Kalau orang Kristen hari ini memandang langkah percaya seakan-akan
sesuatu yang mudah, itu karena tidak mengerti latar belakang dunia
kekristenan pada waktu itu; yaitu pada waktu Alkitab Perjanjian Baru
ditulis (Tahun 40-90). Kalau Alkitab juga mengisyaratkan seakan-akan
percaya itu mudah dilakukan dan pembacanya sudah menjadi orang percaya
yang benar, karena penulis Alkitab menganggap bahwa pembacanya sudah
memahami percaya dalam konteks jaman waktu itu, bukan konteks jaman
sekarang. Penerima kitab maupun surat pada waktu itu hidup dalam percaya
yang benar. Untuk mengaku percaya kepada Tuhan Yesus hari ini betapa
mudahnya. Tanpa risiko dan bisa tanpa konsekuensi. Tentu ini percaya
yang salah yang dimiliki oleh sebagian besar orang Kristen hari ini.
Ironisnya justru percaya yang salah yang sering dipromosikan dengan
iming-iming akan mendapat berkat berkelimpahan. Tentu berkat yang
diharapkan adalah berkat jasmani.
Berbeda pada jaman Alkitab ditulis. Untuk menjadi orang percaya pada waktu itu seseorang harus menyerahkan segenap hidupnya tanpa batas bagi Tuhan. Ia harus siap kehilangan hak kewargaan negara, kehilangan kenyamanan hidup, kehilangan keluarga bahkan nyawa mereka. Percaya kepada Tuhan Yesus berarti masuk perjuangan yang sangat berat. Mereka harus menghadapi kuasa dunia yaitu pemerintahan Roma yang tidak menghendaki warganya memiliki dan menantikan seorang raja atau penguasa lain selain kaisar. Mereka juga harus menghadapi kekuatan agama Yahudi yang sangat bengis menindas mereka. Karena mereka dianggap sebagai menghujat Allah karena mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Menurut agama Yahudi Allah tidak memiliki anak dan melarang keras menjadikan atau menganggap manusia sejajar dengan Allah. Itulah sebabnya mereka menghambat atau menganiaya orang Kristen dengan maksud bahwa mereka membela Allah dan akan mendapat pahala. Betapa sengsara untuk menjadi orang percaya pada waktu itu. Isi percaya kepada Tuhan Yesus tetap sama, yaitu kerelaan kehilangan segala sesuatu demi percayanya kepada Tuhan Yesus. Dalam hal ini untuk percaya, seseorang harus berani barter. Tidak mungkin percaya seseorang kepada Tuhan Yesus tidak ada yang dikorbankan. Korbannya adalah seluruh kehidupan ini dipersembahkan bagi Tuhan. Dengan demikian jelaslah bahwa percaya kepada Tuhan memiliki harga. Harganya adalah seluruh kehidupan ini. Seseorang yang mau percaya tetapi tidak berani mengorbankan segenap hidup berarti tidak percaya kepada Tuhan. Orang percaya harus memiliki pengorbanan seperti Tuhan Yesus, jika tidak berarti bukan pengikut-Nya.
Percaya kepada Tuhan Yesus memiliki harga yang sangat mahal yaitu seluruh kehidupan kita.
Berbeda pada jaman Alkitab ditulis. Untuk menjadi orang percaya pada waktu itu seseorang harus menyerahkan segenap hidupnya tanpa batas bagi Tuhan. Ia harus siap kehilangan hak kewargaan negara, kehilangan kenyamanan hidup, kehilangan keluarga bahkan nyawa mereka. Percaya kepada Tuhan Yesus berarti masuk perjuangan yang sangat berat. Mereka harus menghadapi kuasa dunia yaitu pemerintahan Roma yang tidak menghendaki warganya memiliki dan menantikan seorang raja atau penguasa lain selain kaisar. Mereka juga harus menghadapi kekuatan agama Yahudi yang sangat bengis menindas mereka. Karena mereka dianggap sebagai menghujat Allah karena mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Menurut agama Yahudi Allah tidak memiliki anak dan melarang keras menjadikan atau menganggap manusia sejajar dengan Allah. Itulah sebabnya mereka menghambat atau menganiaya orang Kristen dengan maksud bahwa mereka membela Allah dan akan mendapat pahala. Betapa sengsara untuk menjadi orang percaya pada waktu itu. Isi percaya kepada Tuhan Yesus tetap sama, yaitu kerelaan kehilangan segala sesuatu demi percayanya kepada Tuhan Yesus. Dalam hal ini untuk percaya, seseorang harus berani barter. Tidak mungkin percaya seseorang kepada Tuhan Yesus tidak ada yang dikorbankan. Korbannya adalah seluruh kehidupan ini dipersembahkan bagi Tuhan. Dengan demikian jelaslah bahwa percaya kepada Tuhan memiliki harga. Harganya adalah seluruh kehidupan ini. Seseorang yang mau percaya tetapi tidak berani mengorbankan segenap hidup berarti tidak percaya kepada Tuhan. Orang percaya harus memiliki pengorbanan seperti Tuhan Yesus, jika tidak berarti bukan pengikut-Nya.
Percaya kepada Tuhan Yesus memiliki harga yang sangat mahal yaitu seluruh kehidupan kita.
No comments:
Post a Comment