Tuesday 29 May 2012

Diperdaya Oleh Ular

Betapa pentingnya pernyataan Paulus dalam 2 Korintus 11:2-3 yaitu untuk memahami bagaimana Iblis membinasakan umat pilihan. Pikiran menjadi tempat dimana seseorang dikuasai oleh suatu kuasa, apakah Allah atau musuhnya yaitu Lusifer yang jatuh. Dalam kitab Kejadian 3, kita membaca kisah kejatuhan Adam dan Hawa. Pada dasarnya kejatuhan manusia adalah karena mereka tidak berpegang teguh kepada apa yang dikatakan atau diajarkan Tuhan. Mereka mendengar apa yang diajarkan oleh ular dan mengikutinya. Itulah yang dimaksud oleh Paulus bahwa pikiran Hawa disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Allah Bapa. Hawa terperdaya oleh ular tersebut dengan cara demikian.

Kita tidak tahu berapa lama manusia pertama ini bergumul menghadapi bujukan ular. Pasti pergumulan mereka hebat. Implikasi dari kisah kejatuhan manusia dalam Kejadian 3 sangat penting bagi kita. Pergumulan yang sama juga kita alami sekarang. Iblis berusaha mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang bertentangan dengan pikiran Allah. Oleh sebab itu kita harus senantiasa berjaga-jaga, sebab iblis mengetahui titik lemah kekasih-kekasih Tuhan. Daud tidak bisa dirobohkan Goliat, tetapi ia bisa dirobohkan wanita lemah seperti Betsyeba. Petrus mempercayai bahwa Tuhan Yesus berasal dari Allah (Mat 16:16-17), tetapi beberapa saat kemudian ia dipakai oleh iblis untuk menjegal perjalanan karya keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tegas berkata,”Enyahlah iblis…”. Ternyata di dalam pikiran Petrus ada dua pikiran, pikiran yang benar dan pikiran yang salah. Pikiran yang benar bisa mendatangkan wahyu, marifat dan hikmat Allah, tetapi pikiran yang salah menjadi kendaraan iblis.

Di sini kita mendapat pelajaran yang mahal, bahwa pengertian kita akan kebenaran harus lengkap, supaya tidak ada celah iblis untuk menjatuhkan kita. Orang yang dikuasai, dimiliki dan menjadi serupa dengan Tuhan adalah orang yang dapat berdialog dengan Tuhan, bisa berbicara dengan Tuhan dan mendengar suara Tuhan. Sebaliknya orang yang dikuasai, dimiliki dan serupa dengan dunia akan selalu mendengar suara iblis dan terus digairahkan untuk mengkhianati Tuhan Penciptanya. Sebaliknya iblis tidak bisa berbisik dan membujuk anak-anak Tuhan yang dikuasai, dimiliki oleh Tuhan. Anak Allah yang pikirannya diisi kebenaran Firman yang murni tidak bisa mengecap apa yang datang dari dunia, tetapi kalau pikiran seseorang tidak diisi dengan kebenaran Firman Tuhan, maka ia tidak bisa menikmati Tuhan atau hal-hal yang datang dari Tuhan (you feel the way you thing).

Kejatuhan manusia dikarenakan manusia tidak memiliki keteguhan akan firman-firmanNya.

No comments:

Post a Comment