Apakah ini berarti sama dengan pembaharuan
manusia batiniah seperti yang dimaksud oleh Paulus dalam 2 Korintus
4:16? Sebenarnya agak mirip atau nyaris, tetapi tetap berbeda. Pembaruan
manusia batiniah dalam Kekristenan mengarah atau menunjuk untuk selalu
berkeadaan seperti Tuhan Yesus. Untuk mengalami pembaharuan manusia
batiniah harus ada perjuangan yang tidak ringan. Paulus menyatakan bahwa
penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kita kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
penderitaan tersebut (2 Kor. 4:17). Kata penderitaan dalam teks aslinya
adalah thlipseos (θλίψεως), yang juga berarti suatu keadaan yang sulit
(Difficult circumstances). Sayang sekali, banyak orang menghindari
keadaan sulit ini. Mereka hanya mau senang-senang dalam hidup ini tanpa
melihat keadaannya di hari esok.
Hal ini sama dengan orang yang sembrono dalam mengelola kesehatan fisik jasmaninya, suatu saat ia harus menuai apa yang telah ditaburnya. Ia harus mengidap kanker, kakinya harus diamputasi karena luka tak tersembuhkan dan diabetes, sungguh suatu ketragisan. Lebih tragis lagi kalau seseorang dibuang dari hadirat Allah selamanya. Oleh sebab itu mulai sekarang harus ada usaha yang serius untuk dapat terhindar dari hal tragis tersebut. Sebagaimana orang tidak memikirkan akibat perbuatannya berkenaan dengan kesehatan tubuh di waktu mendatang demikian pula dengan banyak orang hari ini yang tidak memperdulikan keadaan kekalnya. Ingat! iblis paling bisa menyembunyikan kenyataan kekekalan di balik kubur. Sehingga banyak orang tidak memperdulikan manusia batiniahnya. Mereka mengumbar segala keinginan tanpa memperdulikan keinginan atau kehedak Tuhan yang harus dipahami dan dituruti. Kesenangan-kesenangan sesaat menggantikan kemuliaan kekal. Seperti Esau yang menukar hak kesulungannya. Seharusnya Esau berjuang untuk tidak tergiur dengan kesenangan sesaat yang membuat ia kehilangan hak kesulungan yang begitu mahal. Demikian pula kita, kita harus berjuang untuk memadamkan segala keinginan yang tidak menyukakan hati Allah. Kita bisa hidup tanpa kesenangan-kesenangan tersebut.
Pembaruan manusia batiniah dalam Kekristenan mengarah untuk selalu berkeadaan seperti Tuhan Yesus.
Hal ini sama dengan orang yang sembrono dalam mengelola kesehatan fisik jasmaninya, suatu saat ia harus menuai apa yang telah ditaburnya. Ia harus mengidap kanker, kakinya harus diamputasi karena luka tak tersembuhkan dan diabetes, sungguh suatu ketragisan. Lebih tragis lagi kalau seseorang dibuang dari hadirat Allah selamanya. Oleh sebab itu mulai sekarang harus ada usaha yang serius untuk dapat terhindar dari hal tragis tersebut. Sebagaimana orang tidak memikirkan akibat perbuatannya berkenaan dengan kesehatan tubuh di waktu mendatang demikian pula dengan banyak orang hari ini yang tidak memperdulikan keadaan kekalnya. Ingat! iblis paling bisa menyembunyikan kenyataan kekekalan di balik kubur. Sehingga banyak orang tidak memperdulikan manusia batiniahnya. Mereka mengumbar segala keinginan tanpa memperdulikan keinginan atau kehedak Tuhan yang harus dipahami dan dituruti. Kesenangan-kesenangan sesaat menggantikan kemuliaan kekal. Seperti Esau yang menukar hak kesulungannya. Seharusnya Esau berjuang untuk tidak tergiur dengan kesenangan sesaat yang membuat ia kehilangan hak kesulungan yang begitu mahal. Demikian pula kita, kita harus berjuang untuk memadamkan segala keinginan yang tidak menyukakan hati Allah. Kita bisa hidup tanpa kesenangan-kesenangan tersebut.
Pembaruan manusia batiniah dalam Kekristenan mengarah untuk selalu berkeadaan seperti Tuhan Yesus.
No comments:
Post a Comment