Friday 22 June 2012

Strong Shoulder

Kita harus menerima bahwa proyek penyelamatan atas setiap orang di sekitar kita dipercayakan Tuhan kepada kita. Tentu tidak semua orang dipercayakan kepada kita, tetapi kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa orang yang kita temukan dalam hidup kita setiap hari adalah proyek Tuhan yang menjadi ­bagian kita. Di antara mereka adalah orang-orang yang menurut kita harus kita buang atau tidak pantas ada di sekitar kita karena merugikan, melukai atau kita pandang ­jahat dan membahayakan. Kalau seseorang dipercayakan kepada kita untuk kita ­selamat, maka kita harus setia menyelamatkannya, seberat apapun beban itu. ­Kalau Tuhan bisa mempercayakan proyek kecil kepada kita dan bisa ditunaikan dengan baik, maka Allah akan mempercayakan proyek yang lebih besar. Dalam hal ini kita harus belajar bertanggung jawab dari hal kecil. Daud tidak akan bisa dipercayai ­mengalahkan ­Goliat dan menjadi raja atas Israel raya, kalau tidak setia ­menggembalakan domba dan berani mempertaruhkan nyawanya untuk seekor dombanya. Rupanya Daud ­sudah berlatih bertarung dengan singa dan beruang, sebelum bertarung dengan Goliat. Dalam hal ini Daud bukan orang yang menjadi besar mendadak. Dia adalah anak panah yang dipertajam Tuhan melalui peristiwa kehidupan setiap hari, yang pada waktunya akan dilepaskan oleh Tuhan bagi kemuliaan-Nya.

Tuhan mencari orang-orang yang memiliki “strong shoulder” (bahu kuat) ­untuk bisa memikul salib yaitu keselamatan jiwa-jiwa yang dipercayakan ­Tuhan ­kepadanya. Ini sama dengan salib yang dipikul oleh Tuhan Yesus. Salib yang ­dipikul oleh Tuhan Yesus terdapat keselamatan semua jiwa manusia yang hidup di dunia ini. Ia ­memikul semua dosa dunia. Adalah kehormatan kalau Tuhan memberikan salib kepada kita masing-masing untuk kita pikul. Salib itu adalah penderitaan yang kita alami demi keselamatan orang lain, ini sama dengan bahwa salib adalah kantong yang memuat jiwa-jiwa yang akan dipindahkan ke Kerajaan Sorga. Bagi mereka yang tidak memiliki belas kasihan Tuhan, salib adalah siksaan, tetapi bagi mereka yang belajar memiliki belas kasihan Tuhan, salib adalah keindahan hidup dan ­kenikmatan yang mengandung kehormatan tiada tara. Bagi yang ­bersedia, ­hendaknya berani mohon kesempatan untuk mengambil bagian penderitaan ­Tuhan. Tuhan ­memberikan kita karunia bukan saja untuk percaya tetapi juga untuk ­menderita bagi Dia (Flp. 1:29). Kalau seseorang benar-benar memperoleh karunia untuk percaya, maka ia juga pasti mengenakan karunia menderita bagi Tuhan.

Setia dengan perkara yang kecil, maka Allah akan memberikan perkara yang besar.

No comments:

Post a Comment