Sunday 19 August 2012

Philotimeomai

Dalam 2 Korintus 5:9, Alkitab bahasa Indonesia mengatakan bahwa Paulus berusaha agar ia berkenan kepada Allah. Kata berusaha di sini adalah philotimeomai (φιλοτιμέομαι) yang berarti berambisi. Ambisi artinya, hasrat atau tekad yang kuat untuk memperoleh sesuatu yang menjadi tujuan hidup. Dalam kata ambisi terdapat hasrat yang kuat dan tujuan hidup. Ini berarti sesuatu yang bersifat prinsip dan fundamental. Ambisi ini dibangun atau dipengaruhi oleh konsep-konsep filosofinya mengenai kehidupan. Ambisi Paulus adalah ambisi untuk berkenan kepada Tuhan. Ini adalah ambisi yang kudus. Kalau seseorang dicengkeram dengan ambisi ini berarti ia dimerdekakan.

Kecerobohan yang paling mengerikan adalah membiarkan jiwa diwarnai oleh suatu konsep filosofi tertentu sehingga membangun atau menciptakan suatu ambisi yang salah. Sebenarnya ketika seseorang tidak serius mengubah pola berpikirnya, itu berarti ia membiarkan rumput liar dan ilalang tumbuh dalam ladang hidup dan hatinya. Ladang hidup yang ditumbuhi rumput liar dan ilalang membelengu kehidupan sehingga ia tidak bisa merdeka. Dalam hal ini kebenaran yang memerdekakan (Yoh. 8:31-32). Tetapi banyak orang yang mengabaikan hal ini, sehingga ia membiarkan dirinya tidak bertumbuh. Tidak ada panen dalam wujud buah-buah sikap hati dan perbuatan yang menyukakan hati Tuhan.

Kekristenan pada dasarnya adalah jalan hidup, yaitu bagaimana seseorang dikuduskan oleh kebenaran sehingga ia bisa bersekutu dengan Tuhan (Yoh. 17:17,20-21). Tanpa pengudusan oleh Firman seseorang tidak akan memiliki pola berpikir seperti Allah, dan seorang yang berpola pikir tidak sinkron dengan Allah tidak akan dapat bersekutu dengan Dia. Kalau seseorang sudah tidak bisa lagi menghasilkan buah-buah pikiran yang sinkron dengan kehendak Allah berarti ia menjadi pohon mati di hadapan Tuhan. Maksudnya adalah, bahwa orang-orang yang tidak mengalami pengudusan oleh Firman akan menjadi orang-orang yang tidak memiliki ambisi yang benar. Bagaimanapun ia tidak akan memiliki kerinduan untuk benar-benar menjadi berkenan kepada-Nya. Pada waktu masih hidup tanpa mengerti kebenaran ia tidak mengerti bahwa keadaan itu sangat tragis. Ia masih bisa bangga atas dirinya dan memiliki ketenangan (tidak merasa gusar). Tetapi suatu hari nanti, ia akan menyaksikan bagaimana ia ditolak oleh Allah karena ambisi-ambisinya yang tidak ditujukan untuk menyukakan dan memuliakan Allah. Mereka adalah orang-orang yang hari ini tidak mampu memiliki ambisi yang kudus.

Menjaga hati dan fokus kepada Firman-Nya, berarti kita mengisi tujuan hidup dengan benar.

No comments:

Post a Comment