Wednesday 1 August 2012

Kollomenos

Dalam 1 Korintus 6:17 Alkitab menunjukkan bahwa orang yang mengikat­kan dirinya dengan Tuhan, menjadi satu Roh dengan Dia. Mengikatkan diri dalam teks aslinya adalah “kollomenos” (κολλώμενος), yang dapat diterjemahkan “join” (menggabungkan). Kata ini dalam Alkitab Terjemahan Lama diterjemahkan “melekat”. Lengkapnya nas itu dalam bahasa Inggris tertulis “but he that is joined unto The Lord is one spirit”. Nas ini ditulis berkenaan dengan peringatan terhadap dosa persundalan. Orang yang melakukan dosa percabulan dengan perempuan sundal akan menjadi satu daging. Kenajisan itu melekat dalam dagingnya. Hal ini menjadi analogi dengan persekutuan bersama Tuhan. Orang yang melekat dengan Tuhan akan menjadi satu dengan Tuhan. Kelekatannya menjadi ikatan yang bersifat permanen. Jadi persekutuan dengan Tuhan, bukanlah persekutuan “putus nyambung”. Kadang-kadang putus, kadang-kadang nyambung. Tuhan menghendaki sebuah persekutuan terus menerus. Jadi, kalau seseorang serius hendak bersekutu dengan Tuhan, ia harus menerima dan melakukan kehendak Tuhan.

Penggabungan ini bukan sesuatu yang sederhana tetapi sesuatu yang sangat luar biasa. Para sufi “Kejawen” (filosofi orang Jawa), mereka merindukan satu level kehidupan yang diistilahkan sebagai “manunggaling kawulo Gusti,” yang artinya menyatunya antara Tuhan dan umat. Bagi orang-orang Budha mereka merindukan satu level di mana kepribadian mereka dapat mencapai tahap Budha; dalam keheningan, kedamaian, keteduhan dan kesempurnaan. Pada level ini keduniawian tidak bisa lagi menguasai hidupnya. Orang-orang yang sudah mencapai taraf ini biasanya hidupnya sungguh-sungguh mengagumkan bagi lingkungannya. Untuk mencapai taraf tersebut mereka harus mengorbankan apa saja. Tetapi faktanya, ada saja orang-orang yang berani mempertaruhkan hidup mereka demi mencapai level itu. Sejatinya kekristenan menuntut orang percaya dapat mencapai level mirip dengan level itu (tentu harus lebih tingi). Level di mana orang percaya bisa menjadi satu dengan Allah Bapa dan Tuhan Yesus. Inilah isi doa Tuhan Yesus; “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yoh. 17:21). Setiap orang Kristen harus berjuang untuk mencapai level tersebut, walaupun rasanya mustahil untuk mencapai level puncak, di mana seseorang menemukan Tuhan sebagai “Firdausnya” atau tempat perhentian satu-satunya

Penyelarasan diri dengan Tuhan, membutuhkan persekutuan yang bersifat intim dan permanen.

No comments:

Post a Comment