Thursday 9 August 2012

Teknon

Setiap orang percaya dituntut memiliki kepribadian seperti Bapa. Hal ini sama dengan memiliki kecerdasan seperti Bapa; kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan rohani, yaitu memahami apa yang dikehendaki oleh Allah Bapa. Goal ini tidak boleh digantikan dengan yang lain. Penyimpangan dari tujuan ini berarti penyesatan, kesalahan yang tidak bisa ditolerir. Inilah keselamatan itu, yaitu usaha Tuhan untuk mengembalikan ma­nusia kepada rancangan-Nya semula; menciptakan makhluk yang berkualitas seperti diri Allah Bapa. Yohanes mengatakan bahwa Allah memberikan kuasa supaya orang percaya menjadi anak-anak Allah, maksudnya bisa memiliki ke­pribadian seperti Allah Bapa. Seorang yang mengaku anak Allah harus men­gusahakan diri untuk berkualitas sebagai anak-anak Allah. Menjadi anak Allah di sini bukan sekedar diakui berstatus sebagai anak Allah, tetapi berkeadaan seperti Allah Bapa. Kata anak dalam teks ini adalah teknon (τέκνον), ini be­rarti keturunan atau anak kandung (Ing. Offspring). Dalam kata teknon termuat pewarisan karakter. Karakter anak tergantung pada orang tuanya. Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Bapa. Sama seper­ti Bapa dalam kecerdasan-Nya dalam mengambil keputusan, ketepatan dalam mengambil pilihan, dalam berpikir dan kualitas perasaan.

Proses menjadi anak-anak Allah ini adalah proses dilahirkan oleh Allah (Yoh. 1:13). Proses kelahiran ini bisa terjadi oleh Firman Tuhan yang benar (1Ptr. 1:23). Dalam 1 Petrus 1 tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan hal ini antara lain: keselamatan jiwa sebagai tujuan iman (1Ptr. 1:9). Keselamatan jiwa di sini maksudnya adalah jiwa yang diubahkan. Kalau jiwa tidak atau belum diubahkan berarti belum selamat. Oleh sebab itu setelah mengaku anak Allah, harus hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia (1Ptr. 1:17). Sebab penebusan Tuhan Yesus dimaksudkan agar kita dikeluarkan atau diubah dari cara hidup yang sia-sia yang telah diwarisi dari nenek moyang (1Ptr. 1:18-19). Sekarang ini kalau seseorang mengaku sebagai anak-anak Allah, tetapi tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan keselamatannya, maka ia tidak pernah mengalami kelahiran baru. Hal ini dipicu oleh pengajaran, bahwa kalau seseorang sudah percaya (pengaminan akali) kepada Tuhan Yesus, berarti sudah menjadi anak Allah dan kelahiran baru akan terjadi secara otomatis. Ini merupakan suatu kesalahan fatal.

Selalu mengusahakan diri agar memiliki hidup berkualitas adalah ciri anak-anak Allah.

No comments:

Post a Comment