Friday 14 September 2012

Metalambano

Dengan bertindak seperti Allah Bapa, maka seseorang dapat dikatakan telah mengambil bagian dalam kekudusan Allah (Ibr. 12:9-10). Mengambil bagian dalam teks aslinya adalah metalambano (μεταλαμβάνω), artinya selain turut serta berperan juga berbagi bersama, turut serta berbagi dan jalan bersama. Hal ini menunjukkan kemampuan seseorang yang bersekutu atau berjalan dengan Tuhan setiap saat. Mereka mampu berdialog dengan Tuhan setiap saat dan pasti turut serta dalam menggenapi rencana-rencana-Nya. Demikianlah ciri anak Allah yang sah atau legal (huios), mereka dapat berdialog dengan Tuhan, mengerti kehendak Tuhan untuk dilakukan dalam hidup ini. Pikiran mereka tertuju kepada perkara-perkara sorgawi. Pribadi anak-anak Tuhan seperti ini pasti sangat luar biasa dalam kerendahan hati, ketulusan, kemurahan hati dan lain sebagainya. Mereka menjadi saksi kehadiran Tuhan melalui hidup mereka. Tentu orang-orang seperti ini akan membela pekerjaan Allah Bapa seperti membela nyawanya sendiri. Ia sudah menyadari bahwa Kerajaan Allah Bapa adalah kerajaannya sendiri. Mereka pantas disebut sebagai pangeran-pangeran Kerajaan Allah. Tentu saja mereka selalu mendengar komando dari Tuhan. Inilah sesungguhnya pelayan-pelayan Tuhan yang benar yaitu peka terhadap kehendak Allah. Tentu saja ini bukan hasil dari sekolah tinggi theologia atau kursus Alkitab, tetapi kesungguhan tanpa henti untuk bertumbuh dalam pengenalan akan kebenaran. Sejak di dunia ini sudah nampak sikap hormat, haus dan laparnya akan kebenaran. Selain itu juga pembelaan-Nya tanpa batas untuk pekerjaan Allah Bapa, seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus.

Hari-hari ini kita temui masih saja banyak orang kristen yang tidak mengerti kehendak Allah dalam hidupnya, sehingga mudah disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang salah. Pikiran mereka tumpul, mereka tidak memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak Allah, karena mereka tidak mengerti tanggung jawabnya untuk mengenal Tuhan dengan benar. Ciri hidup orang Kristen seperti ini adalah mereka hidup sewajarnya sama seperti manusia lain. Mereka masih memiliki berbagai kesenangan-kesenangan yang menguasai jiwa mereka. Mereka tidak memiliki kehidupan yang membuat orang lain dapat melihat kehadiran Allah dalam hidup mereka. Mereka tidak membela atau mengutamakan pekerjaan Tuhan atau kepentingan Allah Bapa secara pantas. Mereka mendukung pekerjaan Tuhan ala kadarnya, sejatinya mereka tidak sungguh-sungguh turut memikul beban pelayanan. Mereka hanya “penggembira” dan masih mengambil keuntungan di balik kegiatan rohani yang mereka lakukan.

Kesungguhan tanpa henti untuk bertumbuh dalam pengenalan akan kebenaran membuat kita mengerti kehendak Tuhan.

No comments:

Post a Comment