Sunday 27 May 2012

Attitude

Hukum yang diberikan Tuhan sesungguhnya bukanlah tujuan. Hukum hanya menjadi ukuran seberapa seseorang mengasihi dan menghormati Allah, aspek yang lain dari pemberian hukum adalah agar manusia hidup tertib. Dengan keter­tiban tersebut manusia bisa eksis, tidak punah. Itulah sebabnya kepada orang non Yahudi yang sering disebut sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau orang kafir pun Allah menulis tauratnya di dalam hati mereka (Rm. 2:12-16). Oleh sebab itu tidak heran kalau banyak orang tidak mengenal Allah (Yahweh) dan bukan orang kristen juga didapati memiliki moral yang baik bahkan sangat baik dalam ukuran manusia. Tentu mereka nanti akan dihakimi menurut perbuatan sebab mereka tidak mengenal Injil.

Bagi bangsa Israel, taurat yang diberikan dimaksudkan agar bangsa itu memelihara warisan pengenalan akan Allah bagi dunia melalui bangsa itu dan agar bangsa itu tidak punah sebab Mesias dilahirkan dari bangsa itu. Akhirnya baik bangsa Israel maupun orang percaya kepada Tuhan Yesus menjadi saksi bagi Allah yang benar, maksudnya kalau ada pertanyaan siapakah Allah yang benar maka bangsa Israel dan orang Kristenlah yang akan menjawab. Untuk itu bangsa Israel tidak boleh punah. Dan kenyataannya bangsa itu sampai sekarang masih eksis, walau selama ribuan tahun terusir dari tanah airnya.

Bagi bangsa Israel, dimana hukum torat sebagai alat membangun hubungan dengan Allah, bila dilakukan akan membangun sikap batiniah yang baik. Tetapi kebaikan sikap batiniah ini belumlah memenuhi kehendak atau kepuasan hati Allah. Tuhan menghendaki agar sikap kasih dan hormat kepada Allah tidak diatur oleh hukum dan liturgi atau seremoni agama. Yang Tuhan kehendaki adalah sikap batiniah seperti Tuhan Yesus Kristus. Bagi umat pilihan yang dipanggil menjadi anak-anak Allah, sikap hati yang mengasihi dan menghormati Allah merupakan tujuan utama. Sikap mengasihi dan menghormati Allah ini telah diteladankan oleh Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya kita harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus; dalam teks Yunaninya diterjemahkan phroneo. Dalam teks bahasa Inggris teks ini diterjemahkan mind (KJV) sedang versi NIV diterjemahkan attitude. Pada mulanya saya tidak suka dengan terjemahan “attitude” yang seakan-akan tidak mewakili kata “phroneo”. Tetapi kemudian hari saya mulai setuju ketika saya menyadari bahwa attitude seseorang pasti nampak dari sikap lahiriahnya. Kalau seseorang mengasihi dan menghormati Tuhan, sikap ini akan membuahkan tindakan konkret.

Sikap hati yang mengasihi dan menghormati Allah, merupakan tujuan hidup utama anak-anak Allah.

No comments:

Post a Comment