Wednesday 15 August 2012

Memuaskan Diri Secara Benar

Dewasa ini Allah Bapa dalam keagungan kepribadian-Nya menghendaki agar anak-anak-Nya memiliki kehidupan yang berkualitas. Berkualitas menurut ukuran Tuhan. Kehidupan yang berkualitas hanya ketika seseorang memiliki cita rasa Ilahi atau indera rohani seperti Tuhan Yesus. Cita rasa atau indera rohani Tuhan Yesus adalah menikmati kehidupan yang melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa, bukan menikmati yang lain (Yoh. 4:34). Dengan melakukan itu Tuhan Yesus menikmati hidup-Nya sebagai Anak Allah yang dapat memuaskan hati Bapa (Mat. 3:17). Tuhan Yesus memuaskan diri-Nya secara benar. Ketika seorang anak Tuhan memuaskan diri secara benar seperti Guru­nya, maka secara langsung juga memuaskan hati Allah Bapa. Sebab kepuasan diri Anak Allah adalah melakukan kehendak Bapa. Melakukan kehendak Bapa menjadi kepuasan diri yang tidak tertandingi oleh kepuasan apapun, sampai menjadi ikatan. Inilah orang-orang yang menyembah Allah Bapa dengan benar. Orang Kristen seperti ini dapat menikmati dirinya sama seperti Bapa menikmatinya. Dengan demikian ia tahu apakah dirinya nanti di hadapan Tuhan di akhir jaman dikenal (ginosko) oleh Tuhan atau tidak. Oleh sebab itu, baginya Tuhan tidak perlu berterus terang, baik nanti mapun sekarang ini selama ia hidup, sebab ia sudah bisa tahu atau merasakan apakah ia dikenal oleh Dia atau tidak. Dalam hal ini, seorang yang akan dikenal atau ditolak oleh Allah sudah nampak gejala dan ciri-cirinya mulai sekarang.

Hal ini berbeda dengan manusia berdosa yang menikmati dirinya secara salah, yaitu memuaskan dirinya dengan fasilitas hidup dunia, kehormatan, sanjungan dan pujian manusia. Inilah cara memuaskan diri cara anak iblis yang menggiringnya ke dalam api kekal. Dengan cara ini anak-anak manusia dibelenggu oleh kuasa kegelapan untuk menjadi mempelainya. Orang Kristen yang memuas­kan diri dengan fasilitas dunia sama dengan menyembah iblis. Jangan kiranya bahwa hanya orang-orang di luar gereja yang terjebak dalam pola hidup seperti ini, orang-orang Kristen pun banyak yang terjebak dalam kubangan ini, dan mereka tidak menyadari keadaan mereka yang sangat membahayakan itu. Mereka masih menikmati kesenangan dunia seperti anak-anak dunia menikmatinya. Dalam hal ini kita bisa memahami mengapa Tuhan Yesus menuntut agar pengikut-Nya melepaskan diri dari segala ikatan (Mat 19:21; Luk. 14:33). Untuk menjadi anak-anak Tuhan yang bisa dinikmati oleh Tuhan seseorang harus bisa tidak menikmati kesenangan dunia ini.

Melakukan kehendak Bapa akan menghidupkan dan memuaskan jiwa kita.

No comments:

Post a Comment