Bagaimana kita dapat membunuh hasrat atau keinginan yang tidak sesuai
dengan kehendak Allah? Ada beberapa langkah untuk dapat masuk wilayah
tersebut. Harus disadari bahwa segala keinginan manusia akan berakhir
sia-sia. Apapun yang diingini suatu hari akan berakhir dan lenyap tiada
bekas, karena kebinasaan. Sebab keinginan manusia pada umumnya pasti
menggeser keinginan untuk melakukan kehendak Tuhan. Hal ini membuat
manusia menjadi tuhan bagi diri sendiri, bila kuat juga menjadi tuhan
bagi sesamanya. Mereka tidak menyadari hal ini, sebab mereka berpikir
bahwa memiliki keinginan adalah suatu kewajaran hidup. Bagi umat
Perjanjian Lama, mereka dihalalkan memiliki keinginan dari diri sendiri
dan memohon Tuhan meridhoinya, tetapi bagi umat Perjanjian Baru
sangatlah berbeda. Sebab bagi umat Perjanjian Baru, mereka dipanggil
untuk memuliakan Tuhan dalam dan melalui segala hal (1 Kor. 10:31). Ini
berarti hidup untuk kepentingan Tuhan sepenuhnya. Hidup untuk
kepentingan Tuhan berarti memiliki kepekaan untuk mengerti segala
sesuatu yang Tuhan inginkan dalam hidupnya untuk dilakukan. Hal ini
tidak hanya ditandai dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Oleh sebab
itu jangan berpikir kalau seseorang melakukan kegiatan gereja berarti
hidup untuk kepentingan-Nya. Dalam hal ini terjadi banyak penipuan.
Orang tertipu oleh dirinya dan menipu orang lain. Hidup untuk kepentingan Tuhan berangkat dari kepekaan seseorang memahami kehendak Tuhan dalam hidupnya secara pribadi. Sungguh, suatu hal yang sulit dideteksi, apakah seseorang melakukan sesuatu hal bagi Tuhan atau bagi dirinya sendiri. Hanya orang yang dengan murni dan jujur membunuh hasrat atau keinginannya sendiri yang dapat melayani Tuhan dengan benar. Membunuh keinginan sendiri berarti tidak mengarahkan segala sesuatu yang dilakukan bagi dirinya sendiri. Baginya, segala kepentingan adalah kepentingan Tuhan, yang penting perasaan Tuhan dipuaskan. Inilah orang-orang yang sudah mendapat perhentian atau kelegaan (anapauso; ἀναπαύσω) yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus bagi orang yang datang kepada-Nya (Mat. 11:28-29). Sebenarnya inilah yang dicari dan dirindukan oleh umat suatu agama besar, bahwa mereka merindukan suatu level keheningan dimana semua keinginan melebur masuk dalam ketiadaan. Hanya bedanya dengan kita adalah, kita meleburkan semua keinginan kepada satu kehendak yaitu kehendak Allah. Keheningan yang kita miliki bukanlah keheningan di dalam rumah biara atau gua sepi di tengah hutan, tetapi di tengah-tengah hiruk-pikuk manusia. Dan kesederhaan kita bukanlah ditandai pada keadaan secara jasmani, tetapi di dalam batin.
Hanya orang yang dengan murni dan jujur membunuh hasrat atau keinginannya sendiri yang dapat melayani Tuhan dengan benar.
Orang tertipu oleh dirinya dan menipu orang lain. Hidup untuk kepentingan Tuhan berangkat dari kepekaan seseorang memahami kehendak Tuhan dalam hidupnya secara pribadi. Sungguh, suatu hal yang sulit dideteksi, apakah seseorang melakukan sesuatu hal bagi Tuhan atau bagi dirinya sendiri. Hanya orang yang dengan murni dan jujur membunuh hasrat atau keinginannya sendiri yang dapat melayani Tuhan dengan benar. Membunuh keinginan sendiri berarti tidak mengarahkan segala sesuatu yang dilakukan bagi dirinya sendiri. Baginya, segala kepentingan adalah kepentingan Tuhan, yang penting perasaan Tuhan dipuaskan. Inilah orang-orang yang sudah mendapat perhentian atau kelegaan (anapauso; ἀναπαύσω) yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus bagi orang yang datang kepada-Nya (Mat. 11:28-29). Sebenarnya inilah yang dicari dan dirindukan oleh umat suatu agama besar, bahwa mereka merindukan suatu level keheningan dimana semua keinginan melebur masuk dalam ketiadaan. Hanya bedanya dengan kita adalah, kita meleburkan semua keinginan kepada satu kehendak yaitu kehendak Allah. Keheningan yang kita miliki bukanlah keheningan di dalam rumah biara atau gua sepi di tengah hutan, tetapi di tengah-tengah hiruk-pikuk manusia. Dan kesederhaan kita bukanlah ditandai pada keadaan secara jasmani, tetapi di dalam batin.
Hanya orang yang dengan murni dan jujur membunuh hasrat atau keinginannya sendiri yang dapat melayani Tuhan dengan benar.
No comments:
Post a Comment