Monday 17 September 2012

Perbudakan Emosi

Perasaan (emosi) dapat menjadi SAHABAT TERBAIK maupun MUSUH TERBURUK.

Perasaan-perasaan positif menghasilkan kehidupan yang produktif. Perasaan-perasaan yang negatif menghancurkan karakter, potensi, hubungan & peluang untuk sukses.

Kebenaran Firman Tuhan harus mewarnai perasaan (emosi) kita. Jika perasaan kita tidak diubahkan, kita dapat mengalami "perbudakan emosional" oleh karena emosi-emosi negatif yg dihasilkan oleh masa lalu kita.

Rasa rendah diri (minder), perasaan mudah tertolak, ketakutan, kekuatiran, iri hati, mudah tersinggung & berbagai perasaan negatif kita, dapat menahan kita di Padang Gurun.

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan PERASAAN yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"
(Filipi 2:5)

Apa yang kita rasa (perasaan) tidak selalu benar. Ketika kita merasa tidak dikasihi oleh seseorang, BELUM TENTU orang tersebut tidak mengasihi kita. Hanya saja kita MERASA TIDAK dikasihi.

TIDAK SEMUA YANG KITA RASA ITU BENAR!

Itu sebabnya kita harus bertindak berdasarkan KEBENARAN, bukan PERASAAN. Perasaan tidak stabil. Kadang kita merasa sayang thd seseorg, namun dilain wkt kita membenci org tsb.

Allah tidak mengasihi kita berdasarkan PERASAAN. IA mengasihi ketika kita berhasil maupun kita gagal. Allah bukan Pribadi yang "moody" dlm bertindak. IA konsisten & bisa dipercaya dalam cara IA MERASA & BERTINDAK atas kehidupan kita.

Bukan rancangan Allah untk kita hidup tertekan & frustasi. IA tdk mau kita hidup di dalam perbudakan emosi yg menghalangi kita berjalan dlm kemerdekaan & sukacita yang sejati.

Tanpa sukacita, kita tidak dapat menjadi GARAM & TERANG. Kehidupan penuh sukacita yg dilahirkan oleh emosi yg dimerdekakan TUHAN, mrpk sebuah kesaksian yg nyata bahwa Roh Allah sungguh ada di dlm kita.

Keluarlah dari penjara perasaan yg menghambat kita mengalami yg terbaik dari Allah. Alamilah kehidupan dgn kualitas ilahi setiap hari.

No comments:

Post a Comment