Apakah seseorang mau menjadi musuh Allah atau menjadi anak Allah
tergantung masing-masing individu? Keselamatan adalah usaha Tuhan
mengembalikan manusia kepada rancangan semula-Nya. Ini sama dengan
rencana Tuhan mengubah anak manusia menjadi anak anak Allah (Yoh. 1:13).
Bagi umat pilihan, keselamatan telah disediakan, tetapi apakah
seseorang berniat selamat atau tidak tergantung masing-masing individu.
Seseorang yang tidak pernah berniat menjadi anak Allah tidak akan pernah
menjadi anak Allah. Kalau dalam hal ini Allah intervensi mutlak, maka
manusia tidak perlu bertanggung jawab atas kehidupannya, sebab Allah
yang menentukan segala sesuatu. Tetapi ternyata Allah Bapa memberikan
kebebasan kepada masing-masing individu untuk mengambil sikap, keputusan
dan pilihannya sendiri. Berkenaan dengan hal ini, istilah umat pilihan
harus dipahami dengan benar. Kalau bangsa Israel disebut sebagai umat
pilihan, bukan berarti mereka semua menjadi orang-orang yang pasti akan
mewarisi berkat Abraham. Kenyataannya, banyak mereka yang terkutuk dan
tidak menjadi umat yang keberkatan (1Kor. 10:1-13). Tuhan tidak sengaja
membinasakan sebagian umat pilihan di padang gurun, tetapi kehendak
bebas yang memberikan pilihan bebas kepada mereka lah yang menentukan
keadaan mereka sendiri. Hal ini paralel dengan kehidupan umat Perjanjian
Baru. Itulah sebabnya dikatakan dalam 1 Korintus 10:11, semuanya ini
telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi
peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah
tiba.
Orang percaya harus melewati pencobaan-pencobaan untuk membuktikan bahwa mereka memilih untuk menjadi anak-anak Allah. Kalau Firman Tuhan menunjukkan bahwa tidak ada pencobaan yang melebihi kekuatan manusia, itu berarti Allah tidak mengerjakan semua di dalam diri-Nya. Manusia yang harus mengerjakan keselamatannya atas anugerah yang telah diberikan (1Kor. 10:13). Bagi orang yang tidak mendengar Injil, ada kemungkinan untuk masuk dunia yang akan datang kalau mereka berbuat baik, sebab semua dosa telah Tuhan Yesus pikul di kayu salib. Bagi orang yang mendengar Injil, mereka memiliki kemungkinan untuk menjadi sempurna seperti Bapa, suatu kesempatan menjadi anggota keluarga Kerajaan. Untuk penentuan ini tergantung Allah (Mat. 20:23). Ada yang memang tidak pernah menjadi anggota keluarga Allah, tetapi memiliki kemungkinan masuk dunia yang akan datang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan. Tetapi ada yang memiliki kemungkinan sampai kepada Bapa (Yoh. 14:6), yaitu menjadi anggota keluarga Kerajaan yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Allah memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk mengambil sikap, keputusan dan pilihannya, apakah mau menjadi umat pilihan atau tidak.
Orang percaya harus melewati pencobaan-pencobaan untuk membuktikan bahwa mereka memilih untuk menjadi anak-anak Allah. Kalau Firman Tuhan menunjukkan bahwa tidak ada pencobaan yang melebihi kekuatan manusia, itu berarti Allah tidak mengerjakan semua di dalam diri-Nya. Manusia yang harus mengerjakan keselamatannya atas anugerah yang telah diberikan (1Kor. 10:13). Bagi orang yang tidak mendengar Injil, ada kemungkinan untuk masuk dunia yang akan datang kalau mereka berbuat baik, sebab semua dosa telah Tuhan Yesus pikul di kayu salib. Bagi orang yang mendengar Injil, mereka memiliki kemungkinan untuk menjadi sempurna seperti Bapa, suatu kesempatan menjadi anggota keluarga Kerajaan. Untuk penentuan ini tergantung Allah (Mat. 20:23). Ada yang memang tidak pernah menjadi anggota keluarga Allah, tetapi memiliki kemungkinan masuk dunia yang akan datang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan. Tetapi ada yang memiliki kemungkinan sampai kepada Bapa (Yoh. 14:6), yaitu menjadi anggota keluarga Kerajaan yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Allah memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk mengambil sikap, keputusan dan pilihannya, apakah mau menjadi umat pilihan atau tidak.
No comments:
Post a Comment