Sunday 9 September 2012

Serius Pada Fokus

Untuk bertumbuh dalam sikap batiniah yang baik seseorang harus serius fokus. Hal ini tidak merusak kinerja dalam berbagai kegiatan kehidupan seperti studi, berkarir, mencari nafkah atau bisnis, mengurus rumah tangga dan lain sebagainya. Justru melalui berbagai kegiatan tersebut seseorang berlatih untuk memiliki sikap batiniah yang baik di mata Tuhan. Tanpa bertemu dengan manusia lain dan menghadapi berbagai persoalan hidup seseorang tidak akan mengerti bagaimana mengelola sikap batin yang baik. Malahan kondisi yang sulit dalam kehidupan membuat manusia batiniah seseorang terbentuk dengan baik (2 Kor. 4:16-18; 1Ptr. 3:1-4). Kegiatan hidup bukanlah sekedar kegiatan saja (biasanya untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat materi atau duniawi), tetapi kegiatan hidup adalah sekolah menggarap sikap batiniah yang baik di mata Allah. Melalui kegiatan hidup tersebut kita belajar mengasihi sesama manusia (siapapun) dengan tulus, jujur dalam segala hal, rendah hati yang murni, mengupayakan keselamatan orang lain, menopang yang lemah tanpa pamrih, mengenakan kelemah lembutan, tidak serakah dan egois, tidak mencari pujian dan sanjungan, mengontrol emosi, merasa puas dengan apa yang ada, hidup dalam kesederhanaan dan lain sebagainya.

Sikap batiniah yang dimaksud di sini adalah sikap batiniah yang berstandar Kristus atau sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-7). Dalam teks aslinya, pikiran dan perasaan Kristus ini adalah phroneo (φρονέω). Kata ini searti dengan sikap batiniah. Oleh sebab itu harus disadari sepenuhnya bahwa kalau kita datang kepada Tuhan Yesus atau menjadi orang Kristen, ada agenda penting yang harus dimengerti. Agenda itu adalah belajar dari Tuhan Yesus sikap batiniahnya (Mat. 11:28-29). Fokus hidup kita harus ditujukan sepenuhnya kepada hal ini. Inilah yang dimaksud dengan mengumpulkan harta di Sorga. Setiap hari berlimpah mutiara kekayaan kebenaran yang Tuhan sediakan dan Tuhan hendak ajarkan kepada kita. Tetapi oleh karena tidak serius fokus pada hal ini, maka kekayaan tersebut berlalu sia-sia. Ini sebenarnya yang dimaksud dengan menyia-nyiakan keselamatan (Ibr. 2:3). Jangan merasa tidak menyianyiakan keselamatan hanya karena anda bergereja. Ingat, tidak semua orang yang ada di restoran berarti makan. Menyia-nyiakan keselamatan berarti menolak untuk berubah menjadi seperti yang Allah Bapa kehendaki, sebab keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya yang semula. Sayang sekali, banyak hal yang telah menyita perhatian kita, sehingga melalui hal ini iblis dapat kesempatan mencuri dan membinasakan.

Malahan kondisi yang sulit dalam kehidupan membuat manusia batiniah seseorang terbentuk dengan baik.

No comments:

Post a Comment