Sunday 30 September 2012

Dualisme Kehidupan

Orang Kristen yang dewasa akan dibawa kepada pemahaman bahwa seluruh perjalanan hidupnya setiap hari adalah liturginya di hadapan Tuhan. Ia tidak memisahkan antara kehidupan setiap hari di satu pihak dan kebaktian (liturgi) di gereja di pihak lain. Pemisahan ini disebut sebagai dualisme kehidupan. Orang Kristen yang dualistis seakan-akan memiliki dua wilayah, wilayah hidup berurusan dengan Tuhan dan wilayah hidup tidak berurusan dengan Tuhan. Wilayah hidup berurusan dengan Tuhan diatur oleh tatacara ibadah atau liturgi atau ceremonial ritual. Bagi bangsa Israel disebut Chuqqim atau undang-undang ibadah. Dalam chuqqim terdapat pengaturan bagaimana melakukan upacara agama atau tata ibadah kepada Yahweh. Adapun wilayah hidup setiap hari ketika tidak berurusan dengan Tuhan diatur oleh misypatim yang memuat hukum atau syariat juga disebut sebagai undang-undang sipil. Di dalam misipatym setiap langkah hidup diatur, jenis makanan yang dihalalkan dan diharamkan, model pakaian yang harus dikenakan bagi wanita dan lain sebagainya. Cara hidup seperti ini bukan hanya dimiliki oleh bangsa Israel tetapi juga banyak agama di dunia. Kekristenan yang benar dan orisinil yang Tuhan ajarkan bukanlah demikian.

Sayang sekali, banyak orang Kristen yang bangunan berpikirnya seperti ini. Mereka belum masuk dalam penyembahan di dalam roh dan kebenaran, yaitu pola hidup beribadah yang harus tergelar dalam kehidupan umat pilihan Perjanjian Baru (Yoh 4:24). Banyak orang Kristen menjadi sesat ketika memisahkan antara kehidupan setiap hari dengan ibadah kepada Tuhan dalam bentuk liturgi dalam gereja. Mereka belum mengerti hakekat kekristenan, mereka ada dalam belenggu keberagamaan. Komunitas Kristen seperti ini biasanya berusaha untuk mengembangkan pola liturgi yang sebaik-baiknya, mereka merasa itulah jantung hidup kekristenan. Bagi kelompok komunitas tertentu, liturgi di buat sekhidmat mungkin, dalam keteduhan dan keheningan. Menurut mereka itulah cara yang paling pantas dan sopan menghormati Allah. Tetapi bagi kelompok yang lain liturgi dibuat seheboh-hebohnya dengan gaya spontanitas yang tinggi. Karena menurut mereka, Allah adalah Allah yang energik dan dinamis, juga dalam nyanyian dan alat musiknya. Mereka berusaha menyanjung-nyanjung atas kuasa dan kebaikan-Nya, serta mempromosikannya dengan gencar. Di kehidupan setiap hari, mereka puas dengan kehidupan moral yang baik yang mereka telah capai di mata masyarakat. Mereka juga berusaha menyelamatkan milik mereka dengan menggunakan kuasa Tuhan. Orang Kristen seperti ini adalah orang Kristen yang tidak dewasa.

Banyak orang Kristen menjadi sesat ketika memisahkan antara kehidupan setiap hari dengan ibadah kepada Tuhan dalam bentuk liturgi dalam gereja.

No comments:

Post a Comment