Tuesday 14 August 2012

Cita Rasa Jiwa

Terdapat pernyataan bahwa bagaimana kualitas fisik seseorang sangat ditentu­kan oleh apa yang dikonsumsinya. Dalam rentang waktu panjang kalau seseorang mengkonsumsi jenis makanan tertentu, maka dampaknya bukan saja pada kualitas fisik tetapi juga cita rasa lidahnya. Inilah yang menjadi persoalan berat bagi mereka yang hendak menurunkan berat badan atau diet supaya memiliki kesehatan yang prima. Hal ini, analog atau sejajar dengan kehidupan rohani seseorang. Kualitas kerohanian atau iman seseorang sangat ditentukan oleh jenis filosofi, doktrin, ajaran atau pemahaman yang diserapnya, tetapi juga menciptakan cita rasa jiwa atau selera jiwa. Inilah yang menjadi sulit untuk diubah.

Ketika seseorang sadar bahwa ia telah mengkonsumsi menu jiwa yang salah, maka ia beralih mencari asupan yang benar, yaitu kebenaran Firman Tuhan yang murni. Tetapi cita rasa atau selera jiwa belum bisa diubahkan dalam waktu yang singkat. Dibutuhkan ketekunan untuk terus menerus memperbaharui “mindset” nya dalam waktu yang panjang. Merubah cita rasa atau selera jiwa membutuhkan waktu yang benar-benar panjang. Bahkan kadang-kadang juga harus melalui pukulan, yaitu kejadian-kejadian yang menggoncangkan jiwa dan menekan perasaan. Sebab kalau “guratan” sirkuit jiwanya sudah mendalam, maka tidak mudah untuk menghapus atau menghilangkannya, harus ada guratan baru yang melampaui guratan yang sudah ada. Padahal membuat guratan baru tidak mudah, dituntut kerja keras dan rentang waktu yang cukup. Dalam hal ini tidak ada mujizat atau semacam sulapan.

Tuhan Yesus sendiri belum cukup mendidik murid-murid-Nya selama tiga setengah tahun untuk menjadikan mereka dapat memahami kebenaran-kebenaran Tuhan dengan mindset yang baru. Setelah kebangkitan-Nya, murid-murid dalam kebodohan masih meminta atau menuntut agar Tuhan Yesus memulihkan Kerajaan Israel duniawi. Rupanya tiga setengah tahun belum cukup merubah cita rasa dan selera jiwa murid-murid Tuhan Yesus. Mereka masih berpikir duniawi. Mereka belum memindahkan hatinya ke dalam Kerajaan Sorga. Mereka tidak merindukan “Firdaus-Nya”, seperti penjahat di samping salib Tuhan. Mereka masih ingin membangun Firdaus mereka sendiri. Mereka masih memiliki cita rasa dan selera Firdaus di bumi, bukan langit baru dan bumi yang baru. Kalau hal ini tidak segera ditanggulangi maka seseorang tidak pernah dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus dalam Kerajaan-Nya. Ini suatu kerugian yang luar biasa. Sarana yang mahal yang Tuhan sediakan untuk mengubah cita rasa atau selera jiwa ini adalah waktu. Bersiaplah.

Kebenaran Firman Tuhan merupakan makanan yang tepat untuk memenuhi selera jiwa kita.

No comments:

Post a Comment