Saturday 23 June 2012

Kaya Dalam Tuhan

Kita harus percaya bahwa semua yang kita lakukan memiliki dampak kekal. Bagi orang lain maupun bagi kita. Inilah cara mengumpulkan harta di sorga, harta abadi kita sendiri dan orang lain. Dengan cara demikian kita memperkaya diri kita di Kerajaan Allah Bapa dan memperkaya orang lain. Inilah yang ­dimaksud ­Firman ­Tuhan bahwa Tuhan  Yesus yang kaya menjadi miskin supaya kita yang miskin ­menjadi kaya (2 Kor. 8:9). Penderitaan-Nya memperkaya kita. Demikian pula kasih dan pengorbanan kita bagi orang lain memperkaya mereka. ­Memperkaya mereka untuk memperoleh bagian dalam Kerajaan Allah. Kemiskinan yang ­dialami oleh ­Tuhan Yesus bukanlah kemiskinan harta saja tetapi seluruh ­kemuliaan Ia ­tanggalkan. Hanya dengan cara demikian Ia bisa memberikan kemuliaan bagi kita. Kalau ­meneliti 2 Korintus dari ayat 1-7, pokok pembicaraan bukan pada ­masalah kekayaan jasmani. Bahkan jemaat Korintus dikatakan miskin dalam harta ­tetapi kaya dalam kemurahan. Kekayaan yang dimaksud adalah kaya dalam segala ­sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan ­untuk membantu, dan dalam kasih dan kaya dalam pelayanan kasih ini (2 Kor. 8:7), ­Jenis kekayaan ini adalah kekayaan yang membawa seseorang kepada kemuliaan di dalam ­Kerajaan-Nya. Jadi, adalah sangat keliru kalau kekayaan yang dimaksud di sini adalah harta dunia atau materi.

Kalau kekayaan di teks ini dipahami sebagai kekayaan duniawi maka ­keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus tidak akan pernah dialami. Fokus ­mereka menjadi meleset. Seharusnya dengan menerima keselamatan dalam Tuhan ­Yesus ­Kristus dan bertumbuh dalam keselamatan, mereka menjadi kaya dalam ­segala ­sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam ­kesungguhan ­untuk membantu, dan dalam kasih dan  kaya dalam pelayanan ­kasih. Kekristenan yang benar akan menggiring seseorang kepada kekayaan ini. Sangat disayangkan kalau ­seseorang memiliki keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus tetapi ternyata tidak ­memiliki kekayaan ini. Ada sesuatu yang salah dalam hidup ­kekristenannya. ­Kesalahan itu terletak pada pemahaman mereka mengenai keka­yaan yang salah, ­sehingga tidak ada usaha untuk berjuang untuk meraih berkat rohani yang ­tersedia dalam karya keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Biasanya mereka ­memandang keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai sarana untuk memperoleh ­pemulihan bagi pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata. Dengan hal ini Injil telah didevaluasi atau merosot nilainya

Keselamatan di dalam Yesus Kristus, lebih berharga dari harta di dunia ini.

No comments:

Post a Comment