Wednesday 5 September 2012

Menerima Dia

Secara khusus kita akan mengamati maksud kalimat “menerima Dia” (Yoh. 1:12). Kalimat ini penting sebab hanya orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah. Kata menerima di sini dalam teks aslinya adalah elaboh (ἔλαβον) dari akar kata lambano (λαμβάνω) yang artinya bermacam-macam. Kata ini bisa berarti menerima, menangkap, menggenggam dan menarik. Intinya maksud kata menerima di sini adalah menyambut Tuhan Yesus dan memperlakukan-Nya sebagai “pemilik” kehidupan ini. Yohanes 1:12 tidak boleh dipisahkan dari Yohanes 1:11, bahwa Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Menerima Tuhan Yesus sebagai Pemilik kehidupan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi kalau seseorang mau menerima kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.

Inilah kabar baik. Manusia diperkenan untuk menemukan Penciptanya dan pemilik kehidupan ini. Dengan menemukan Pencipta dan pemiliik kehidupan ini manusia diberi kemungkinan untuk menemukan maksud tujuan hidup ini diadakan. Hal ini bukan hanya sebuah pengakuan mulut bahwa Tuhan Yesus memiliki kehidupan ini, ini harus merupakan sikap hidup yang konkrit. Hal ini bukan sesuatu yang mudah, tetapi sesuatu yang nyaris mustahil untuk dilakukan, karena manusia sudah terbiasa memiliki irama hidup. Karena sulitnya dilakukan atau nyaris mustahil atau juga bisa dikatakan asing untuk dijalani, maka banyak orang Kristen tidak mau mengerti. Mereka menjadi Kristen hanya karena mau membuat hidup di dunia ini menjadi indah, nyaman dan mudah dijalani. Dengan mengenal Tuhan Yesus mereka merasa memiliki Pelindung terhadap malapetaka, marabahaya dan kuasa setan serta neraka. Mereka tidak memahami bahwa mereka harus menjadi anak-anak Allah. Menjadi anak-anak Allah bukan hanya sebutan tetapi keadaan diri yaitu watak, karakter dan kepribadiannya. Tuhan Yesus sebagai contoh atau model dari pribadi anak Allah tersebut. Untuk mencapai level ini, seseorang harus melakukan perjuangan yang hebat, di dalamnya termasuk mempertaruhkan segenap hidup ini yaitu rela kehilangan diri untuk dimiliki dan dikuasi oleh Tuhan. Orang yang mengakui Tuhan Yesus sebagai pemilik kehidupan harus rela tidak memiliki keinginan dan cita-cita (Gal. 5:24-25). Segala sesuatu yang dilakukan dalam hidup ini harus ditujukan untuk kepentingan Tuhan. Tidak boleh memiliki pikiran duniawi, mencintai uang atau harta. Sebab kalau seseorang masih mengingini perkara dunia ia tidak bisa bertumbuh dalam kedewasaan rohani seperti yang dikehendaki oleh Allah.

Menerima Tuhan Yesus sebagai Pemilik kehidupan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi kalau seseorang mau menerima kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.

No comments:

Post a Comment