Keagungan hidup kekristenan bukan karena menjadi aktivis atau menjadi
pendeta, tetapi senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh ini,
supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh ini (2 Kor.
4:10). Inilah yang Paulus maksudkan dengan “persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam
kematian-Nya” (Flp. 3:10). Apa maksud pernyataan Paulus ini? Untuk
menjawabnya perlulah kita memeriksa secara teliti seluruh perikop di
dalam 2 Korintus 4. Perikop ini berbicara mengenai perjuangan Paulus
dalam pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepadanya (2 Kor. 4:1). Hidup
Paulus sepenuhnya merupakan perjuangan untuk pekerjaan Tuhan.
Pengorbanannya adalah dari harta, jiwa sampai penderitaan fisik. Hal itu
akan membentuk gaya hidup yang diperagakan oleh Tuhan Yesus. Ini adalah
profil dari seorang yang telah kehilangan hidup, tetapi memperoleh
hidup yang baru. Gaya hidup seperti ini jika terus dikembangkan terus
sampai pada kualitas hidup “hidupku bukan aku lagi”, tetapi Kristus yang
hidup didalam aku (Gal. 2:19-20).
Ini juga yang dimaksud dalam Kolose 3:1-4, bahwa orang percaya sudah mati, hidupnya tersembunyi bersama dengan kristus di dalam Allah. Sampai pada level ini seseorang dapat disebut sebagai “hidup baru” di dalam Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang pantas disebut sebagai pengikut Kristus dan layak disebut sebagai “Kristen” yang artinya seperti Kristus. Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Paulus dalam 2 Korintus 4:10, yaitu supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Dengan demikian seseorang barulah menjadi saksi yang efektif yang dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus bukan tokoh dongeng, bahwa Dia adalah Anak Allah yang mati dan bangkit, hidup dan berkuasa yang suatu hari akan tampil sebagai Raja. Kehidupan seperti inilah yang dirindukan oleh Allah Bapa sehingga seseorang pantas mendapat sertifikat yang berbunyi: Inilah anak-Ku yang Ku-kasihi kepadanya Aku berkenan. Dalam hal ini proses keselamatan harus terselenggara dengan baik. Pengalaman ini tidak akan dialami oleh orang yang tidak mengalami kelahiran baru. Gaya hidup seperti ini adalah gaya hidup bangsawan Sorgawi yang bisa diajak menderita bersama dengan Tuhan Yesus. Tentu saja hanya orang-orang seperti ini yang dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus Kristus (Rm. 8:17). Untuk mencapai level ini seseorang harus berjuang dengan keras tanpa batas. Tidak mungkin dapat dialami secara otomatis. Hal ini sangat tergantung pada masing-masing individu. Tuhan memberikan fasilitas keselamatan, tergantung masing-masing orang apakah mau memanfaatkannya.
Kristen sejati adalah jika kualitas hidupnya sudah mencapai “hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup dialam aku.”
Ini juga yang dimaksud dalam Kolose 3:1-4, bahwa orang percaya sudah mati, hidupnya tersembunyi bersama dengan kristus di dalam Allah. Sampai pada level ini seseorang dapat disebut sebagai “hidup baru” di dalam Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang pantas disebut sebagai pengikut Kristus dan layak disebut sebagai “Kristen” yang artinya seperti Kristus. Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Paulus dalam 2 Korintus 4:10, yaitu supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Dengan demikian seseorang barulah menjadi saksi yang efektif yang dapat membuktikan bahwa Tuhan Yesus bukan tokoh dongeng, bahwa Dia adalah Anak Allah yang mati dan bangkit, hidup dan berkuasa yang suatu hari akan tampil sebagai Raja. Kehidupan seperti inilah yang dirindukan oleh Allah Bapa sehingga seseorang pantas mendapat sertifikat yang berbunyi: Inilah anak-Ku yang Ku-kasihi kepadanya Aku berkenan. Dalam hal ini proses keselamatan harus terselenggara dengan baik. Pengalaman ini tidak akan dialami oleh orang yang tidak mengalami kelahiran baru. Gaya hidup seperti ini adalah gaya hidup bangsawan Sorgawi yang bisa diajak menderita bersama dengan Tuhan Yesus. Tentu saja hanya orang-orang seperti ini yang dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus Kristus (Rm. 8:17). Untuk mencapai level ini seseorang harus berjuang dengan keras tanpa batas. Tidak mungkin dapat dialami secara otomatis. Hal ini sangat tergantung pada masing-masing individu. Tuhan memberikan fasilitas keselamatan, tergantung masing-masing orang apakah mau memanfaatkannya.
Kristen sejati adalah jika kualitas hidupnya sudah mencapai “hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup dialam aku.”
No comments:
Post a Comment