Setiap orang percaya dituntut memiliki kepribadian seperti Bapa. Hal ini
sama dengan memiliki kecerdasan seperti Bapa; kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosi dan kecerdasan rohani, yaitu memahami apa yang
dikehendaki oleh Allah Bapa. Goal ini tidak boleh digantikan dengan yang
lain. Penyimpangan dari tujuan ini berarti penyesatan, kesalahan yang
tidak bisa ditolerir. Inilah keselamatan itu, yaitu usaha Tuhan untuk
mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya semula; menciptakan makhluk
yang berkualitas seperti diri Allah Bapa. Yohanes mengatakan bahwa Allah
memberikan kuasa supaya orang percaya menjadi anak-anak Allah,
maksudnya bisa memiliki kepribadian seperti Allah Bapa. Seorang yang
mengaku anak Allah harus mengusahakan diri untuk berkualitas sebagai
anak-anak Allah. Menjadi anak Allah di sini bukan sekedar diakui
berstatus sebagai anak Allah, tetapi berkeadaan seperti Allah Bapa. Kata
anak dalam teks ini adalah teknon (τέκνον), ini berarti keturunan atau
anak kandung (Ing. Offspring). Dalam kata teknon termuat pewarisan
karakter. Karakter anak tergantung pada orang tuanya. Inilah yang
dimaksud Tuhan Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Bapa. Sama
seperti Bapa dalam kecerdasan-Nya dalam mengambil keputusan, ketepatan
dalam mengambil pilihan, dalam berpikir dan kualitas perasaan.
Proses menjadi anak-anak Allah ini adalah proses dilahirkan oleh Allah (Yoh. 1:13). Proses kelahiran ini bisa terjadi oleh Firman Tuhan yang benar (1Ptr. 1:23). Dalam 1 Petrus 1 tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan hal ini antara lain: keselamatan jiwa sebagai tujuan iman (1Ptr. 1:9). Keselamatan jiwa di sini maksudnya adalah jiwa yang diubahkan. Kalau jiwa tidak atau belum diubahkan berarti belum selamat. Oleh sebab itu setelah mengaku anak Allah, harus hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia (1Ptr. 1:17). Sebab penebusan Tuhan Yesus dimaksudkan agar kita dikeluarkan atau diubah dari cara hidup yang sia-sia yang telah diwarisi dari nenek moyang (1Ptr. 1:18-19). Sekarang ini kalau seseorang mengaku sebagai anak-anak Allah, tetapi tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan keselamatannya, maka ia tidak pernah mengalami kelahiran baru. Hal ini dipicu oleh pengajaran, bahwa kalau seseorang sudah percaya (pengaminan akali) kepada Tuhan Yesus, berarti sudah menjadi anak Allah dan kelahiran baru akan terjadi secara otomatis. Ini merupakan suatu kesalahan fatal.
Selalu mengusahakan diri agar memiliki hidup berkualitas adalah ciri anak-anak Allah.
Proses menjadi anak-anak Allah ini adalah proses dilahirkan oleh Allah (Yoh. 1:13). Proses kelahiran ini bisa terjadi oleh Firman Tuhan yang benar (1Ptr. 1:23). Dalam 1 Petrus 1 tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan hal ini antara lain: keselamatan jiwa sebagai tujuan iman (1Ptr. 1:9). Keselamatan jiwa di sini maksudnya adalah jiwa yang diubahkan. Kalau jiwa tidak atau belum diubahkan berarti belum selamat. Oleh sebab itu setelah mengaku anak Allah, harus hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia (1Ptr. 1:17). Sebab penebusan Tuhan Yesus dimaksudkan agar kita dikeluarkan atau diubah dari cara hidup yang sia-sia yang telah diwarisi dari nenek moyang (1Ptr. 1:18-19). Sekarang ini kalau seseorang mengaku sebagai anak-anak Allah, tetapi tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan keselamatannya, maka ia tidak pernah mengalami kelahiran baru. Hal ini dipicu oleh pengajaran, bahwa kalau seseorang sudah percaya (pengaminan akali) kepada Tuhan Yesus, berarti sudah menjadi anak Allah dan kelahiran baru akan terjadi secara otomatis. Ini merupakan suatu kesalahan fatal.
Selalu mengusahakan diri agar memiliki hidup berkualitas adalah ciri anak-anak Allah.
No comments:
Post a Comment