Thursday 28 June 2012

Romans 8:5

People who have rejected you in the past are up once again for review. Take this time to release them completely, and do not allow those old, negative emotions or condemnation to resurface. Let bygones be bygones, and then move on. In this season you must be free from all bondage in order to take advantage of the next wave of My Spirit, for it is indeed coming in like the tide. All you have to do to experience this moving of the Spirit is to be ready to receive, says the Lord.

Romans 8:5 For those who live according to the flesh set their minds on the things of the flesh, but those who live according to the Spirit, the things of the Spirit.

Ciri-Ciri Seteru Kristus

Dalam tulisannya di Filipi 3:19-21, Firman Tuhan menunjukkan ciri-ciri orang yang menjadi seteru salib Kristus. Bagaimanapun ada cirinya, sama ­seperti seorang anak-anak yang tidak menghargai jerih payah orang tuanya. ­Mereka ­tidak belajar rajin, sembarangan bergaul, tidak berprestasi, nakal dan lain ­sebagainya. Ciri dari orang yang menjadi seteru salib Kristus adalah, tuhan mereka ialah perut mereka, artinya perhatian utamanya tertuju kepada pemuasan daging. ­Inilah yang dimaksud oleh surat 1 Yohanes 2:16, sebagai keinginan daging. Kemuliaan ­mereka ialah aib mereka, maksud kalimat ini adalah hal-hal yang mestinya harus ­dipandang rendah dan memalukan masih tetap dilakukan dan dinikmati. Pikiran mereka ­semata-mata tertuju kepada perkara duniawi, maksudnya orang-orang yang ­memberi penghargaan lebih kepada barang dunia fana atau materi. Inilah orang-orang yang ­terjebak dalam belenggu keinginan mata dan keangkuhan hidup (1Yoh. 2:16). Pada dasarnya mereka yang menjadi seteru salib Kristus adalah mereka yang tidak menghargai nilai-nilai rohani atau berkat-berkat rohani dan ­menggantikan ­dengan penghargaannya kepada pemenuhan kebutuhan jasmani atau materi.

Ciri yang lain adalah mereka tidak menyadari dan menghayati ­bahwa ­kewargaan mereka adalah di dalam sorga. Dari situ juga menantikan Tuhan ­Yesus ­Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh mereka yang hina, ­sehingga ­serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat ­menaklukkan ­segala sesuatu kepada diri-Nya. Dalam hal ini betapa pentingnya ­untuk tetap terus ­menghayati dan menyadari bahwa kita sebagai orang percaya yang telah menjadi umat pilihan Allah telah terhisap bukan berasal dari dunia ini. Dalam tulisannya di Filipi 3:17-21, Paulus juga mengingatkan bahwa kita adalah warga ­sorga. Ini sama ­dengan pernyataan Tuhan Yesus bahwa kita bukan berasal dari ­dunia ini (Yoh. 17:16). Orang yang masih berstatus sebagai seteru salib Kristus ­tidak menyadari dan ­tidak ­menghayati status ini, sebab atmosfir berpikirnya ­masih dalam atmosfir ­dunia. ­Mereka adalah orang-orang kristen duniawi yang tidak ­pernah menjadi ­warga Kerajaan ­Sorga yang baik. Ironisnya mereka sudah merasa sebagai umat pilihan ­Allah yang akan diterima di kemah abadi. Padahal mereka tidak sungguh-­sungguh mendahulukan Kerajaan Allah di keseharian hidupnya. Jadi kalau Anda masih memiliki ciri seteru salib Kristus, maka hendaknya Anda segera bertobat dan mau diubahkan oleh Tuhan. Kesempatan ini barangkali tidak terulang lagi.

Mendahulukan kepentingan Kerajaan Allah, menjauhkan kita menjadi seteru salib Kristus.

