Sunday 9 December 2012

Satu-satunya Dunia

Sebenarnya gelora jiwa yang memuat kesediaan sepenuhnya hidup bagi Tuhan seperti yang rasul Paulus miliki juga harus kita kenakan (Flp. 1:21). Ternyata penganut agama lain ada juga yang memiliki prinsip sama seperti ini hanya obyek allahnya berbeda. Mereka menjadikan agama yang mereka yakini sebagai satu-satunya dunia yang mereka miliki. Itulah sebabnya mereka berani mengorbankan apa pun demi kepercayaan-Nya. Mereka bisa memiliki irama hidup mirip Paulus, yaitu baik makan atau minum atau melakukan segala sesuatu, mereka lakukan demi allah yang mereka percaya (1Kor. 10:31). Setiap hari mereka ada di rumah ibadahnya tanpa menghitung waktu. Tidak jarang mereka yang tidur di rumah ibadahnya walaupun sebenarnya mereka memiliki rumah sendiri. Harta dan nyawa menjadi tidak bernilai demi membela allah yang mereka percayai sebagai satu-satunya allah yang benar. Bahkan keluarga pun bisa ditinggalkan demi membela allahnya. Begitu fanatiknya sampai pada keyakinan bahwa membunuh umat yang beragama lain bisa dipahalai. Mereka pun juga memiliki pengharapan memiliki dunia lain yang lebih baik, yang dipahami sebagai sorga. Dengan demikian mereka mengarahkan hidup mereka tidak tanggung-tanggung ke dunia di balik kubur yang mereka yakini lebih baik. Bagi mereka kematian tidaklah sesuatu yang menakutkan, bahkan kalau demi kepentingan allah yang mereka yakini memberi pahala, kematian adalah keindahan dan kebanggaan. Betapa malangnya kalau seandainya suatu hari nanti ternyata allah yang mereka bela, yang membuat hidup mereka terampas adalah allah yang keliru. Mereka tidak akan menemukan sorga yang mereka impikan.

Bagaimana dengan kehidupan kita sebagai orang percaya. Ironinya, banyak orang Kristen yang memiliki satu-satunya Allah yang benar dan Tuhan Yesus yang diutus-Nya (Yoh. 17:3), tetapi tidak memiliki kualitas keberimanan yang baik. Menjadi Kristen pun hanya karena hendak memperoleh kenyamanan hidup di dunia. Betapa kontrasnya. Lebih banyak komunitas Kristen yang mengajarkan bahwa percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Allah yang benar akan memperoleh jaminan pemeliharaan di dunia ini dengan limpahnya, dan bila mati akan masuk Sorga. Ajaran yang keliru ini tentu diminati oleh kebanyakan orang. Semboyannya adalah bahwa Allah itu baik dan berkuasa. Mereka hanya mau menikmati berkat jasmani. Pada hal mengikut Tuhan Yesus berarti “dikubur bersama dengan Tuhan Yesus” (Rm. 6:4; Kol 3:1-4). Dunia bukan lagi rumahnya, tidak ada lagi yang boleh menjadi kesukaan dan tujuan hidup selain Tuhan dan kerajaan-Nya. Prestasi kehidupan yang harus dicapai adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Orang yang percayanya benar pasti memiliki hanya satu dunia, yaitu Tuhan. Segala sesuatu yang ia lakukan pasti untuk kepentingan Tuhan saja.

No comments:

Post a Comment