Penghakiman adalah pokok masalah penting yang harus dipersoalkan dengan
serius, sebab setiap insan pasti menghadapi realitas ini. Tetapi sayang
sekali, sangat sedikit penjelasan mengenai hal ini, sehingga banyak
orang Kristen yang bingung mengenai pokok masalah tersebut. Alkitab
tidak banyak berbicara bertalian dengan hal ini, atau hanya beberapa
teks yang menyinggungnya, itu pun tidak terlalu jelas sehingga bisa
menimbulkan berbagai interprestasi. Untuk memahami soal penghakiman,
kita harus mengetahui mengenai apa yang dimaksud dengan dosa menurut
atau bagi masing-masing komunitas. Berangkat dari pemahaman mengenai
dosa maka kita memahami mengenai penghakiman. Pertama, kita akan melihat
apa dan bagaimana penghakiman bagi orang Israel. Untuk ini harus
melihat apakah dosa menurut atau bagi orang Israel. Bagi bangsa Israel,
pada prinsipnya dosa berarti ketidaktaatan terhadap torat yang tertulis
di atas kitab. Torat memuat tiga komponen besar yaitu sepuluh perintah
Allah (Dekalog), undang–undang sipil (misipatym) dan undang-undang
ibadah (chuqqim).
Pelanggaran terhadap torat berarti suatu “kesesatan”, yaitu bahwa mereka telah memilih jalannya sendiri (Yes. 53:6). Kata kesesatan ini dalam teks aslinya adalah taah(הָעָתּ) yang juga berarti “astray” (salah jalan). Dalam Roma 2:23 dijelaskan bahwa orang-orang Israel telah melanggar hukum Torat. Kata melanggar dalam teks aslinya digunakan kata parabasis (παράβασις). Hukum
Torat telah ditetapkan untuk dipatuhi dan mengatur kehidupan bangsa Israel dalam segala aspeknya. Torat di sini sebagai tolak ukur pengaturan Tuhan atas umat pilihannya. Berkenaan
Dengan ini Paulus memakai kata “parabasis” bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan transgression. Dalam hal ini sikap mereka terhadap torat sebagai ukuran keberdosaannya. Suatu hari nanti mereka akan dihakimi menurut torat yang tertulis tersebut. Kalau dipersoalkan apakah di antara bangsa Israel, ada yang masuk dunia yang akan datang atau sorga? Tentu saja. Sebab mereka memiliki solusi dalam menyelesaikan masalah dosa. Solusi itu adalah darah domba. Darah domba adalah voucher dari darah Yesus. Itulah sebabnya ketika Tuhan menyelesaikan tugas penyelamatan dengan baik, Ia turun ke Kerajaan maut untuk membebaskan tawanan-tawanan, sebagian mereka adalah orang-orang Israel (Ef. 4: 6-10; 1 Ptr. 4:6).
Pengorbanan Kristus sebagai Anak Domba Allah, menyelamatkan kita dari dosa.
Pelanggaran terhadap torat berarti suatu “kesesatan”, yaitu bahwa mereka telah memilih jalannya sendiri (Yes. 53:6). Kata kesesatan ini dalam teks aslinya adalah taah(הָעָתּ) yang juga berarti “astray” (salah jalan). Dalam Roma 2:23 dijelaskan bahwa orang-orang Israel telah melanggar hukum Torat. Kata melanggar dalam teks aslinya digunakan kata parabasis (παράβασις). Hukum
Torat telah ditetapkan untuk dipatuhi dan mengatur kehidupan bangsa Israel dalam segala aspeknya. Torat di sini sebagai tolak ukur pengaturan Tuhan atas umat pilihannya. Berkenaan
Dengan ini Paulus memakai kata “parabasis” bahwa dosa adalah gerakan membelok dari jalan yang lurus. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan transgression. Dalam hal ini sikap mereka terhadap torat sebagai ukuran keberdosaannya. Suatu hari nanti mereka akan dihakimi menurut torat yang tertulis tersebut. Kalau dipersoalkan apakah di antara bangsa Israel, ada yang masuk dunia yang akan datang atau sorga? Tentu saja. Sebab mereka memiliki solusi dalam menyelesaikan masalah dosa. Solusi itu adalah darah domba. Darah domba adalah voucher dari darah Yesus. Itulah sebabnya ketika Tuhan menyelesaikan tugas penyelamatan dengan baik, Ia turun ke Kerajaan maut untuk membebaskan tawanan-tawanan, sebagian mereka adalah orang-orang Israel (Ef. 4: 6-10; 1 Ptr. 4:6).
Pengorbanan Kristus sebagai Anak Domba Allah, menyelamatkan kita dari dosa.
No comments:
Post a Comment