Perasaan (emosi) dapat menjadi SAHABAT TERBAIK maupun MUSUH TERBURUK.
Perasaan-perasaan
positif menghasilkan kehidupan yang produktif. Perasaan-perasaan yang
negatif menghancurkan karakter, potensi, hubungan & peluang untuk
sukses.
Kebenaran Firman Tuhan harus mewarnai perasaan (emosi)
kita. Jika perasaan kita tidak diubahkan, kita dapat mengalami
"perbudakan emosional" oleh karena emosi-emosi negatif yg dihasilkan
oleh masa lalu kita.
Rasa rendah diri (minder), perasaan mudah
tertolak, ketakutan, kekuatiran, iri hati, mudah tersinggung &
berbagai perasaan negatif kita, dapat menahan kita di Padang Gurun.
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan PERASAAN yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"
(Filipi 2:5)
Apa
yang kita rasa (perasaan) tidak selalu benar. Ketika kita merasa tidak
dikasihi oleh seseorang, BELUM TENTU orang tersebut tidak mengasihi
kita. Hanya saja kita MERASA TIDAK dikasihi.
TIDAK SEMUA YANG KITA RASA ITU BENAR!
Itu
sebabnya kita harus bertindak berdasarkan KEBENARAN, bukan PERASAAN.
Perasaan tidak stabil. Kadang kita merasa sayang thd seseorg, namun
dilain wkt kita membenci org tsb.
Allah tidak mengasihi kita
berdasarkan PERASAAN. IA mengasihi ketika kita berhasil maupun kita
gagal. Allah bukan Pribadi yang "moody" dlm bertindak. IA konsisten
& bisa dipercaya dalam cara IA MERASA & BERTINDAK atas kehidupan
kita.
Bukan rancangan Allah untk kita hidup tertekan &
frustasi. IA tdk mau kita hidup di dalam perbudakan emosi yg menghalangi
kita berjalan dlm kemerdekaan & sukacita yang sejati.
Tanpa
sukacita, kita tidak dapat menjadi GARAM & TERANG. Kehidupan penuh
sukacita yg dilahirkan oleh emosi yg dimerdekakan TUHAN, mrpk sebuah
kesaksian yg nyata bahwa Roh Allah sungguh ada di dlm kita.
Keluarlah
dari penjara perasaan yg menghambat kita mengalami yg terbaik dari
Allah. Alamilah kehidupan dgn kualitas ilahi setiap hari.
No comments:
Post a Comment