Tuesday 26 June 2012

Romans 4:20

Refuse to allow disappointment or discouragement to undermine your faith. You must keep your faith strong if you are to receive what I have promised, says the Lord. Unbelief is your enemy.

Romans 4:20
He did not waver at the promise of God through unbelief, but was strengthened in faith, giving glory to God

Sunday 24 June 2012

2 Thessalonians 3:3

My child do not look at the circumstances as man sees, but look at the circumstances through eyes of faith. My Word is true and you can depend on every Biblical promise. Although the enemy would try to intimidate you in this hour, know that My power is far greater than his, if I am for You no one can be against you. I will protect you, provide for you and my presence is with You to assure you of my faithfulness to see you through your current challenge.

“But the Lord is faithful, who will establish you and guard you from the evil one.” 2 Thessalonians 3:3 NKJV

Saturday 23 June 2012

Ecclesiastes 10:10

Decisions Under Pressure

The pressure of people's desires is like a blaring horn that drowns out the gentle whisper of discernment. Refuse to make decisions under pressure! This is a seducing tactic of the enemy to force you out of Kingdom Flow by using guilt as a weapon. Recognize your responsibility to discern. Take the time necessary to quiet the noisy distractions and emotional manipulations. You will then be able to discern the insightful knowledge the Holy Spirit is revealing to your spirit. By this perfect counsel, you will go forth successfully and avoid painful pitfalls. Your personal refusal to pressure others is requisite for freedom to flow in discernment.

Ecclesiastes 10:10 If the ax is dull, and one does not sharpen the edge, then he must use more strength; but wisdom brings success.

Kaya Dalam Tuhan

Kita harus percaya bahwa semua yang kita lakukan memiliki dampak kekal. Bagi orang lain maupun bagi kita. Inilah cara mengumpulkan harta di sorga, harta abadi kita sendiri dan orang lain. Dengan cara demikian kita memperkaya diri kita di Kerajaan Allah Bapa dan memperkaya orang lain. Inilah yang ­dimaksud ­Firman ­Tuhan bahwa Tuhan  Yesus yang kaya menjadi miskin supaya kita yang miskin ­menjadi kaya (2 Kor. 8:9). Penderitaan-Nya memperkaya kita. Demikian pula kasih dan pengorbanan kita bagi orang lain memperkaya mereka. ­Memperkaya mereka untuk memperoleh bagian dalam Kerajaan Allah. Kemiskinan yang ­dialami oleh ­Tuhan Yesus bukanlah kemiskinan harta saja tetapi seluruh ­kemuliaan Ia ­tanggalkan. Hanya dengan cara demikian Ia bisa memberikan kemuliaan bagi kita. Kalau ­meneliti 2 Korintus dari ayat 1-7, pokok pembicaraan bukan pada ­masalah kekayaan jasmani. Bahkan jemaat Korintus dikatakan miskin dalam harta ­tetapi kaya dalam kemurahan. Kekayaan yang dimaksud adalah kaya dalam segala ­sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan ­untuk membantu, dan dalam kasih dan kaya dalam pelayanan kasih ini (2 Kor. 8:7), ­Jenis kekayaan ini adalah kekayaan yang membawa seseorang kepada kemuliaan di dalam ­Kerajaan-Nya. Jadi, adalah sangat keliru kalau kekayaan yang dimaksud di sini adalah harta dunia atau materi.

Kalau kekayaan di teks ini dipahami sebagai kekayaan duniawi maka ­keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus tidak akan pernah dialami. Fokus ­mereka menjadi meleset. Seharusnya dengan menerima keselamatan dalam Tuhan ­Yesus ­Kristus dan bertumbuh dalam keselamatan, mereka menjadi kaya dalam ­segala ­sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam ­kesungguhan ­untuk membantu, dan dalam kasih dan  kaya dalam pelayanan ­kasih. Kekristenan yang benar akan menggiring seseorang kepada kekayaan ini. Sangat disayangkan kalau ­seseorang memiliki keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus tetapi ternyata tidak ­memiliki kekayaan ini. Ada sesuatu yang salah dalam hidup ­kekristenannya. ­Kesalahan itu terletak pada pemahaman mereka mengenai keka­yaan yang salah, ­sehingga tidak ada usaha untuk berjuang untuk meraih berkat rohani yang ­tersedia dalam karya keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Biasanya mereka ­memandang keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai sarana untuk memperoleh ­pemulihan bagi pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata. Dengan hal ini Injil telah didevaluasi atau merosot nilainya

