Monday 18 June 2012

Cara Memandang Sesama

Dalam hidup kita sebagai anak-anak Allah, Tuhan mengajar kita ­memandang manusia lain seperti Tuhan memandang. Hal ini merupakan langkah-­langkah nyata menerapkan kasih kepada sesama. Itulah sebabnya orang percaya ­harus ada di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai lingkungan. Dari anggota ­keluarga sendiri, keluarga besar sampai masyarakat luas, masyarakat kelas bawah sampai atas, dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Dari yang rohani dan yang saleh sampai kepada yang tidak bermoral, dari ­mereka yang menguntungkan sampai kepada yang merugikan, dari yang mengasihi kita sampai kepada yang membenci, dari yang setia dan yang berkhianat dan lain ­sebagainya. Meninggalkan keramaian menjauhi manusia lain dan pergaulan untuk bisa ­menyepi di tempat terpencil merupakan usaha untuk melarikan diri dari kehidupan ­normal adalah sikap pengecut yang tidak membuat seseorang memiliki keunggulan sebagai manusia yang memanusiakan orang lain. Biasanya mereka berpendirian  bahwa ­dengan melakukan hal tersebut mereka memiliki hubungan yang eksklusif ­dengan allah yang disembah dan menjadi manusia yang unggul. Justru ­keunggulan ­seseorang adalah ketika bergaul dengan manusia lain dan menjadikan manusia lain sebagai sesamanya seperti yang Tuhan Yesus ajarkan; mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Bagaimana kita bisa memandang manusia seperti Allah memandang? Ha­rus dimulai dari pengertian kita mengenai kenyataan bahwa Allah menaruh roh yang berasal dari Dia dalam diri setiap insan. Sejatinya semua manusia yang memi­liki roh dari Allah adalah anak-anak Allah. Tetapi karena dosa manusia telah ­tidak ­memiliki karakter seperti Bapa. Inilah yang menjadi pertimbangan awal. ­Bukan tanpa ­alasan kalau Tuhan mengingini roh yang ada dalam diri manusia ­dengan cemburu atau dengan sangat kuat. Allah mengingini roh tersebut dimaksudkan agar tidak ­terseret ke dalam api kekal. Oleh karena itu Allah Bapa mengutus putra tunggal-Nya untuk menyelamatkannya. Hal ini menunjukkan betapa mahal harga roh ­manusia. ­Nilai tinggi ini harus disadari sepenuh oleh orang percaya dan orang percaya berjalan sepikiran dan seperasaan dengan Allah Bapa yang mengupayakan keselamatan ­mereka. Kalau seseorang menyadari nilai hidup manusia ini, maka ia akan rela ­mengorbankan apapun demi keselamatannya. Dan ternyata apapun yang kita ­korbankan tidak ada artinya dibanding dengan nilai manusia itu. Itulah ­sebabnya  beribu-ribu malaikat di Sorga bersukacita atas satu jiwa yang bertobat.

Kita harus memandang sesama dengan kerinduan agar mereka beroleh keselamatan di dalam Yesus.

No comments:

Post a Comment