Pada akhirnya Tuhan akan memperkarakan gairah apa yang ada pada setiap
individu. Dari gairah tesebut akan terbukti seseorang berkiblat kepada
siapa. Orang-orang yang memiliki banyak keinginan untuk memuaskan hawa
nafsu adalah orang-orang yang berkiblat kepada dunia. Mereka menjadikan
dirinya musuh Allah (Yak. 4:4). Kata kesenangan dalam teks asli dari
Yakobus 4:1-3 adalah hedone (ἡδονή) yang artinya pleasure (kesenangan),
enjoyment in an unfavorable sense (kesenangan atau kepuasan yang
merugikan) (Luk. 8:14; Tit. 3:3; 2 Pet. 2:13). Kata hedone ini dalam
Alkitab bahasa Indonesia, diterjemahkan dengan hawa nafsu. Dalam hal
ini, ada hawa nafsu, atau kesenangan yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. Kata mengingini (Yak. 4:2) dalam teks aslinya adalah
epithumia (ἐπιθυμέω) atau lust yang artinya keinginan yang kuat atau
sangat mengingini (covet, craved, longing, desire). Kalau mau jujur,
setiap orang bisa memeriksa, apakah dirinya kekasih Tuhan atau musuh
Tuhan? Perlu kita memeriksa, gairah apa yang paling kuat dan mendesak
dalam jiwa kita. Gairah itu adalah nyawa dari seseorang. Bagaimana warna
nyawa seseorang tergantung dari apa yang disiramkan atasnya. Itulah
sebabnya dalam Amsal 4:23, agar hati dijaga dengan segala kewaspadaan.
Kata hati adalah leb (בֵל) yang juga berarti inner man (manusia
batiniah), mind (pikiran), will (kehendak), heart (hati). Dalam hal ini
betapa kita harus merawat manusia batiniah kita dengan seksama. Warna
gairah seseorang tidak bisa dibangun dalam satu hari. Warna, kualitas
atau isi gairah seseorang dibangun melalui tahun-tahun yang panjang.
Adalah kecerobohan kalau seseorang tidak mengisi jiwanya dengan Firman
yang keluar dari mulut Allah.
Dalam Matius 4:4 satu aspek hendak menunjukkan bahwa makanan jiwa seseorang haruslah Firman yang keluar dari mulut Allah, tetapi aspek lain harus diwaspadai bahwa ada “firman” yang keluar dari mulut yang lain. Seseorang tidak bisa bersikap pasif. Kalau bukan Firman yang keluar dari mulut Allah, ada firman yang keluar dari mulut iblis. Inilah yang menciptakan gairah, dan gairah mengarahkan manusia menjadi kekasih Allah atau musuh Allah (Yak. 4:4). Kalau seseorang mendengar Firman yang keluar dari mulut Allah, kesenangannya adalah Tuhan (kesenangan yang menguntungkan) tetapi kalau dunia yang mengisi bejana hatinya maka kesenangannya adalah kesenangan yang membinasakan. Setiap orang akan dibawa kepada dua kemungkinan apakah gairahnya makin kuat ke arah Tuhan atau ke dunia. Oleh sebab itu setiap kita harus memperhatikan, gairah apakah yang paling banyak mengisi jiwa kita?
Memahami kebenaran Firman Tuhan, meningkatkan gairah untuk dekat kepada Allah.
Dalam Matius 4:4 satu aspek hendak menunjukkan bahwa makanan jiwa seseorang haruslah Firman yang keluar dari mulut Allah, tetapi aspek lain harus diwaspadai bahwa ada “firman” yang keluar dari mulut yang lain. Seseorang tidak bisa bersikap pasif. Kalau bukan Firman yang keluar dari mulut Allah, ada firman yang keluar dari mulut iblis. Inilah yang menciptakan gairah, dan gairah mengarahkan manusia menjadi kekasih Allah atau musuh Allah (Yak. 4:4). Kalau seseorang mendengar Firman yang keluar dari mulut Allah, kesenangannya adalah Tuhan (kesenangan yang menguntungkan) tetapi kalau dunia yang mengisi bejana hatinya maka kesenangannya adalah kesenangan yang membinasakan. Setiap orang akan dibawa kepada dua kemungkinan apakah gairahnya makin kuat ke arah Tuhan atau ke dunia. Oleh sebab itu setiap kita harus memperhatikan, gairah apakah yang paling banyak mengisi jiwa kita?
Memahami kebenaran Firman Tuhan, meningkatkan gairah untuk dekat kepada Allah.
No comments:
Post a Comment