Thursday 17 May 2012

Tendensi Yang Sesat

Secara teori banyak orang Kristen meresponi setuju terhadap fokus atau tujuan hidup yang diajarkan bahwa kita bukan berasal dari dunia ini; bahwa rumah kita di Sorga dan kita sedang menantikan kedatangan Tuhan untuk menjemput kita ke sana. Tetapi banyak orang yang berjalan di tempat bahkan tidak menuju tujuan tersebut atau membelakanginya. Bagaimana kita bisa mengukur bahwa kita belum memindah­kan fokus hidup kita sebagaimana mestinya? Jawabannya terletak pada satu kata yang penting yaitu ambisi. Kata ini dalam bahasa Indonesia berarti keinginan besar untuk berhasil meraih suatu cita-cita atau keinginan. Setiap insan pasti memiliki ambisi. Hanya orang mati dan yang tidak waras yang tidak memiliki ambisi. Justru Tuhan menaruh ambisi ini sebagai komponen penting yang menggerakkan seseorang menjalani hidup. Masalahnya adalah apakah kita mengisi ambisi kita dengan tujuan hidup yang benar.

Isi dari tujuan hidup seseorang tergantung dari pemahamannya mengenai hidup. Pemahaman hidup yang salah akan mengakibatkan seseorang mengisi ambisinya dengan tujuan yang salah pula. Hal ini bukan saja terjadi atas mereka yang tidak belajar theologi. Mereka yang belajar theologi dan merasa telah memiliki pemahaman yang baik ternyata juga tidak menujukan hidupnya pada tujuan hidup yang benar sebagaimana mestinya. Hal ini sangat berbahaya sebab mereka yang bisa berteori mengenai Tuhan seharusnya bukan saja bisa berbicara mengenai Tuhan dan teori-teorinya tetapi menjadi contoh konkrit bagaimana kehidupan seseorang yang memiliki tujuan hidup yang benar itu.

Tanpa disadari oleh banyak di antara mereka yang ada di ladang Tuhan melayani pekerjaan Tuhan dengan fokus yang salah. Mereka giat dalam lingkungan gereja, misi, yayasan sosial Kristen, pendidikan Kristen dan lain sebagainya yang sering diidentifikasi sebagai pekerjaan Tuhan, tetapi di balik semua kegiatan tersebut mereka mengobarkan ambisi pribadi yang pada dasarnya bukan bertendensi (ke arah) kepentingan Kerajaan Allah. Semua kegiatan tersebut dijalankan bukan sebagai suatu wujud “menghadirkan Kerajaan Allah” seperti yang terdapat dalam kalimat Doa Bapa Kami, Mereka melakukan semua kegiatan tersebut juga bukan demi pemerintahan-Nya di langit baru dan bumi yang baru yang akan datang. Semua dilakukan hanya demi kebanggaan, kepuasan, kehormatan dan kemewahan duniawi hari ini di bumi ini. Inilah penyembahan terhadap iblis. Waspadalah.

Selalu menjaga hati dan fokus kepada rencanaNya, berarti kita mengisi tujuan hidup kita dengan benar.

No comments:

Post a Comment