Sunday 8 July 2012

Sedikit Yang Terpilih

Penyesatan yang terjadi dewasa ini adalah seseorang merasa bahwa ia sudah lahir baru, hal ini membuat orang tersebut tidak perlu berusaha berjuang untuk mengalaminya. Mereka lebih sibuk mendandani manusia lahiriahnya (ini adalah hasrat dari manusia kedagingan) dari pada mendandani manusia Ilahinya. Mereka merasa sudah nyaman dan aman menjadi orang Kristen yang terdaftar dalam suatu keanggotaan gereja tertentu, tetapi mereka tidak mempersoalkan apakah namanya sudah tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba, artinya tercatat sebagai anggota keluarga Allah. Kepada mereka tidak diingatkan bahwa kalau mereka masih sibuk mendandani manusia lahiriahnya (dengan berbagai fasilitas materi) itu berarti gejala bahwa mereka belum menjadi keluarga Allah. Mereka belum mengerti tanggung jawab sebagai orang percaya yang harus mempersiapkan pakaian kebesaran keluarga Allah.

Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk memperhatikan hal ini melalui sebuah perumpamaan seorang raja yang mengadakan pesta (Mat. 22). Ia mengundang semua orang untuk datang dalam pesta yang telah dipersiapkan. Ketika pesta berlangsung ada seorang tamu yang tidak mengenakan pakaian pesta. Raja itu menyuruh mengusir tamu tersebut dan membuangnya ke dalam kegelapan abadi. Kemudian Tuhan mengakhiri perumpamaan tersebut dengan pernyataan bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang terpilih. Dalam hal ini jelas sekali bahwa keterpilihan seseorang juga ditentukan oleh respon terhadap anugerah yang diberikan. Inilah anugerah yang bertanggung jawab.

Pakaian pesta menunjukkan kelayakan untuk menjadi anggota keluarga Allah. Hal ini harus diperjuangkan oleh setiap orang percaya dengan sangat serius, lebih dari memperjuangkan hal-hal lain dalam kehidupan ini. Kalau seseorang memperjuangkan sesuatu lebih dari perjuangannya mempersiapkan pakaian kebesaran sebagai anggota keluarga Allah, hal itu menunjukkan bahwa ia tidak menghargai kesempatan untuk menjadi anggota keluarga Allah. Ia memandang dunia ini lebih penting dan berharga. Inilah orang-orang yang dikatakan oleh Firman Tuhan sebagai pejinah (moikalis. Yun. μοιχαλίς) atau orang-orang yang tidak setia. Ia bukannya menjadi keluarga Allah tetapi musuh-Nya (Mat. 4:4). Tidak sedikit musuh-musuh Allah dalam gereja, tanpa mereka sadari bahwa dirinya adalah musuh Allah. Ironisnya, mereka dinyatakan sebagai “pemenang-pemenang”. Seakan-akan mereka telah menjadi orang setia kepada Tuhan sampai akhir. Pada hal, tidak perlu menunggu akhirnya, sekarang saja mereka tidak menunjukkan sebagai umat yang setia.

Berjalan dengan Tuhan, berarti kita menjaga dan belajar untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

No comments:

Post a Comment