Ketika seseorang berusaha mencapai standart hidup seperti manusia lain,
ia sedang memburu kemuliaan untuk dirinya sendiri bukan kebaikan yang
Tuhan sediakan. Tetapi ketika ia mencari kehendak Allah maka ia akan
menemukan kebaikan Tuhan yang tiada tara. Ia menyukakan hati Tuhan,
sebab ia menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Orang seperti ini
hidupnya akan berdampak bagi orang lain. Membuat orang lain tidak
jatuh dalam dosa atau mengusahakan orang tidak tersandung oleh
perbuatannya. Segala sesuatu yang dilakukan membuat orang mengenal Tuhan
yang benar dan didewasakan. Biasanya ciri-ciri orang seperti ini adalah
tidak membanggakan kuasa Tuhan atas prestasi yang dicapainya, sebab
baginya yang penting adalah kepentingan Tuhan dikedepankan. Dengan
mengerti hal ini, kita menyadari betapa berharganya hidup ini. Betapa
mahal kesempatan untuk dibentuk atau didandani oleh Allah Bapa menjadi
anak-anak kesukaan-Nya. Jika menyadari keberhargaan kesempatan ini, maka
orang berani bertaruh berapapun dan apapun demi terselenggaranya
pembentukan Allah tersebut.
Pada kenyataannya tidak banyak orang yang melewati tahap-tahap tertentu sampai bisa memancarkan pribadi anak Allah dalam hidupnya. Bila bisa memancarkan pribadi anak Allah dalam hidupnya seseorang akan sangat efektif menjadi saksi Tuhan di manapun mereka berada. Inilah maksud pengutusan Tuhan, bahwa kita menjadi saksi-Nya. Orang-orang yang mau menjadi saksi ini tidak akan menyayangkan nyawanya, artinya ia tidak menggantungkan suasana jiwa atau hatinya dari fasilitas dunia ini. Orang yang menggantungkan suasana jiwanya pada dunia ini berarti masih terikat dengan percintaan dunia. Pada dasarnya orang yang masih dalam percintaan dunia adalah orang-orang yang tidak setia (Yak. 4:4). Mereka tidak akan pernah mengerti bagaimana melayani Tuhan, sebab pelayanan tidak dimulai dari kemampuannya melakukan kegiatan gereja, tetapi hati yang tidak dalam percintaan dengan dunia. Hidup yang dipersembahkan sepenuhnya bagi kemuliaan nama-Nya. Bagaimana kita tahu bahwa segenap hidup telah diserahkan kepada Tuhan. Apakah dengan menjadi pendeta yang fulltimer? Tentu tidak. Dengan cara menjadikan Tuhan dan Kerajaan-Nya sebagai satu-satunya kesenangan dan tujuan. Kalau seseorang menggantungkan suasana jiwanya pada fasilitas dunia ini, maka berarti ia belum menyerahkan segenap hidupnya bagi Tuhan. Orang yang masih melandaskan kebahagiaan hatinya pada fasilitas dunia pasti mengingini dunia. Dan orang yang mengingini dunia berarti menyembah iblis. Sebagai umat pilihan, orang percaya dituntut untuk tidak mengingini dunia sama sekali.
Orang yang masih dalam percintaan dunia adalah orang-orang yang tidak setia.
Pada kenyataannya tidak banyak orang yang melewati tahap-tahap tertentu sampai bisa memancarkan pribadi anak Allah dalam hidupnya. Bila bisa memancarkan pribadi anak Allah dalam hidupnya seseorang akan sangat efektif menjadi saksi Tuhan di manapun mereka berada. Inilah maksud pengutusan Tuhan, bahwa kita menjadi saksi-Nya. Orang-orang yang mau menjadi saksi ini tidak akan menyayangkan nyawanya, artinya ia tidak menggantungkan suasana jiwa atau hatinya dari fasilitas dunia ini. Orang yang menggantungkan suasana jiwanya pada dunia ini berarti masih terikat dengan percintaan dunia. Pada dasarnya orang yang masih dalam percintaan dunia adalah orang-orang yang tidak setia (Yak. 4:4). Mereka tidak akan pernah mengerti bagaimana melayani Tuhan, sebab pelayanan tidak dimulai dari kemampuannya melakukan kegiatan gereja, tetapi hati yang tidak dalam percintaan dengan dunia. Hidup yang dipersembahkan sepenuhnya bagi kemuliaan nama-Nya. Bagaimana kita tahu bahwa segenap hidup telah diserahkan kepada Tuhan. Apakah dengan menjadi pendeta yang fulltimer? Tentu tidak. Dengan cara menjadikan Tuhan dan Kerajaan-Nya sebagai satu-satunya kesenangan dan tujuan. Kalau seseorang menggantungkan suasana jiwanya pada fasilitas dunia ini, maka berarti ia belum menyerahkan segenap hidupnya bagi Tuhan. Orang yang masih melandaskan kebahagiaan hatinya pada fasilitas dunia pasti mengingini dunia. Dan orang yang mengingini dunia berarti menyembah iblis. Sebagai umat pilihan, orang percaya dituntut untuk tidak mengingini dunia sama sekali.
Orang yang masih dalam percintaan dunia adalah orang-orang yang tidak setia.
No comments:
Post a Comment