Monday 10 September 2012

Mengindahkan Tuhan

Tidak ada orang yang menyangka bahwa suatu saat ia bisa ada di ruang ICU di suatu rumah sakit. Ia tidak pernah berpikir bahwa suatu saat ia ada di tempat yang paling tidak disukai oleh siapapun. Tetapi keadaan sudah tidak bisa dihindari lagi, ia harus ada di tempat itu. Biasanya penolakan berakhir pada sikap menyerah, karena ia tidak berdaya untuk menghindarinya. Penyesalan dan kesedihan akan menyelimuti jiwanya, atau juga bahkan mungkin kemarahan. Ia marah sebab ia tidak menyukai tempat itu. Ia mulai menoleh ke belakang hari, mengingat-ingat perjalanan hidup yang telah dijalaninya. Ia berpikir seharusnya ia berhati-hati dalam pola hidup, pola makan dan seluruh tindakannya, agar terhindar dari ruangan tersebut. Penyesalan biasanya datang belakangan tetapi penyesalan tidak akan dapat merubah keadaan yang telah terjadi.

Ini baru sebuah fragmen kehidupan nyata anak manusia yang masuk ruang ICU rumah sakit, betapa dahsyatnya kalau seseorang masuk kegelapan abadi. Penyesalan yang sangat dalam digambarkan sebagai “ratap dan kertak gigi” (Mat. 8:11-12). Ratap dan kertak gigi menunjukkan penyesalan, kesedihan atau bahkan mungkin kemarahan atas suatu keadaan yang tidak ia sukai. Ia tidak sanggup untuk menoleh ke belakang yaitu hari dan tahun-tahun yang telah dilalui, sebab ia sadar bahwa waktu tidak bisa diputar ke belakang. Respon terhadap keadaan itu hanyalah ratap dan kertak gigi. Betapa mengerikan keadaan tersebut.

Kalau hari ini ada orang yang memberi peringatan terhadap kita, mengenai keadaan itu, betapa berharganya peringatan tersebut. Seperti Nuh yang memberitakan kebenaran kepada orang-orang pada jaman air bah. Seandainya orang-orang pada jaman Nuh menghargai seruannya, maka air bah tidak akan menghanyutkan mereka yang menghargai seruan tersebut dengan ikut masuk bahtera Nuh. Tetapi tidak ada orang yang mempercayai berita yang disampaikan Nuh, mereka menolaknya dan binasa. Hal ini sama dengan penolakan masyarakat kota Sodom dan Gomora yang mengabaikan peringatan Lot. Bahkan mereka berusaha mencelakai Lot dan malaikat utusan Allah. Seperti Yunus yang berseru-seru di jalan-jalan kota Niniwe agar masyarakat kota Niniwe bertobat. Walau Yunus sendiri tidak mengharapkan pertobatan orang Niniwe. Tetapi bagaimanapun seruannya membawa dampak, yaitu pertobatan kota Niniwe sehingga mereka dihindarkan dari hukuman Allah. Kalau ada peringatan semacam ini pada jaman kita, jangan diabaikan. Mengabaikan kesempatan ini berarti tidak mengindahkan Tuhan.

Mengabaikan peringatan dan kesempatan yang Tuhan berikan berarti tidak menghormati Tuhan.

No comments:

Post a Comment