Keselamatan di dalam Yesus Kristus, lebih berharga dari harta di dunia ini.

Friday 22 June 2012

Strong Shoulder

Kita harus menerima bahwa proyek penyelamatan atas setiap orang di sekitar kita dipercayakan Tuhan kepada kita. Tentu tidak semua orang dipercayakan kepada kita, tetapi kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa orang yang kita temukan dalam hidup kita setiap hari adalah proyek Tuhan yang menjadi ­bagian kita. Di antara mereka adalah orang-orang yang menurut kita harus kita buang atau tidak pantas ada di sekitar kita karena merugikan, melukai atau kita pandang ­jahat dan membahayakan. Kalau seseorang dipercayakan kepada kita untuk kita ­selamat, maka kita harus setia menyelamatkannya, seberat apapun beban itu. ­Kalau Tuhan bisa mempercayakan proyek kecil kepada kita dan bisa ditunaikan dengan baik, maka Allah akan mempercayakan proyek yang lebih besar. Dalam hal ini kita harus belajar bertanggung jawab dari hal kecil. Daud tidak akan bisa dipercayai ­mengalahkan ­Goliat dan menjadi raja atas Israel raya, kalau tidak setia ­menggembalakan domba dan berani mempertaruhkan nyawanya untuk seekor dombanya. Rupanya Daud ­sudah berlatih bertarung dengan singa dan beruang, sebelum bertarung dengan Goliat. Dalam hal ini Daud bukan orang yang menjadi besar mendadak. Dia adalah anak panah yang dipertajam Tuhan melalui peristiwa kehidupan setiap hari, yang pada waktunya akan dilepaskan oleh Tuhan bagi kemuliaan-Nya.

Tuhan mencari orang-orang yang memiliki “strong shoulder” (bahu kuat) ­untuk bisa memikul salib yaitu keselamatan jiwa-jiwa yang dipercayakan ­Tuhan ­kepadanya. Ini sama dengan salib yang dipikul oleh Tuhan Yesus. Salib yang ­dipikul oleh Tuhan Yesus terdapat keselamatan semua jiwa manusia yang hidup di dunia ini. Ia ­memikul semua dosa dunia. Adalah kehormatan kalau Tuhan memberikan salib kepada kita masing-masing untuk kita pikul. Salib itu adalah penderitaan yang kita alami demi keselamatan orang lain, ini sama dengan bahwa salib adalah kantong yang memuat jiwa-jiwa yang akan dipindahkan ke Kerajaan Sorga. Bagi mereka yang tidak memiliki belas kasihan Tuhan, salib adalah siksaan, tetapi bagi mereka yang belajar memiliki belas kasihan Tuhan, salib adalah keindahan hidup dan ­kenikmatan yang mengandung kehormatan tiada tara. Bagi yang ­bersedia, ­hendaknya berani mohon kesempatan untuk mengambil bagian penderitaan ­Tuhan. Tuhan ­memberikan kita karunia bukan saja untuk percaya tetapi juga untuk ­menderita bagi Dia (Flp. 1:29). Kalau seseorang benar-benar memperoleh karunia untuk percaya, maka ia juga pasti mengenakan karunia menderita bagi Tuhan.

Setia dengan perkara yang kecil, maka Allah akan memberikan perkara yang besar.

