Kasih kepada Tuhan haruslah kasih yang melebihi kasih kepada siapapun
dan apapun (Luk.14:26; Mat. 22:37-40). Dengan mengasihi Tuhan secara
demikian, maka akan membuat seseorang mengasihi orang-orang yang harus
dikasihi dengan benar. Ini harga mati yang tidak bisa ditawar. Tuhan
pantas menerima itu sebab Ia adalah Allah, yang juga sebagai mempelai
kita (2Kor.11:2). Dalam Perjanjian Lama Allah Bapa telah memberi isyarat
yang jelas tentang hal ini. Bahwa Ia adalah obyek yang harus dikasihi
di atas segala sesuatu (Kel. 20:5; Ul. 5:9). Tuhan Yesus telah memberi
segala sesuatu bagi umat-Nya, maka sepantasnya umat Tuhan memberi
segenap hidupnya bagi Tuhan. Inilah hidup yang indah itu. Dalam Matius
22:37-40, ketika seorang bertanya kepada Tuhan Yesus : Hukum manakah
yang terutama. Tuhan Yesus tidak menjawab dengan menunjukkan butir-butir
hukum-Nya. Tetapi Tuhan menekankan hal “mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, segenap jiwa dan segenap akal budi”. Dalam hal ini yang paling
penting adalah orang percaya mengasihi Tuhan lebih dari mengasihi
siapapun dan apapun. Perjalanan hidup ini adalah perjalanan untuk
membangun kasih kepada Tuhan yang akan menjadi harta abadi. Dengan
kalimat lain, bahwa perjalanan hidup ini adalah kesempatan untuk
menemukan kekasih abadi.
Untuk ini orang percaya harus mulai membuka pintu hatinya guna mengisi jiwanya dengan gairah mengasihi Tuhan. Tentu mengasihi Tuhan bukan hanya menggerakkan perasaan sesaat, seperti seorang artis yang sedang memperagakan suatu peran. Tetapi suatu komitmen yang disertai kesadaran penuh terhadap kebenaran Firman Tuhan, bahwa orang percaya adalah anak-anak Allah yang harus mengasihi Bapa-Nya. Orang-orang percaya adalah hamba-hamba yang harus mengasihi tuannya. Hal ini tergantung kehendak bebas (free will) masing-masing individu. Seseorang tidak dipaksa untuk mengasihi Tuhan. Hal ini sebenarnya sukar diajarkan kepada orang, sebab mengasihi Tuhan adalah sesuatu yang yang bersifat sangat batiniah. Dari dasar hati seseorang yang berkomitmen untuk mengasihi Tuhan mengalir pengakuan dengan tulus “aku mengasihi Tuhan”. Selanjutnya harus belajar mengenal Dia, sebab dengan mengenal Tuhan ia mengerti bagaimana harus mengasihi Dia dengan benar. Pengenalan itu harus dilandaskan kepada Alkitab yang dibedah secara benar. Berbekal kebenaran inilah, maka seseorang barulah benar-benar mengerti dan mampu mengasihi Tuhan lebih dari siapapun dan apapun.
Berusaha mengerti dan mengenal Dia dalam kebenaran Firman-Nya, bukti bahwa kita mengasihi-Nya.
Untuk ini orang percaya harus mulai membuka pintu hatinya guna mengisi jiwanya dengan gairah mengasihi Tuhan. Tentu mengasihi Tuhan bukan hanya menggerakkan perasaan sesaat, seperti seorang artis yang sedang memperagakan suatu peran. Tetapi suatu komitmen yang disertai kesadaran penuh terhadap kebenaran Firman Tuhan, bahwa orang percaya adalah anak-anak Allah yang harus mengasihi Bapa-Nya. Orang-orang percaya adalah hamba-hamba yang harus mengasihi tuannya. Hal ini tergantung kehendak bebas (free will) masing-masing individu. Seseorang tidak dipaksa untuk mengasihi Tuhan. Hal ini sebenarnya sukar diajarkan kepada orang, sebab mengasihi Tuhan adalah sesuatu yang yang bersifat sangat batiniah. Dari dasar hati seseorang yang berkomitmen untuk mengasihi Tuhan mengalir pengakuan dengan tulus “aku mengasihi Tuhan”. Selanjutnya harus belajar mengenal Dia, sebab dengan mengenal Tuhan ia mengerti bagaimana harus mengasihi Dia dengan benar. Pengenalan itu harus dilandaskan kepada Alkitab yang dibedah secara benar. Berbekal kebenaran inilah, maka seseorang barulah benar-benar mengerti dan mampu mengasihi Tuhan lebih dari siapapun dan apapun.
Berusaha mengerti dan mengenal Dia dalam kebenaran Firman-Nya, bukti bahwa kita mengasihi-Nya.
No comments:
Post a Comment