Monday 21 May 2012

Kesempatan Mengenal Sang Bapa

Perjalanan hidup di dunia ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menemukan dan mengenal Sang Pencipta yang adalah Allah Bapa kita. Penge­nalan itu meliputi pengenalan terhadap Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus yang diutus yang semuanya telah nampak melalui perbuatan-Nya yang ditulis dalam Alkitab Perjanjian Lama dan dalam Alkitab perjanjian Baru (Yoh. 17:3), serta melalui pengalaman kehidupan konkret setiap hari. Untuk ini seseorang harus mengerahkan seluruh kekuatan hidupnya untuk menemukan dan mengenal Dia. Hal utama dan pertama yang harus diusahakan adalah menyediakan waktu khusus yang memadai untuk belajar mengenal Allah secara kognitif atau pemahaman pikiran atau dalam penger­tian ratio. Selanjutnya melalui segala pengalaman hidup belajar menemukan dan mengenal Allah yang hidup. Dalam hal ini betapa berartinya waktu yang kita miliki; setiap detik, menit dan jam yang kita miliki. Melalui peristiwa hidup setiap hari Tuhan mengajar kita mengenal Dia. Di dalamnya Tuhan menyediakan pengenalan akan diri-Nya dengan limpah. Waktu hidup ini menjadi bernilai kalau kita memanfaatkan untuk belajar mengenal Allah. Inilah yang dimaksud dengan talenta dalam Alkitab. Penger­tian Talenta dalam Alkitab bukanlah bakat tetapi segala potensi yang disediakan oleh Allah untuk mengenal Dia agar mengenakan kodrat Ilahi.

Mengenal Tuhan bukan hanya pengetahuan mengenai siapa diri-Nya tetapi bagaimana memahami pikiran dan perasaan Tuhan. Justru ini yang terpenting, kita belajar mengenal Tuhan dimaksudkan agar kita memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak Tuhan; memahami pikiran dan perasaan-Nya. Jadi tujuan kita mempelajari mengenai Tuhan agar kita bisa berpikir dan berperasan searah dengan Tuhan. Sehingga segala keinginan dan keputusan kita tidak bertentangan dengan kehendak-Nya. Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya (1Yoh. 2:17). Betapa agung dan luhurnya kehidupan seperti ini.

Seseorang harus memutuskan untuk memilih tujuan hidup ini, kalau tidak maka segala kesenangan dan kesibukannya menyeretnya kepada kehidupan yang sia-sia, sampai ia tidak pernah memiliki kesempatan untuk itu. Kita harus bertekad untuk menjadikan hal ini sebagai tujuan hidup. Kita harus mulai menggerakkan hidup kita untuk berusaha mengenal Allah. Penundaan pengambilan keputusan bisa berarti tidak memilih Tuhan dan Kerajaan-Nya. Memang tidak bermaksud masuk api kekal, tetapi dengan sikap tersebut ia membawa dirinya ke api kekal.

Hidup akan menjadi bernilai jika kita belajar untuk menemukan dan mengenal kehendak Allah.

No comments:

Post a Comment