Menjadi orang percaya berarti menjadi manusia yang benar-benar
eksklusif. Bagaimanapun akhirnya, eksklusifitasnya akan sangat mencolok,
sehingga membuat pembedaan antara orang yang masuk proses keselamatan
dan mereka yang tidak masuk dalam proses keselamatan; antara anak-anak
dunia dan anak anak Allah. Perbedaan itu seharusnya sudah mulai nampak
sejak seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus (1 Ptr. 2:9). Jika
tidak ada perbedaan yang mencolok, berarti percayanya belum benar. Hal
ini disebabkan karena tidak mengerti apa artinya percaya kepada Tuhan
Yesus. Percaya kepada Tuhan Yesus berarti hidup seperti Dia pernah hidup
(1 Yoh. 2:6). Hal ini tergambar nyata sekali pada jaman kekristenan
baru muncul. Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, pasti akan
memposisikan diri di tempat yang berseberangan dengan dunia pada
jamannya. Kondisi ini membuat orang Kristen dimusuhi oleh dunia
sekitarnya. Sayang sekali, kekristenan sekarang ini dikemas oleh para
theolog Kristen sebagai kepercayaan atau aliran agama yang tidak
berbahaya bagi siapapun. Sebenarnya ini sebuah langkah mundur.
Kekristenan dikompromikan atau sebuah langkah komformisme (penyesuaian)
dengan pola pikir dunia. Kekristenan memang tidak membahayakan secara
fisik, sebab orang percaya tidak akan pernah diijinkan menjadi teroris
yang mendatangkan bencana bagi sesama. Orang percaya dipanggil untuk
mengasihi orang-orang yang memusuhi dan menyakitinya. Orang percaya
dipanggil untuk tunduk kepada pemerintah dan menjadi berkat bagi
lingkungannya, artinya mendatangkan keuntungan bagi sesamanya.
Kekristenan yang orisinil akan merenggut seseorang dari filosofi dan cara berpikir manusia di sekitarnya. Orang percaya diajar untuk hidup sederhana, hidup dalam kebenaran moral Tuhan Yesus dan rela mengorbankan apapun demi Injil kerajaan Allah, mengharapkan kedatangan Tuhan dimana Kerajaan-Nya akan dinyatakan secara fisik di langit baru dan bumi baru serta menghayati bahwa dunia ini bukan rumahnya. Filosofi (kebenaran) ini mengubah total warna kehidupan orang yang mengaku Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Berarti orang percaya tidak boleh hidup dengan filosofi nenek moyang dan filosofi dunia sekitarnya. Orang percaya harus tegas mengambil keputusan dalam mengikut Tuhan Yesus, dengan berusaha hidup seperti Tuhan Yesus Hidup. Kristen artinya menjadi seperti Kristus. Jika tidak berani hidup seperti Tuhan Yesus hidup, berarti hidup dalam kemunafikan atau kepura-puraan menjadi Kristen. Di sini kekristenan menjadi membahayakan bagi ketidakbenaran.
Kekristenan yang orisinil akan merenggut seseorang dari filosofi dan cara berpikir manusia di sekitarnya.
Kekristenan yang orisinil akan merenggut seseorang dari filosofi dan cara berpikir manusia di sekitarnya. Orang percaya diajar untuk hidup sederhana, hidup dalam kebenaran moral Tuhan Yesus dan rela mengorbankan apapun demi Injil kerajaan Allah, mengharapkan kedatangan Tuhan dimana Kerajaan-Nya akan dinyatakan secara fisik di langit baru dan bumi baru serta menghayati bahwa dunia ini bukan rumahnya. Filosofi (kebenaran) ini mengubah total warna kehidupan orang yang mengaku Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Berarti orang percaya tidak boleh hidup dengan filosofi nenek moyang dan filosofi dunia sekitarnya. Orang percaya harus tegas mengambil keputusan dalam mengikut Tuhan Yesus, dengan berusaha hidup seperti Tuhan Yesus Hidup. Kristen artinya menjadi seperti Kristus. Jika tidak berani hidup seperti Tuhan Yesus hidup, berarti hidup dalam kemunafikan atau kepura-puraan menjadi Kristen. Di sini kekristenan menjadi membahayakan bagi ketidakbenaran.
Kekristenan yang orisinil akan merenggut seseorang dari filosofi dan cara berpikir manusia di sekitarnya.
No comments:
Post a Comment