Kasih kepada Tuhan akan membawa dampak bukan saja bagi perasaan Tuhan
yang dibahagiakan, tetapi membawa dampak bagi diri sendiri dan orang di
sekitarnya. Orang yang mengasihi Tuhan akan mewujudkan kasihnya dengan
melakukan kehendak-Nya. Dengan terus menerus berusaha melakukan
kehendak Tuhan, maka seseorang membiasakan diri membangun karakter
kesucian seperti yang Bapa kehendaki. Sebab kehendak Allah adalah
melakukan segala sesuatu sesuai dengan pikiran dan perasaan-Nya. Inilah
keunggulan kekristenan, umat bukan hanya diajarkan untuk melakukan hukum
moral yang dikenal manusia pada umumnya, tetapi memiliki pikiran dan
perasaan Allah sehingga segala sesuatu yang dilakukan sinkron dengan
kehendak Allah. Dengan demikian orang yang sungguh-sungguh mengasihi
Tuhan akan memiliki karakter seperti Tuhan Yesus sendiri. Kalau
seseorang mengaku dan merasa membela Tuhan tetapi kelakuannya tidak
seperti Tuhan yang penuh kasih, maka bisa dua kemungkinan: Tuhannya
salah, atau dalam membela Tuhan tersebut ia memiliki kepentingan diri
sendiri. Pada dasarnya ia tidak membela Tuhan tetapi membela
kepentingannya sendiri.
Orang yang mengasihi Tuhan dengan benar tidak akan memikirkan upah, baik di dunia ini maupun di kekekalan. Tentu saja jika seorang mengasihi Tuhan dan membela kepentingan Tuhan tanpa batas, maka ia menjadi kekasih Tuhan. Kalau seseorang menjadi kekasih Tuhan, maka di mana Tuhan ada kekasih-Nya juga ada. Orang yang mengasihi Tuhan, dampaknya juga dirasakan oleh orang lain atau sesamanya. Tidak mungkin orang yang mengasihi Tuhan membawa bencana, teror dan penderitaan bagi orang lain. Tuhan tidak akan mengorbankan kepentingan orang lain demi perasaan-Nya sendiri. Tuhan adalah pribadi yang penuh kasih, bukan egois. Itulah sebabnya orang yang mengasihi Tuhan dengan benar pasti akan menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk mendatangkan ketenangan, keteduhan dan keuntungan atau berkat bagi sesama manusia. Keuntungan di sini bukan saja berkat jasmani tetapi juga keselamatan jiwa dalam Tuhan Yesus Kristus (dikembalikannya manusia kepada rancangan semula). Kalau kasih kepada Tuhan membuat orang lain menderita, maka dua kemungkinan: Tuhannya salah atau ia tidak mengerti bagaimana mengasihi Tuhan dengan benar. Oleh sebab itu modal utama dalam pelayanan adalah mengasihi Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan pasti menjadi berkat bagi orang lain. Dengan hal ini jelas sekali bahwa kasih kepada Tuhan membuka “kran” berkat Allah atas diri sendiri dan sesama manusia.
Orang yang mengasihi Tuhan pasti akan menjadi berkat bagi orang lain.
Orang yang mengasihi Tuhan dengan benar tidak akan memikirkan upah, baik di dunia ini maupun di kekekalan. Tentu saja jika seorang mengasihi Tuhan dan membela kepentingan Tuhan tanpa batas, maka ia menjadi kekasih Tuhan. Kalau seseorang menjadi kekasih Tuhan, maka di mana Tuhan ada kekasih-Nya juga ada. Orang yang mengasihi Tuhan, dampaknya juga dirasakan oleh orang lain atau sesamanya. Tidak mungkin orang yang mengasihi Tuhan membawa bencana, teror dan penderitaan bagi orang lain. Tuhan tidak akan mengorbankan kepentingan orang lain demi perasaan-Nya sendiri. Tuhan adalah pribadi yang penuh kasih, bukan egois. Itulah sebabnya orang yang mengasihi Tuhan dengan benar pasti akan menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk mendatangkan ketenangan, keteduhan dan keuntungan atau berkat bagi sesama manusia. Keuntungan di sini bukan saja berkat jasmani tetapi juga keselamatan jiwa dalam Tuhan Yesus Kristus (dikembalikannya manusia kepada rancangan semula). Kalau kasih kepada Tuhan membuat orang lain menderita, maka dua kemungkinan: Tuhannya salah atau ia tidak mengerti bagaimana mengasihi Tuhan dengan benar. Oleh sebab itu modal utama dalam pelayanan adalah mengasihi Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan pasti menjadi berkat bagi orang lain. Dengan hal ini jelas sekali bahwa kasih kepada Tuhan membuka “kran” berkat Allah atas diri sendiri dan sesama manusia.
Orang yang mengasihi Tuhan pasti akan menjadi berkat bagi orang lain.
No comments:
Post a Comment