Wednesday 23 May 2012

Kebenaran Batiniah

Tuhan menghendaki kebenaran batiniah. Kebenaran batiniah maksudnya adalah sikap mengasihi dan menghormati Allah secara pantas atau sebagaimana seharusnya. Dua kata ini tidak bisa dipisahkan, sebab tidak mungkin seseorang dapat menghormati Tuhan secara benar tanpa mengasihi Dia, sebaliknya juga demikian. Seseorang menghormati Tuhan sebab mengasihi-Nya atau karena mengasihi Dia maka dengan rela dan sukacita menghormati-Nya. Kalimat ini kedengarannya sederhana tetapi sebenarnya tidak. Ini bukan hal yang sederhana, ini adalah hal yang sangat istimewa dan luar biasa. Mengasihi dan menghormati Tuhan bukan hal yang mudah dilakukan, tetapi kalau seseorang mencapai level ini dengan benar, maka itulah prestasi abadi atau harta yang tidak pernah bisa dimakan ngengat dan karat, pencuri tidak bisa mencuri serta membongkarnya. Masalahnya adalah, menggarap dan mengolah hati memiliki sikap tersebut adalah pergumulan terberat dalam hidup. Hal yang sangat sukar. Kalau saudara tidak memahami sukarnya memiliki sikap hati yang mengasihi Tuhan dan menghormati, berarti saudara belum bergumul memiliki sikap batiniah yang benar ini.

Mengasihi dan menghormati Tuhan berarti sikap dimana seseorang dapat menempatkan dirinya dengan benar dihadapan Tuhan dan menempatkan Tuhan dengan benar di dalam kehidupannya. Untuk ini seseorang harus menggunakan sepanjang waktu hidupnya dengan sungguh-sungguh berusaha sampai ia “berkenan” di hadapan Tuhan. Menempatkan Tuhan dengan benar berarti pertama, memiliki cinta terhadap Tuhan lebih dari pada mencintai siapa pun dan apa pun. Kedua, berusaha mengerti apa yang dikehendaki-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Ini berarti ia harus berhenti mencari kesenangan bagi dirinya sendiri. Ini berarti tidak ada cita-cita yang kita miliki di luar kehendak dan rencana-Nya. Untuk ini seseorang harus hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia. Ini adalah perasaan takut kepada Dia yang tidak memandang muka (Yun. Aprosopoleptos; ἀπροσωπολήμπτως). Hal ini sama dengan kalau kita hadir di sebuah pesta kenegaraan, dimana dihadiri orang-orang besar yang terhormat. Kita bersikap hati-hati takut berbuat salah. Seperti seseorang yang baru tinggal di rumah suatu keluarga. Kita takut berbuat suatu kesalahan. Ketakutan seperti ini yang akan mendorong kita belajar untuk memahami apa yang menyukakan hati-Nya dan yang bisa melukai hati-Nya. Hidup kita harus terus menerus dalam suasana ini. Hal ini akan membangun sikap hormat yang pantas bagi Dia yang layak menerima segala hormat.

Kekuatan dari Tuhan menyanggupkan kita untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi.

No comments:

Post a Comment