Psalms 37:23

Watch for prime opportunities to move ahead in My progression for your life. There are things for which you have been set and chosen, and these things are not always earth shaking or life changing. They are simply things that will bring blessings to yourself and others as you move in the flow of seasons and events. Do not hesitate to do what comes your way, or to do what comes next. Do not be afraid, says the Lord, for I am directing your steps.

Psalms 37:23
The steps of a good man are ordered by the LORD, and He delights in his way.

Thursday 21 June 2012

Mengikatkan Diri Kepada Tuhan

Bagaimana kita bisa memiliki belas kasihan kepada orang lain? Kalau kita ­hidup dalam persekutuan dengan Tuhan terus menerus, maka kita akan ­menerima ­impartasi spirit dari Dia. Spirit itulah gairah yang ada pada diri Anak ­Allah yang Maha Agung. Inilah gairah anak Allah yang selalu melihat manusia ­berdosa ­dengan mata yang penuh belas kasihan. Dalam 1 Korintus 6:17 ­tertulis: “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia”. Pembahasan 1 ­Korintus 6:12-20 mengenai persekutuan dengan perempuan cabul. Kita bisa ­mengikatkan diri ­dengan Tuhan untuk menikmati Dia. Hal ini akan ­membuat seseorang menerima impartasi spirit. Orang yang bisa menikmati ­Tuhan adalah orang-orang yang sudah padam terhadap kesukaan dunia. Orang-orang yang sukacita jiwanya masih ­ditentukan oleh fasilitas materi dan hiburan ­dunia adalah orang-orang yang tidak setia, ­Alkitab sebut sebagai orang yang ­bercabul (Yun. moikhalides; μοιχαλίδες; pejinah). ­Dengan demikian orang yang masih ­mencintai dunia ini tidak bisa ­mengikatkan dirinya menjadi satu roh dengan Tuhan. Dengan demikian ia tidak bisa menerima ­impartasi spirit, sebagai akibatnya ia tidak akan pernah memiliki belas kasihan seperti yang Tuhan miliki. Jadi apa pelayanan pekerjaan Tuhan yang dikerjakan oleh orang-orang seperti ini? Tetapi faktanya tidak sedikit orang yang masih mencintai dunia ini mengambil bagian dalam pelayanan. Pelayanannya menjadi bisnis untuk suatu kepentingan, bukan bagaimana ­membawa jiwa-jiwa menjadi anak-anak Allah yang dilayakkan menjadi anggota keluarga ­Allah, sebab si pelayan sendiri belum layak menjadi anak-anak Kerajaan Sorga.

Orang-orang yang belum mengikatkan dirinya menjadi satu roh dengan ­Tuhan belum memiliki api Tuhan dalam dirinya. Api pelayanan yang ­dimiliki adalah api ­asing yang pasti belum memuaskan hati Allah. Sekilas pelayan ­seperti itu bisa ­melayani Tuhan dengan baik dan bisa dirasakan oleh orang lain ­sebagai seorang yang berhati baik, tetapi sebenarnya ia belum mengekspresikan ­perasaan Tuhan. Padahal yang ideal yang dikehendaki oleh Allah adalah melayani ­Tuhan ­dengan hati ­Tuhan. Kalau belum melayani dengan hati Tuhan, masih ada ­motivasi yang ­tidak bersih. Kualitas pelayanannya masih rendah dan masih ­rentan. Bila ­melayani dengan hati Tuhan maka pelayan Tuhan tersebut akan dibuat ­memahami ­rencana-rencana ­Tuhan secara tepat. Dengan hal itu pekerjaan Tuhan akan ­bergulir sesuai dengan program Tuhan secara akurat. Jiwa-jiwa benar-benar ­dipindahkan ke Kerajaan-Nya.

Pelayanan yang menyenangkan hati Tuhan adalah membawa jiwa-jiwa berdosa ke dalam karya keselamatan-Nya.

