Malangnya, banyak orang merasa sudah menemukan Tuhan pada hal ia baru
menemukan sebuah agama atau kepercayaan. Mereka juga tidak berani
menginvestasikan hidupnya secara memadai untuk menemukan Tuhan ini.
Firman Tuhan jelas mengatakan: “Carilah Tuhan selama Ia berkenan di
temui (Yes. 55:6). Kata cari dalam teks aslinya adalah “darash’ (שׁרדּ),
selain artinya to seek (mencari) juga berarti to resort (mengunjungi)
dan menanyakan (enquire) (frequent; sering). Kata ditemui dalam teks
aslinya adalah “matsa” (אָצָמ) yang juga berarti dicapai (attain to).
Kata matsa mengesankan jelas bahwa untuk menemukan Tuhan atau mencapai
Tuhan bukan sesuatu yang dapat atau bisa terjadi secara otomatis. Harus
ada usaha keras untuk mencari, mengunjungi dan menanyakan. Banyak orang
yang sebenarnya tidak atau belum mencari Tuhan. Mereka hanya menemukan
agama Kristen dengan segala kegiatan lahiriahnya, tetapi tidak atau
belum menemukan Tuhan. Untuk hal lain banyak orang mengerahkan seluruh
potensi hidupnya, tetapi untuk Tuhan, dianggap sebagai tambahan dan
Tuhan dicari ala kadarnya. Kalau itu sesuatu seperti uang, bisa
diketahui berapa jumlah yang berhasil dicapainya, tetapi kalau Tuhan
tidak dapat dihitung. Karena sifatnya pribadi sehingga hal ini tidak
mudah dijelaskan, tetapi salah satu indikator bahwa seseorang
sungguh-sungguh telah menemukan Tuhan di lihat dari dua ukuran, yang
pertama karakter orang tersebut dan kedua kecintaan serta pembelaannya
untuk Tuhan.
Karakter yang baik dibuktikan dengan kehidupannya yang tidak melukai siapapun, kecintaan dan pembelaannya bagi Tuhan tanpa batas. Faktanya banyak orang untuk keinginan dan cita-citanya ia bela tanpa batas, tetapi terhadap Tuhan tidak demikian. Itulah sebabnya tiada henti diserukan agar seluruh waktu hidup kita selain untuk memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua, sebagai anak dan lain sebagainya, kita harus mencurahkannya untuk mencari Tuhan. Sudah saatnya kita menjadi “kalap” untuk satu hal ini, sebab inilah harta yang terpenting. Harta yang akan kita nikmati disaat kita hidup dalam kekekalan di langit yang baru dan bumi yang baru. Dalam hal ini seorang pemberita kebenaran menjadi sangat dibutuhkan. Pemberita kebenaran adalah seorang yang mengajarkan prinsip-prinsip utama dan penting mengenai hakekat Allah sesuai dengan Alkitab. Tentu untuk ini seorang pemberita kebenaran harus memahami bagaimana membedah atau meng “eksegesis” Alkitab. Sayangnya dunia hari ini semakin langka orang yang benar-benar menyampaikan kebenaran, sehingga dengan demikian langka pula orang untuk benar-benar menemukan Tuhan.
Karakter yang baik dibuktikan dengan kehidupannya yang tidak melukai siapapun, kecintaan dan pembelaannya bagi Tuhan tanpa batas.
Karakter yang baik dibuktikan dengan kehidupannya yang tidak melukai siapapun, kecintaan dan pembelaannya bagi Tuhan tanpa batas. Faktanya banyak orang untuk keinginan dan cita-citanya ia bela tanpa batas, tetapi terhadap Tuhan tidak demikian. Itulah sebabnya tiada henti diserukan agar seluruh waktu hidup kita selain untuk memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua, sebagai anak dan lain sebagainya, kita harus mencurahkannya untuk mencari Tuhan. Sudah saatnya kita menjadi “kalap” untuk satu hal ini, sebab inilah harta yang terpenting. Harta yang akan kita nikmati disaat kita hidup dalam kekekalan di langit yang baru dan bumi yang baru. Dalam hal ini seorang pemberita kebenaran menjadi sangat dibutuhkan. Pemberita kebenaran adalah seorang yang mengajarkan prinsip-prinsip utama dan penting mengenai hakekat Allah sesuai dengan Alkitab. Tentu untuk ini seorang pemberita kebenaran harus memahami bagaimana membedah atau meng “eksegesis” Alkitab. Sayangnya dunia hari ini semakin langka orang yang benar-benar menyampaikan kebenaran, sehingga dengan demikian langka pula orang untuk benar-benar menemukan Tuhan.
Karakter yang baik dibuktikan dengan kehidupannya yang tidak melukai siapapun, kecintaan dan pembelaannya bagi Tuhan tanpa batas.
No comments:
Post a Comment