Menemukan Tuhan, mengenal Tuhan dengan benar dan diakui-Nya sebagai
anak-Nya adalah Anugerah yang tiada tara dan tak terucapkan. Luar biasa,
sangat berharga dan mahal. Seorang yang berdialog dengan Tuhan akan
merasakan “sentuhan” pribadi-Nya. Dialog ini adalah perjumpaan dua
pribadi. Ini sebuah perjumpaan riil bukan fantasi. Pribadi yang Agung
dan Maha Hadir harus dirasakan secara khusus dan istimewa dalam
kehidupan secara pribadi dan konkrit. Dialog tersebut akan membuat
keterikatan dua pribadi. Sehingga suatu hari nanti kalau menutup mata ia
menyadari bahwa dirinya tidak sesat, sebab ia mengenal sosok atau
pribadi Allah yang benar. Kalau seseorang melakukan dialog dengan sosok
yang lain (berhubung salah pengenalannya akan Allah), maka ia tidak akan
bertemu dengan Allah yang benar. Karena tidak mengenal Allah dengan
benar maka ia pun juga pasti tidak dikenal oleh Allah. Ia berinteraksi
dengan allah palsu di dalam pikirannya. Dialog dengan Allah yang benar
bukan hanya dengan percakapan doa tetapi dalam seluruh kegiatan dan
tindakan. Sama seperti kenyataan yang dapat diamati, betapa sulit untuk
menemukan pasangan hidup hanya melalui “chating” di internet. Besar
kemungkinan akan salah pilih.
Demikian pula hubungan kita dengan Tuhan. Harus ada usaha atau pergumulan untuk memiliki perjumpaan langsung dengan Tuhan, berinteraksi langsung. Pergumulan ini sama dengan usaha untuk menjadikan Tuhan riil dalam kehidupan secara pribadi. Bila hal ini benar-benar terwujud dalam kehidupan, maka seseorang baru lah dapat dikatakan mengenal Allah dengan benar. Pengenalan ini buah dari pertemuan dua pribadi secara terus menerus setiap hari. Banyak orang yang merasa sudah mengenal Allah pada hal belum. Mereka yang duduk di bangku Sekolah Tinggi theologia biasanya sudah merasa mengenal Allah dengan bermodalkan theologia yang mereka serap melalui pendidikan dan bacaan literal. Pada hal pengenalan akan Allah harus merupakan pengalaman hidup riil yang melibatkan seluruh kehidupan ini, bukan sekedar aktivitas pikiran atau secara kognitif. Tidak sedikit pula orang-orang Kristen yang baik yang sudah lama menjadi orang Kristen, melakukan kegiatan agama Kristennya dengan baik, merasa sudah mengenal Tuhan, tetapi sebenarnya belum mengenal dengan benar. Mereka merasa sudah memiliki theologia, pada hal sebenarnya belum bersentuhan dengan Allah secara pribadi, sering ia hanya bersentuhan dengan pikirannya sendiri. Tetapi kalau ia memiliki theologia yang benar ditambah dengan sentuhan langsung dengan Tuhan, maka ia akan mengenal Allah dengan benar.
Pengenalan akan Allah harus merupakan pengalaman hidup riil yang melibatkan seluruh kehidupan ini, bukan sekedar aktivitas pikiran atau secara kognitif.
Demikian pula hubungan kita dengan Tuhan. Harus ada usaha atau pergumulan untuk memiliki perjumpaan langsung dengan Tuhan, berinteraksi langsung. Pergumulan ini sama dengan usaha untuk menjadikan Tuhan riil dalam kehidupan secara pribadi. Bila hal ini benar-benar terwujud dalam kehidupan, maka seseorang baru lah dapat dikatakan mengenal Allah dengan benar. Pengenalan ini buah dari pertemuan dua pribadi secara terus menerus setiap hari. Banyak orang yang merasa sudah mengenal Allah pada hal belum. Mereka yang duduk di bangku Sekolah Tinggi theologia biasanya sudah merasa mengenal Allah dengan bermodalkan theologia yang mereka serap melalui pendidikan dan bacaan literal. Pada hal pengenalan akan Allah harus merupakan pengalaman hidup riil yang melibatkan seluruh kehidupan ini, bukan sekedar aktivitas pikiran atau secara kognitif. Tidak sedikit pula orang-orang Kristen yang baik yang sudah lama menjadi orang Kristen, melakukan kegiatan agama Kristennya dengan baik, merasa sudah mengenal Tuhan, tetapi sebenarnya belum mengenal dengan benar. Mereka merasa sudah memiliki theologia, pada hal sebenarnya belum bersentuhan dengan Allah secara pribadi, sering ia hanya bersentuhan dengan pikirannya sendiri. Tetapi kalau ia memiliki theologia yang benar ditambah dengan sentuhan langsung dengan Tuhan, maka ia akan mengenal Allah dengan benar.
Pengenalan akan Allah harus merupakan pengalaman hidup riil yang melibatkan seluruh kehidupan ini, bukan sekedar aktivitas pikiran atau secara kognitif.
No comments:
Post a Comment