Wednesday 20 June 2012

Memikul Beban Orang Lain

Untuk bisa memandang manusia di sekitar kita seperti Allah ­memandang, ­sehingga bisa mengasihi mereka sesuai dengan kehendak Allah. Kita ­harus ­mengenakan belas kasihan Tuhan atas mereka. Belas kasihan yang kita ­kenakan ­bukanlah perasaan sentimentil manusiawi, tetapi belas kasihan Tuhan. ­Bagaimana kita ­bisa mengenakan belas kasihan Tuhan? Pertama kita harus menghayati bagaimana Tuhan telah memberikan belas kasihan-Nya kepada kita. ­Bagaimana kita bisa ­mengerti bahwa kita menerima belas kasihan-Nya? Kalau kita ­mengerti ­kekudusan Allah yang hebat, kasih dan pengorbanan-Nya yang luar ­biasa, ­sementara kita ­betapa rusak dan hinanya. Hal ini bisa dialami dan dihayati ­kalau ­seseorang mengerti ­kebenaran ­Firman Tuhan. Jadi, kalau seseorang tidak memiliki ­pemahaman yang cukup terhadap kebenaran Firman-Nya,  tidak akan memahami belas kasihan Tuhan. Dengan demikian sulitlah seseorang ­untuk menaruh belas kasihan kepada orang lain dengan belas kasihan Allah. Kasihnya ­kepada orang lain dan kepada ­Tuhan sangat terbatas.

Seperti Tuhan memberi pengampunan kepada kita, maka kita juga ­harus ­mengampuni orang lain, demikian pula sebagaimana kita telah menerima ­belas ­kasihan dari Tuhan, maka patutlah kita juga memberi belas kasihan kepada orang lain. Hal ini sangat penting, sehingga dalam Doa Bapa Kami hal ­mengampuni ­sesama menjadi landasan pengampunan dari Tuhan. Seseorang tidak akan ­menerima pengampunan kalau tidak mengampuni sesamanya. Seorang harus ­mengalami nilai pengampunan dari Tuhan baru bisa mengampuni sesamanya ­dengan benar, ­demikian pula seseorang harus mengalami dan menghayati belas ­kasihan Tuhan barulah bisa membelas kasihani orang lain. Sehingga hal ­mengampuni sesama dan membelas ­kasihan orang lain adalah irama hidup yang tidak perlu dipaksakan ­untuk dilakukan. Membelas kasihani orang lain adalah kebutuhan bukan sebagai kewajiban, sehingga kita bisa menikmatinya. Seperti seorang anak gadis remaja usia 13 tahun menggendong adiknya yang cacat sudah usia 5 tahun di ­punggungnya. ­Ketika orang bertanya apakah ia tidak kelelahan menggendong adiknya yang ­sudah besar dan ­berat, ia mengatakan tidak berat sebab ia menikmatinya. Anak ­gadis ini tahu apa yang dilakukan itu, selain meringankan penderitaan adiknya juga ­menyenangkan orang tuanya. Baginya menggendong adiknya bukan ­sebagai ­kewajiban tetapi ­sebagai kebutuhan jiwanya. Hal ini sama dengan sikap kita ­terhadap orang lain yang harus dibelaskasihani.

Membagi kasih merupakan kebutuhan, bukan kewajiban.

Tuesday 19 June 2012

Hebrews 3:14

Be strong and stay steady as you move from one thing to the next. I didn't promise that it would be easy, but I did promise that I would be with you and not forsake you. There will be times when you just need to be quiet; an emotional meltdown will not serve your best interests, says the Lord. Trust Me for wisdom and direction. I will indeed point the way and protect you on the way.

Hebrews 3:14 For we have become partakers of Christ if we hold the beginning of our confidence steadfast to the end.

