Secara teori banyak orang Kristen meresponi setuju terhadap fokus atau
tujuan hidup yang diajarkan bahwa kita bukan berasal dari dunia ini;
bahwa rumah kita di Sorga dan kita sedang menantikan kedatangan Tuhan
untuk menjemput kita ke sana. Tetapi banyak orang yang berjalan di
tempat bahkan tidak menuju tujuan tersebut atau membelakanginya.
Bagaimana kita bisa mengukur bahwa kita belum memindahkan fokus hidup
kita sebagaimana mestinya? Jawabannya terletak pada satu kata yang
penting yaitu ambisi. Kata ini dalam bahasa Indonesia berarti keinginan
besar untuk berhasil meraih suatu cita-cita atau keinginan. Setiap insan
pasti memiliki ambisi. Hanya orang mati dan yang tidak waras yang tidak
memiliki ambisi. Justru Tuhan menaruh ambisi ini sebagai komponen
penting yang menggerakkan seseorang menjalani hidup. Masalahnya adalah
apakah kita mengisi ambisi kita dengan tujuan hidup yang benar.
Isi
dari tujuan hidup seseorang tergantung dari pemahamannya mengenai
hidup. Pemahaman hidup yang salah akan mengakibatkan seseorang mengisi
ambisinya dengan tujuan yang salah pula. Hal ini bukan saja terjadi atas
mereka yang tidak belajar theologi. Mereka yang belajar theologi dan
merasa telah memiliki pemahaman yang baik ternyata juga tidak menujukan
hidupnya pada tujuan hidup yang benar sebagaimana mestinya. Hal ini
sangat berbahaya sebab mereka yang bisa berteori mengenai Tuhan
seharusnya bukan saja bisa berbicara mengenai Tuhan dan teori-teorinya
tetapi menjadi contoh konkrit bagaimana kehidupan seseorang yang
memiliki tujuan hidup yang benar itu.
Tanpa disadari oleh banyak
di antara mereka yang ada di ladang Tuhan melayani pekerjaan Tuhan
dengan fokus yang salah. Mereka giat dalam lingkungan gereja, misi,
yayasan sosial Kristen, pendidikan Kristen dan lain sebagainya yang
sering diidentifikasi sebagai pekerjaan Tuhan, tetapi di balik semua
kegiatan tersebut mereka mengobarkan ambisi pribadi yang pada dasarnya
bukan bertendensi (ke arah) kepentingan Kerajaan Allah. Semua kegiatan
tersebut dijalankan bukan sebagai suatu wujud “menghadirkan Kerajaan
Allah” seperti yang terdapat dalam kalimat Doa Bapa Kami, Mereka
melakukan semua kegiatan tersebut juga bukan demi pemerintahan-Nya di
langit baru dan bumi yang baru yang akan datang. Semua dilakukan hanya
demi kebanggaan, kepuasan, kehormatan dan kemewahan duniawi hari ini di
bumi ini. Inilah penyembahan terhadap iblis. Waspadalah.
Selalu menjaga hati dan fokus kepada rencanaNya, berarti kita mengisi tujuan hidup kita dengan benar.
No comments:
Post a Comment