Wednesday 1 August 2012

Semua Orang Bisa Berdialog

Penyatuan atau penggabungan dengan Tuhan bukan proses yang terjadi dengan sendirinya atau secara otomatis. Ini adalah proses yang harus diadakan dan diperjuangkan terus tiada henti, dengan pengorbanan segenap hidup tanpa batas. Ini juga bukan proses yang hanya bisa dilakukan oleh satu pihak, tetapi dilakukan oleh ke dua belah pihak, pihak Tuhan dan pihak kita; orang percaya. Kita harus sungguh-sungguh merindukan hal ini sebagai suatu nilai yang melampaui segala nilai. Sehingga kita dapat memperjuangkannya tanpa merasa keberatan sama sekali, sebaliknya kita merasa bahwa perjuangan mencapai level “menyatu dengan Tuhan” adalah kebutuhan yang tidak bisa digantikan dengan apapun juga. Tuhan begitu aktif hendak mengajak kita menyatu, tetapi fakta yang sering terjadi adalah banyak orang Kristen yang tidak serius menyambut ajakan Tuhan tersebut. Sehingga keinginan Tuhan seperti “bertepuk sebelah tangan”. Banyak orang Kristen mengharapkan proses penyatuan dengan Tuhan bisa terjadi dengan sendirinya; tanpa kerja keras dan perjuangan. Sebagai akibatnya, banyak orang Kristen yang tidak pernah mengalami realisasi dari anugerah Tuhan yang bergitu besar ini. Pada akhirnya mereka menganggap, bahwa persekutuan dengan Tuhan yang intim dan eksklusif, hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu yang mendapat anugerah hak istimewa dari Tuhan. Mereka merasa tidak memiliki hak istimewa tersebut. Mereka menganggap bahwa penyatuan dengan Tuhan adalah mimpi yang tidak akan pernah terwujud. Pada umumnya mereka sudah puas menjadi “orang Kristen awam”.

Penyatuan dengan Tuhan, di mana seseorang memiliki peluang untuk berdialog dengan Tuhan hanyalah untuk para pendeta, hamba Tuhan atau yang diberi karunia khusus. Mereka sebagai “orang awam” hanya dapat mengharapkan memperoleh pesan-pesan Tuhan melalui hamba-hamba Tuhan tersebut. Mereka menantikan orang lain yang bisa berdialog dengan Tuhan untuk memberi nasihat dan menyampaikan rencana-rencana-Nya kepada mereka. Ironinya, dari orang-orang yang berani berkata bahwa mereka bisa menjadi perantara antara Tuhan dan umat, tidak sedikit adalah nabi-nabi palsu. Bermodalkan keberanian untuk berdusta dan kenekatan, mereka menyaksikan bahwa mereka bisa berdialog dengan Tuhan. Dengan hal itu mereka bisa memperdaya umat yang tidak memahami apa artinya berdialog dengan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa hanya hamba-hamba Tuhan tersebut yang bisa berdialog dengan Tuhan. Pada hal setiap orang percaya bisa berdialog dengan Tuhan tanpa kecuali. Hal ini tergantung masing-masing individu.

Mengisi hati dengan selalu merenungkan firman-Nya, melatih diri untuk dapat berdialog dengan Tuhan.

No comments:

Post a Comment