Memandang Orang Lain

Untuk bisa memandang manusia di sekitar kita seperti Allah memandang ­sehingga bisa mengasihi mereka sesuai dengan kehendak Allah, kita tidak boleh menuntut orang bersikap seperti yang kita inginkan. Hendaknya kita tidak mematok dan memaksa orang untuk memiliki standar seperti yang kita inginkan. Memang kita harus menjadi berkat untuk membawa orang ke level kehidupan yang pantas menjadi anak-anak Kerajaan Allah atau paling tidak masuk dunia yang akan datang. Tetapi hendaknya kita tidak memaksa mereka untuk itu. Tuhan saja ­memberi pilihan bebas, siapakah kita merasa berhak memaksa orang untuk ­mengambil suatu keputusan. Kita harus ingat, bahwa untuk mencapai suatu level tertentu kita juga ­harus melalui proses yang panjang dan melelahkan. Jadi, kalau mereka belum ­sampai level yang telah kita capai kita harus berbesar hati. Sikap kasar dan memaksa bisa mengakibatkan kita kehilangan mereka untuk selamanya. Kita juga harus menerima kenyataan adanya orang-orang yang lambat bertumbuh ­sampai pada level tidak bisa diubah lagi, seperti istri Lot yang telah menjadi tiang garam. Seperti Tuhan merelakan dan membiarkan istri Lot gagal, demikian pula kita harus rela kalau harus ada yang tidak bisa diubah lagi.

Menghadapi orang-orang yang menurut kita tidak berlaku benar, kita ha­rus ­memandang dan memperlakukan mereka sebagai orang-orang sakit. Mereka adalah orang-orang yang dikatakan Tuhan Yesus ”tidak tahu apa yang mereka per­buat”. Kita harus tetap berusaha mencelikkan mata mereka bukan hanya melalui perkataan tetapi dengan perbuatan. Tindakan kasih akan menjadi sengatan kuat yang dapat menyadarkan mereka dari keadaan mereka yang sangat membahayakan. Kalau ­hanya kata-kata nasihat apalagi omelan, maki-makian sumpah serapah, kritik tajam dan pedas akan makin membuat mereka semakin jauh dari keselamatan.

Biasanya mata manusia memandang manusia lain dengan mata haus ­untuk ­memanfaatkan. Itulah sebabnya banyak orang hanya mau berurusan dengan orang yang menguntungkan dirinya. Inilah orang-orang yang bersikap oportunis; hanya mencari keuntungan bagi dirinya, tanpa mempertimbangkan kerugian atau nasib orang lain. Memandang manusia di sekitar kita harus berprinsip bahwa mereka ­bukan orang-orang yang boleh menjadi obyek manipulasi atau obyek pemerasan. Mereka adalah obyek kasih Allah melalui hidup kita. Mereka adalah saudara-­saudara yang untuk mereka Tuhan bisa memerintahkan menyerahkan ­nyawa kita.

Kita harus mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan, seperti kasih Kristus.

Monday 18 June 2012

Proverbs 2:1-5

Reach beyond where you have been. I want to expand your understanding, awareness, and spiritual experience, but you must cooperate in this opportunity for growth by choosing to yield to My work in you. Prepare to experience greater light and clarity, which will give you a sense of higher purpose, says the Lord.

Proverbs 2:1-5 My son, if you receive my words, and treasure my commands within you, so that you incline your ear to wisdom, and apply your heart to understanding; Yes, if you cry out for discernment, and lift up your voice for understanding, if you seek her as silver, and search for her as for hidden treasures; then you will understand the fear of the LORD, and find the knowledge of God

