Sunday 26 August 2012

Sebenarnya Sudah Terhormat

Sebenarnya Lusifer dan para malaikat sebelum memberontak adalah makhluk yang sudah terhormat. Khususnya Lusifer, ia diciptakan di taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tahtanya dibuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaannya. Tempatnya dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah, ia berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. Sebenarnya ia tidak perlu mencari kehormatan lagi dengan kehormatan model yang lain. Kalau ia mentaati Allah Bapa, menjadi makhluk ciptaan seperti yang dikehendaki-Nya, niscaya ia menjadi makhluk terhormat sampai selamanya. Sebaliknya karena pemberontakannya, maka ia terbuang bersama dengan para malaikat yang memberontak ke dalam kegelapan abadi (Yud. 1:6).

Pada dasarnya gairah mencari kehormatan dari manusia adalah watak yang sudah diwarisi dari nenek moyang. Pada umumnya seseorang mau dianggap terhormat oleh sesamanya dengan berbagai sarana. Sarana-sarana tersebut antara lain gelar, pangkat, kekayaan, penampilan dan lain sebagainya. Itulah sebabnya manusia menginvestasikan segala sesuatu yang ada padanya demi untuk memperoleh segala fasilitas hidup guna menjadi sarana untuk menjadi terhormat atau memberi nilai pada diri. Jika sudah memiliki sarana-sarana tersebut pada umumnya ia menuntut penghargaan atau penghormatan dari pihak lain. Sebenarnya hal ini suatu kebodohan, kalau seseorang menyandang “sesuatu” sebagai sarana untuk menjadi terhormat berarti ia telah menjual dirinya. Ia menghargai dirinya seharga barang, sebagai sarana dirinya untuk dihormati. Sebenarnya orang lain tidak menghormati dirinya sebagai individu tetapi sarana yang dimiliki orang tersebutlah yang dihormati. Orang yang mencari kehormatan dengan menggunakan sarana materi sama dengan melecehkan dirinya sendiri. Orang yang menghormati sesamanya karena sarana tersebut, sebenarnya melakukan pelecehan terhadap orang tersebut. Seharusnya seseorang menghomati sesama harus menghormati secara pantas, artinya menghormati sesama berdasarkan keberadaan orang tersebut, bukan pada perkara lahiriahnya tetapi keberadaannya secara utuh. Artinya bahwa setiap individu diciptakan oleh Allah dengan terhormat, ia adalah ciptaan yang unik tiada duanya dan memuat rencana Allah yang luar biasa. Dengan penghargaan cara demikian seseorang menghargai Allah yang menciptakannya.

Setiap individu diciptakan oleh Allah dengan terhormat, dan memuat rencana Allah yang luar biasa.

No comments:

Post a Comment