Sunday 16 December 2012

Pantas Disebut Rohaniwan

Salah satu kata yang menunjukkan kelahiran baru selain palin genesia, juga anna genao yang artinya dilahirkan dari atas. Orang yang dilahirkan dari atas akan memiliki kesadaran dan penghayatan hidup bahwa dirinya bukan berasal dari dunia ini (Yoh. 17:16). Roh Kudus menolong murid-murid pertama untuk mengerti apa yang Tuhan Yesus katakan selama tiga setengah tahun mereka bersama-sama dengan Dia. Kalau selama itu, yaitu sebelum Tuhan Yesus dibang­kitkan, mereka memahami perkataan Tuhan Yesus dengan pikiran duniawi, setelah mereka dicelikkan, mereka memahami perkataan Tuhan dengan sudut pandang yang berbeda. Hal ini sama dengan orang-orang Kristen hari ini. Jika mereka belum lahir baru, mereka memahami Alkitab dengan sudut pandang duniawi. Mereka menjadi manusia yang santun tetapi belum lahir baru. Mereka bisa bertheologia dan berbicara mengenai pelayanan, keselamatan dan kemajuan pekerjaan Tuhan. Tetapi sejatinya kiblat atau fokus hidupnya masih di dunia hari ini.

Sebenarnya hal pembelaan terhadap agama dan allah bukan sesuatu yang sulit dilakukan. Pada umumnya orang-orang akan membela agama dan allah yang dipercayai sebagai allah yang benar. Bahkan mereka berani berkorban apa saja yang mereka miliki. Saulus adalah salah satu contoh orang baik, beragama dan setia kepada agamanya tetapi tidak mengalami kelahiran baru. Setelah menjadi Paulus barulah ia mengalami kelahiran Baru (Flp. 3:7-9). Yudas dan Petrus yang belum dipenuhi Roh Kudus adalah contoh orang yang belum dilahirkan baru. Tetapi mereka nampak begitu setia mengikut Tuhan Yesus sebelum Tuhan Yesus di salib.

Nurani yang baik juga belum memenuhi persyaratan untuk mengalami kelahiran baru. Nikodemus termasuk orang yang memiliki nurani yang baik jika dibanding pemimpin agama Yahudi pada waktu itu. Ia mengakui Tuhan Yesus berasal dari Allah. Tetapi ia tidak berani mengambil resiko untuk mengikut Tuhan Yesus, sebab ia akan kehilangan “nyawa”. Selama seseorang masih mempertahankan kehidupan di bumi ini, berarti ia belum dan tidak pernah mengalami kelahiran baru yang sejati. Hendaknya kita tidak merasa sudah lahir baru, kalau hanya memiliki “beban terhadap pekerjaan Tuhan”. Orang yang lahir baru akan memandang pekerjaan Tuhan bukan sebagian beban hidupnya tetapi seluruh kehidupannya. Ia akan rela menyerahkan nyawa dan seluruh miliknya untuk kepentingan pekerjaan Tuhan, sebab ia telah melabuhkan hatinya di Sorga. Seorang yang lahir baru pantas disebut sebagai rohaniwan, siapapun dia dan apapun profesinya.Sebaliknya seorang tokoh agama belumlah pantas disebut itu kalau tidak lahir baru.

Yang telah lahir baru pantas disebut rohaniwan, Yang belum, tidak pantas disebut rohaniwan, meskipun  tokoh agama

No comments:

Post a Comment