Tuesday 18 September 2012

Medan Peperangan

Pikiran, inilah medan seseorang berdialog dengan Tuhan atau dengan musuh-Nya. Paulus dalam tulisannya mengemukakan bahwa dirinya menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Kor. 10:5). Ini merupakan perjuangan yang harus dilakukan setiap anak Tuhan (2 Kor. 10:4). Seorang yang gagal menaklukkan pikirannya kepada Kristus tidak akan pernah memahami bagaimana berdialog dengan Tuhan. Pikiran adalah tempat dimana terdapat pangkalan, pangkalan

untuk Tuhan atau musuh-Nya. Itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan agar kita menjaganya

dengan segala kewaspadaan (Ams. 4:23). Kata hati dalam teks ini adalah leb (בֵל) selain berarti hati juga berarti mind (pikiran). Percakapan dalam pikiran bisa berlangsung karena Tuhan Maha Tahu, tetapi hal ini bisa terjadi kalau seseorang memiliki pengertian yang memadai untuk bisa berdialog dengan Tuhan. Dengan kalimat lain, bila seseorang memiliki kemampuan berbahasa dengan Tuhan. Itulah sebabnya seseorang harus mengerti bahasa Tuhan. Bahasa Tuhan di sini maksudnya adalah kemampuan berpikir seperti Allah. Dalam Yohanes 8:43, Tuhan Yesus mengatakan:” Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Kata “menangkap” dalam teks aslinya adalah akuo (ἀκούω) yang berarti mengerti atau memahami. Tidak mengerti Firman Tuhan sehingga tidak memahami bahasa Tuhan artinya tidak mengerti apa yang dipercakapkan-Nya. Ini sama dengan tidak nyambung dengan Tuhan. Orang-orang Yahudi yang sebenarnya sangat giat mencari Allah, tetapi karena pengertiannya salah, maka mereka gagal menerima keselamatan dalam Yesus Kristus. Mereka tidak bisa diselamatkan.

Demikian pula dengan sebagian orang Kristen yang sebenarnya giat mencari Tuhan tetapi karena penyesatan terhadap mereka, berhubung dengan ajaran salah yang mereka serap, maka mereka tidak mengalami keselamatan. Seandainya nurani mereka baik, maka mereka juga dapat merasakan dalam batin bahwa ajaran yang mereka dengar adalah ajaran yang tidak berasal dari kebenaran. Tetapi berhubung mereka telah memilih mencintai dunia, maka mereka menjadi buta terhadap kebenaran. Mereka tidak mengerti bahasa Tuhan, sebab mereka tidak mengerti kebenaran Firman Tuhan. Malangnya mereka merasa bahwa mereka telah mendengar Firman Tuhan dan mengerti isi dan maksudnya. Kesalahan mereka adalah mereka mendengar kotbah yang tidak didasarkan pada penggalian Firman yang benar. Sehingga yang mereka dengar adalah ajaran manusia yang dijiwai oleh spirit percintaan dunia.

Percakapan dalam pikiran bisa berlangsung karena Tuhan Maha Tahu, ini terjadi kalau seseorang memiliki pengertian untuk bisa berdialog dengan Tuhan.

No comments:

Post a Comment