Cara Memandang Sesama

Dalam hidup kita sebagai anak-anak Allah, Tuhan mengajar kita ­memandang manusia lain seperti Tuhan memandang. Hal ini merupakan langkah-­langkah nyata menerapkan kasih kepada sesama. Itulah sebabnya orang percaya ­harus ada di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai lingkungan. Dari anggota ­keluarga sendiri, keluarga besar sampai masyarakat luas, masyarakat kelas bawah sampai atas, dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Dari yang rohani dan yang saleh sampai kepada yang tidak bermoral, dari ­mereka yang menguntungkan sampai kepada yang merugikan, dari yang mengasihi kita sampai kepada yang membenci, dari yang setia dan yang berkhianat dan lain ­sebagainya. Meninggalkan keramaian menjauhi manusia lain dan pergaulan untuk bisa ­menyepi di tempat terpencil merupakan usaha untuk melarikan diri dari kehidupan ­normal adalah sikap pengecut yang tidak membuat seseorang memiliki keunggulan sebagai manusia yang memanusiakan orang lain. Biasanya mereka berpendirian  bahwa ­dengan melakukan hal tersebut mereka memiliki hubungan yang eksklusif ­dengan allah yang disembah dan menjadi manusia yang unggul. Justru ­keunggulan ­seseorang adalah ketika bergaul dengan manusia lain dan menjadikan manusia lain sebagai sesamanya seperti yang Tuhan Yesus ajarkan; mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Bagaimana kita bisa memandang manusia seperti Allah memandang? Ha­rus dimulai dari pengertian kita mengenai kenyataan bahwa Allah menaruh roh yang berasal dari Dia dalam diri setiap insan. Sejatinya semua manusia yang memi­liki roh dari Allah adalah anak-anak Allah. Tetapi karena dosa manusia telah ­tidak ­memiliki karakter seperti Bapa. Inilah yang menjadi pertimbangan awal. ­Bukan tanpa ­alasan kalau Tuhan mengingini roh yang ada dalam diri manusia ­dengan cemburu atau dengan sangat kuat. Allah mengingini roh tersebut dimaksudkan agar tidak ­terseret ke dalam api kekal. Oleh karena itu Allah Bapa mengutus putra tunggal-Nya untuk menyelamatkannya. Hal ini menunjukkan betapa mahal harga roh ­manusia. ­Nilai tinggi ini harus disadari sepenuh oleh orang percaya dan orang percaya berjalan sepikiran dan seperasaan dengan Allah Bapa yang mengupayakan keselamatan ­mereka. Kalau seseorang menyadari nilai hidup manusia ini, maka ia akan rela ­mengorbankan apapun demi keselamatannya. Dan ternyata apapun yang kita ­korbankan tidak ada artinya dibanding dengan nilai manusia itu. Itulah ­sebabnya  beribu-ribu malaikat di Sorga bersukacita atas satu jiwa yang bertobat.

Kita harus memandang sesama dengan kerinduan agar mereka beroleh keselamatan di dalam Yesus.

Sunday 17 June 2012

Hidup di dalam Tuhan

Dalam Roma 8:1, tertulis bahwa tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus. Karena pernyataan ini dipahami secara ­dangkal maka banyak orang kristen yang sudah merasa tidak menghadapi penghakiman lagi, ­sehingga mereka hidup sembrono. Ya memang benar sudah tidak ada ­penghukuman lagi tetapi hanya mereka yang ada di dalam Kristus. Apa yang ­dimaksud dengan “ada dalam Kristus”? Sebenarnya teks bahasa Indonesia ini belum lengkap jika hanya ditinjau dari terjemahan Yunani versi Novum testamentum Graece (BGT). ­Rupanya Alkitab kita tidak sama dengan terjemahan King James Version (KJV) yang tidak diambil dari terjemahan bahasa Yunani versi ini. KJV mengambil ter­jemahan dari versi lain yang juga menjadi standar yaitu versi Byzantine Greek New Tastament (BYZ). Ada tambahan kalimat : me kata sarka peripatousin, alla pneuma ;  μὴ κατὰ σάρκα περιπατοῦσιν, ἀλλὰ κατὰ πνεῦμα. (Rm. 8:1): There is therefore now no ­condemnation to them which are in Christ Jesus, who walk not after the flesh, but after the Spirit. Ada tambahan yang tertulis: “tidak berjalan menurut daging tetapi menurut roh”. Tambahan kalimat ini sangat berarti, sebab kalimat ini menjelaskan bahwa orang yang hidup di dalam Kristus adalah mereka yang berjalan menurut roh bukan menurut daging. Kalau seseorang masih hidup menurut daging, maka ia belum hidup menurut roh. Itulah sebabnya dikatakan di dalam Roma 8:14 bahwa semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

