Wednesday 26 September 2012

Be On Alert

Kalimat “berjaga-jaga”, bukanlah kalimat yang asing dalam kehidupan orang percaya, karena kalimat ini kadang-kadang diucapkan di mimbar atau kita baca dalam Alkitab maupun tulisan-tulisan lain. Bagi yang dari kecil sudah menjadi Kristen, sejak masih di bangku sekolah Minggu, kalimat ini sudah didengar berulang-ulang. Masalahnya mengertikah kita apa yang dimaksud dengan berjaga-jaga itu? Dan apakah kita sedang ada di dalamnya? Dalam beberapa kesempatan Tuhan Yesus mengatakan kalimat ini. Kalau Tuhan Yesus menyatakan berulang-ulang ini berarti sesuatu yang penting.

Dalam teks Yunani kata berjaga-jaga ini adalah gregoreo (γρηγορεύω). Kata ini memiliki beberapa pengertian, selain to watch (berjaga-jaga), juga berarti give strict attention to (menaruh perhatian sangat serius terhadap sesuatu hal), be cau­tious (sangat berhati-hati), ini sama dengan waspada (be on the alert), to take heed lest through remission and indolence some destructive calamity suddenly overtake one (memberi perhatian dengan sungguh-sungguh supaya jangan karena suatu kelalaian maka bencana yang merusak datang menimpa). Berjaga-jaga juga bisa diartikan sebagai be or keep awake lit (tetap menjaga nyalanya). Seperti seseorang yang menjaga nyala lilin agar tidak padam oleh hembusan angin dan berbagai faktor lainnya. Karena Tuhan berulang-ulang mengatakan hal ini, maka kita harus serius memberi perhatian dan sungguh-sungguh mempersoalkannya.

Tuhan Yesus menyatakan, sebab manusia tidak akan pernah mengetahui kapan hari kedatangan-Nya, maka manusia harus selalu berjaga-jaga. Hari kedatangan-Nya bukan hanya hari kiamat, tetapi ketika seseorang menghembuskan nafas terakhir, berarti hari kedatangan Tuhan untuk orang tersebut. Hal ini terjadi atas mereka yang hidup dalam kesenangannya sendiri bukan kesukaan Tuhan. Berjaga-jaga juga berkenaan dengan adanya ancaman dalam bentuk pengaruh jahat yang merusak pikiran atau pengajaran (Mat. 16:6). Ragi orang Farisi menunjuk pengaruh negatif melalui pengajaran dan sikap hidup yang ditunjukkan oleh “rohaniwan-rohaniwan palsu” ini. Berjaga-jaga juga berkenaan dengan usaha untuk membuat diri menjadi kuat di tengah-tengah keadaan yang sulit, krisis dan genting. Seperti ketika Tuhan Yesus ada di taman Getsemani dengan murid-murid-Nya di suatu situasi yang genting. Tuhan berkata agar mereka berjaga-jaga (Mat. 26:41). Mereka harus tetap kuat menghadapi keadaan sulit tersebut. Berjaga-jaga adalah tanggung jawab masing-masing individu; bagian yang harus dipenuhi manusia bukan bagian Tuhan.

Satu hal penting yang paling merusak hidup kita adalah kecerobohan.

No comments:

Post a Comment