Wednesday 12 December 2012

Memiliki Kehidupan Seperti Guru Agung

Murid-murid Tuhan Yesus berhasil keluar dari hidup keberagamaan yang menekankan hukum (torat) dan ritual agama, masuk ke dalam penyembahan dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24). Ternyata yang penting dalam mengikut Tuhan Yesus bukanlah kemakmuran lahiriah, tetapi memiliki kehidupan seperti “Guru Agung” dari Nazaret. Itulah sebabnya yang harus digumuli adalah “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul” (Kis. 2:41-42). Rasul-rasul adalah murid-murid Tuhan Yesus yang menjadi nara sumber utama pengajaran Tuhan Yesus. Ketekunan mereka mempelajari apa yang diajarkan Tuhan Yesus melalui rasul-rasul membuahkan kehidupan seperti Tuhan Yesus yang akhirnya berbuah panggilan Kristen (Kis. 11:26). Kristen artinya seperti Kristus. Perubahan dari hidup keberagamaan Yahudi beralih berkelakuan seperti Kristus inilah yang disebut sebagai hidup baru. Hal ini tanda dari seseorang yang mengalami kelahiran baru. Pada kenyataannya banyak orang seperti murid-murid Tuhan Yesus sebelum mengerti maksud utama kedatangan Tuhan Yesus. Mereka mengikut Tuhan Yesus dengan berbagai motivasi, diantaranya adalah kemakmuran duniawi. Jika keadaan ini tidak diubah berarti mereka masih kerasukan iblis (Mat. 19:21-23). Mereka mencari Tuhan Yesus karena “makan roti” atau berkat jasmani, bukan karena melihat tanda atau petunjuk arah (Yoh. 6:26). Melihat tanda artinya memahami maksud utama kedatangan Tuhan atau mengerti kemana arah hidup sebagai pengikut-Nya. Betapa tidak mudahnya mencelikkan mata pengertian orang untuk melihat tanda tersebut. Mereka yang sudah diajar dengan benar selama bertahun-tahun saja, nyaris tidak melihat tanda itu apalagi yang tidak diajar mengenal kebenaran. Mereka pasti tidak pernah melihat tanda tersebut, sehingga salah memahami maksud kedatangan Tuhan Yesus.

Dewasa ini banyak pemalsuan ajaran. Mereka mengajarkan suatu pengajaran yang diklaim sebagai ajaran Alkitab atau Firman Tuhan tetapi sebenarnya mereka memalsukan Firman Tuhan (Gal. 1:6-10; 2.Kor. 11:2-4). Pemalsuan tersebut membutakan pengertian banyak orang sehingga mereka tidak pernah diselamatkan. Mereka adalah orang-orang Kristen yang tidak selamat (dikembalikan kepada rancangan semula). Dalam hal ini kita mengerti betapa besar kemarahan Paulus terhadap penyesat-penyesat tersebut sehingga Paulus menjuluki mereka sebagai “anjing” (Yun, Koo-ohn, κύων) (Flp. 3:2). Bahkan Paulus juga menyampaikan seruan “terkutuk” bagi orang yang memalsukan Injil (Gal. 1:6-10). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memahami maksud utama kedatangan Tuhan Yesus. Oleh karena itu, kepada orang percaya harus diajarkan kebenaran Injil yang orisinil.

Janganlah tertipu oleh Injil yang diplesetkan oleh pengajar palsu, Kristen berarti hidup seperti Kristus, bukan hidup berkelimpahan berkat jasmani.

No comments:

Post a Comment