Dengan penjelasan di atas ini, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ­sederhana untuk bisa hidup di dalam Kristus. Seorang yang hidup di dalam ­Kristus harus terus menerus belajar mematikan keinginan daging artinya ­keinginan yang ­tidak sesuai dengan kehendak Allah dan berusaha mengerti kehendak Roh ­Allah. ­Untuk ini ­seseorang harus mengerti kebenaran Firman Tuhan, mengalami ­pembaharuan ­pikiran setiap hari, menjadi tidak sama dengan dunia ini sehingga ­memiliki ­kepekaan untuk mengerti apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam hidupnya. Itulah sebabnya kita ada di gereja guna belajar Firman ­Tuhan, ­supaya kita mengalami ­pembaharuan pikiran, tidak sama dengan dunia dan ­menjadi peka ­terhadap ­kehendak Allah. Kalau sudah mengerti kehendak ­Tuhan pasti berbuat ­sesuatu bagi Tuhan. Dengan hal ini maka secara otomatis keinginan daging akan dapat lebih mudah dipadamkan secara bertahap dan ­makin bisa hidup sesuai ­dengan kehendak Allah. Dengan hal ini nyata bahwa seseorang hidup di dalam Tuhan.

Hidup sebagai anak-anak Allah harus berjalan mengikuti keinginan Roh.

Galatians 5:16

Release yourself from all frustration and irritation. The things that haven't worked out the way you hoped they would were for the purpose of a course correction. You will gain some much needed wisdom from recent events that had the potential for disappointment and discouragement. Forgive yourself and others, and ask Me for wisdom. I will provide not only wisdom but direction and guidance. Trust me to keep you in the flow of My Spirit, says the Lord.

Galatians 5:16 I say then: Walk in the Spirit, and you shall not fulfill the lust of the flesh.

Matthew 11:28-30

Come into My presence to receive healing and restoration from the demands on your time and energy. I am your source of life and strength, and you must take the time to come to Me to be refreshed and renewed. Resist the temptation to try to find natural remedies to a spiritual condition. Let Me help carry your burdens and make the load lighter, says the Lord.

Matthew 11:28-30 "Come to Me, all you who labor and are heavy laden, and I will give you rest. Take My yoke upon you and learn from Me, for I am gentle and lowly in heart, and you will find rest for your souls. For My yoke is easy and My burden is light."

Psalm 18:35-36

I see your difficulties and struggles. In fact, I am well aware of every detail of your life, says the Lord. And, I tell you the truth, you can trust Me to bring you through these harsh circumstances safely and in victory. All you need to do is maintain your faith and keep your focus. I will not leave you desolate. Let Me lead you through the maze of uncertainty and problematic situations. Know that I am for you and with you.

Psalm 18:35-36 You have also given me the shield of Your salvation; Your right hand has held me up, Your gentleness has made me great. You enlarged my path under me, so my feet did not slip

Deuteronomy 27:3

You have come to this point in your walk with Me many times, but have stopped short of the fullness of what I have prepared for you. This is very much like crossing the river into the promised land. The land has already been given to you, but you must take it. Will it take effort? Yes. Will it be a fight to overcome the enemy? Yes. Will it be worth it? Yes. Put aside your fears and trepidation, and trust Me that I will strengthen you for the journey and be with you in the fight, says the Lord.

Deuteronomy 27:3 ... when you have crossed over, that you may enter the land which the LORD your God is giving you, ‘a land flowing with milk and honey,’ just as the LORD God of your fathers promised you.