Tuesday 2 October 2012

Menjadi Berkat

Ibadah dan pelayanan bagi Tuhan bukan hanya kegiatan di lingkungan gereja, tetapi ketika seseorang menggunakan semua potensi dalam hidupnya, baik potensi jasmani maupun rohani, bagi Tuhan itulah ibadah yang sejati (Rm. 12:1). Ibadah yang sejati atau pelayanan harus diwujudkan dalam bentuk tindakan yang tidak melukai siapa pun setiap harinya serta harus menjadi berkat. Menjadi berkat artinya melalui hidup kita, orang di sekitar kita diselamatkan. Keselamatan itu meliputi dua hal, pertama, bagi orang yang bukan umat pilihan (tidak mendengar Injil atau mendengar Injil yang salah) mereka bisa diperkenankan masuk dunia yang akan datang. Kedua, bagi mereka yang menjadi umat pilihan (yang mendengar Injil), dikembalikan pada rancangan semula. Ini berarti mereka tergiring menjadi anggota keluarga Allah dengan proses penyempurnaan menjadi seperti Tuhan Yesus. Sikap hidup orang yang menjadi berkat yang disaksikan oleh mereka yang bukan umat pilihan, membuat mereka tidak memusuhi Tuhan Yesus dan bisa berbuat kebaikan kepada orang lain atau mengasihi sesama sehingga mereka bisa diperkenan masuk dunia yang akan datang. Di pihak lain, bagi umat pilihan, bisa membuat mereka menemukan teladan dan didewasakan atau disempurnakan.

Dalam hidup orang yang menjadi berkat, persembahannya bagi Tuhan bukanlah hanya uang yang dimasukkan ke dalam amplop atau persepuluhan, tetapi segenap hidup yang dipersembahkan bagi Tuhan dengan kesadaran bahwa segenap hidup kita adalah milik Tuhan. Tidak ada yang boleh dilakukan tanpa tendensi bagi kepentingan Kerajaan-Nya. Tentu saja orang-orang seperti ini akan memperjuangkan kepentingan pekerjaan Tuhan dengan sekuat tenaga, bukan remah-remah dari milik Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Bagi orang-orang seperti ini, mereka tidak pernah mengenal “memberi sumbangan” bagi pekerjaan Tuhan. Baginya pekerjaan Tuhan adalah seluruh hidupnya. Kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang dipersembahkan sepenuhnya bagi Tuhan tanpa batas. Untuk menjadikan perjalanan hidup setiap hari sebagai liturgi, seseorang harus memiliki keberanian untuk menjadi berbeda dengan cara hidup manusia lain. Dan ini merupakan proses panjang dan pergumulan yang tidak mudah. Banyak orang Kristen tidak pernah mencapai level ini, sebab hidupnya diisi dengan banyak hal yang tidak menggiringnya kepada kedewasaan rohani. Untuk ini harus ada perubahan mind set yang signifikan. Agar mind setnya bisa diubah ia harus tekun mengisi pikirannya dengan kebenaran Firman Tuhan, sebab semua bersumber pada pikiran atau pengertiannya terhadap hidup.

Ibadah yang sejati harus diwujudkan dalam bentuk tindakan yang tidak melukai siapa pun setiap hari serta harus menjadi berkat.

No comments:

Post a Comment