Sunday 9 December 2012

Kehilangan Hidup

Sebenarnya untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati itu sangat sulit, bahkan nyaris mustahil untuk dilakukan, sebab mengikut Tuhan Yesus berarti mengikut jejak-Nya; hidup seperti Dia hidup. Kalau hanya menjadi pengikut yang ikut-ikutan, nyaris tidak ada harga yang harus dibayar, malah merasa memiliki hak untuk dibayar. Seperti yang terjadi dewasa ini di banyak komunitas Kristen, diajarkan bahwa mengikut Tuhan Yesus otomatis akan menerima berkat jasmani atas kesehatan, usaha, pekerjaan, studi anak-anak dan lain sebagainya. Bila mati otomatis pasti masuk sorga. Pengajaran ini membentuk motivasi orang mencari Tuhan karena “roti”. Hal ini dilegalkan oleh banyak pembicara yang tidak mengenal nafas Injil yang sejati. Ingat nafas Injil yang sejati adalah ”melihat tanda” bukan makan roti sehingga kenyang” (Yoh. 6:26). Kata tanda dalam teks aslinya adalah semeion (σημεῖον) yang berarti petunjuk arah. Melihat tanda artinya menemukan kemana arah yang dimaksud oleh Tuhan agar manusia mengarahkan diri. Tentu saja arah yang dimaksud adalah Tuhan sendiri dan Kerajaan-Nya. Untuk itu seseorang harus melepaskan segala sesuatu agar perjalanan menuju arah tersebut tidak terhambat.

Penyesatan yang terjadi adalah praktek yang dilakukan beberapa gereja melalui pembicaranya yang mengesahkan bahwa orang Kristen yang ke gereja sudah berarti menjadi milik Allah (Gal. 5:24-25). Pada hal banyak mereka yang masih dalam status memiliki dirinya sendiri. Harus dipahami hukumnya kekristenan, bahwa seseorang tidak akan beroleh nyawa kalau tidak kehilangan nyawa, tidak akan hidup kalau belum mati, tidak akan dimiliki Allah sebelum melepaskan hak miliknya diserahkan kepada Allah sendiri. Kesediaannya terhadap hal ini ditandai dengan memberi diri dibaptis. Dengan demikian baptisannya benar-benar lambang kematiannya (Rm. 6:4). Perjamuan kudus pun menjadi lambang persekutuan dalam penderitaan-Nya. Inilah nilai orisinil kekristenan yang sekarang ini telah berubah menjadi sakramen-sakramen kosong yang tidak mengandung nilai orisinil Injil. Kekristenan yang benar akan mengajarkan bahwa menjadi pengikut Kristus akan kehilangan hidup. Berarti rela kehilangan kesenangan-kesenangan yang sebelumnya menciptakan kebahagiaan, kebanggaan, dan kesejahteraannya. Dengan melepaskan kesenangan lama akan memperoleh kesenangan baru. Yang paling sulit adalah ketika seseorang harus menanggalkan karakter yang sudah mendarah daging di dalam dirinya dan belajar terus untuk berperilaku seperti Tuhan Yesus dalam kasih, kesabaran, kejujuran, ketulusan dan lain sebagainya. Untuk hal ini seseorang harus berjuang dengan segala pengorbanan untuk bisa meraihnya.

Kekristenan yang benar akan mendidik seseorang menjadi pengikut Kristus, yaitu kehilangan hidup, tidak tertarik dengan dunia dan keindahannya.

No comments:

Post a Comment